Pria yang sangat mencintai pesawat akhirnya mewujudkan impiannya. Dia bikin simulator pesawat Boeing 737 di garasi.
Melansir Fox News, Sabtu (2/3/2024), adalah Alberto Paduanelli, pria dengan dua anak berumur 43 tahun yang berhasil membuat simulator pesawat dengan waktu tiga tahun. Bekerja sebagai auditor perangkat medis di Hampshire, Inggris, tak membuatnya kehilangan passion-nya di dunia penerbangan.
Paduanelli berhasil menyelesaikan simulator penerbangan dengan ukuran yang asli, sesuatu yang ingin dia lakukan selama lebih dari 20 tahun.
Berbicara kepada SWNS, ia mengaku hasrat untuk bepergian dan khususnya penerbangan telah dimulai bahkan sejak umur tiga tahun.
"Saya ingat (ketika) saya berusia tiga tahun, paman saya datang mengunjungi kami, karena dia adalah seorang pilot untuk militer Italia," kata dia.
"Dia membawakan saya dan saudara laki-laki saya, sebagai hadiah, sebuah disket kecil, yang berisi game simulator penerbangan ini," ia melanjutkan.
Ia mengaku jatuh cinta dengan permainan ini. Itu karena memungkinkannya untuk di dalam kokpit pesawat secara virtual dan menggerakkan pesawat.
"Itu adalah pertama kalinya saya melihat sesuatu seperti itu, dan entah mengapa, itu sangat menarik," katanya.
Paduanelli menyebut itulah awal mula ia membuat teknologi sebagai jalur karier. Menurutnya, kemajuan simulator saat ini menarik, tetapi ada hal-hal yang menurutnya hilang.
"Semakin banyak simulator dari berbagai perusahaan yang keluar (di) pasar umum, dan prosesnya sama: Instal game di PC, sambungkan joystick, dan terbang," katanya.
"Meskipun selama bertahun-tahun, simulasi dan kontrol semakin realistis (dan) Anda tidak pernah merasa seperti pilot sungguhan, karena yang Anda miliki hanyalah joystick dan keyboard," ujar dia.
Hingga akhirnya, pada tiga tahun lalu selama masa lockdown COVID-19, Paduanelli mulai mewujudkan mimpinya. Menariknya, kedua putranya yang berusia sepuluh dan tujuh tahun juga disebut turut membantunya.
Karyanya kendati hanya digarasi, tetapi menghabiskan dana sekitar USD 140 ribu atau sekitar Rp 2,2 miliar.
"Pembangunannya membutuhkan pengetahuan elektronik, mekanik, konstruksi, jaringan, kalibrasi (dan) perangkat lunak tingkat tinggi," katanya.
Paduanelli mengatakan bahwa ia merasa gelar sarjananya terbayar selama proses tersebut. Tetapi menurutnya itu bukanlah tugas yang mudah.
"Saya mengalami titik terendah, jarang sekali mengalami titik tertinggi, hal ini menghebohkan sampai-sampai suatu hari saya hampir berhenti karena berpikir bahwa saya mengejar mimpi yang mustahil, atau mungkin saya mencoba melakukan sesuatu yang lebih besar daripada saya," katanya.
Selain berhasil mewujudkannya, simulasi ini bahkan telah diuji coba oleh para kapten yang bekerja untuk British Airways dan Ryanair. Mereka menyebut bahwa ciptaannya disebut sangat mengesankan.
"Kapten British Airways mengatakan bahwa simulator ini melebihi ekspektasi. Dia bahkan mengatakan kepada saya bahwa simulator saya memiliki lebih banyak modul daripada pesawat sungguhan," katanya.
Paduanelli berencana untuk menghabiskan waktu lebih lagi untuk meneliti simulator buatannya itu. Dia juga berharap suatu saat dapat menjadikan kreasinya sebagai simulator praktik bagi para pilot.
Simak Video "Video: 4 Orang Tewas Akibat Pesawat Jatuh di Bandara London Southend"
(wkn/fem)