Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali digelar. Di sini, traveler dapat merasakan nuansa Tionghoa dan mempelajarinya.
Pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2024 di Kampung Bintaran berlangsung meriah. Mengangkat tema Lestari Budaya bagi Negeri, PBTY kali ini bertempat di bangunan Perkumpulan Budi Abadi atau Hoo Hap Hwee di Bintaran Wetan, Gunung Ketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta.
Pada tahun-tahun sebelumnya, PBTY bertempat di Kampung Ketandan. Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan PBTY adalah salah satu kekayaan kearifan lokal Yogyakarta. Ada akulturasi budaya yang tersaji dalam gelaran ini, yaitu tradisi Tiongkok dengan budaya Jawa khususnya Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PBTY ini sebagai momen untuk belajar berbagi dan merayakan kekayaan budaya yang dimiliki Jogja dengan isi dan ragamnya. Pemicu membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap keberagaman budaya Tiongkok dan Jogja," kata Aris saat pembukaan PBTY 2024 di Gedung Hoo Hap Hwee, Bintaran Wetan, Senin (4/3/2024) malam.
PBTY 2024, kata Aris, tak sekadar tentang perayaan Tahun Baru Imlek 2775, tapi juga tentang perjalanan akulturasi dua budaya yang saling mengisi dan menjadi salah satu kearifan lokal di Yogyakarta.
Aris juga mengapresiasi pemilihan tema Lestari Budaya bagi Negeri. Menurutnya tema ini berbicara tentang indahnya kekayaan budaya nusantara.
"Event kali ini juga lebih menekankan sisi edukasi, berupaya menemukan masa lalu, masa kini, dan masa depan melalui berbagai komponen. Ini sebagai langkah awal dalam perjalanan panjang melestarikan dan menghormati kebudayaan," ujar Aris.
Ketua PBTY 2024, Ernest Lianggar Kurniawan mengatakan PBTY tahun ini mengalami perubahan. Tak hanya tempatnya, tapi juga konsep sajian penyelenggaraannya. Fokusnya adalah edukasi tentang akulturasi budaya Tiongkok dan Jogja.
Walau begitu, Ernest memastikan esensi PBTY tetap sama, yaitu merayakan tahun baru Imlek rutin setiap tahun. Untuk tahun ini peralihan dari Kelinci Air ke Naga Kayu.
"Tidak lagi menonjolkan kesenian, namun lebih kepada sisi edukasi. Ada beberapa ruang yang dihadirkan dalam PBTY 2024, fungsinya sebagai museum dan juga ruang pameran yang menampilkan beragam kebudayaan Tionghoa," ujarnya.
Tak hanya pameran, wujud edukasi juga hadir dalam sarasehan. Salah satu temanya membahas batik peranakan, mulai dari sejarah munculnya motif batik peranakan yang tetap eksis hingga saat ini.
Ernest menambahkan, pada ruang-ruang pamer juga menampilkan budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat. Sebut saja barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, dan masih banyak budaya lainnya.
"Kami hadirkan beberapa budaya yang mungkin belum semua masyarakat tahu. Seperti Barong Selatan atau Pekingsai, karena selama ini yang diketahui cuma Barong Utara atau Barongsai," ungkap dia.
PBTY 2024 berlangsung hingga 10 Maret 2024. Selain pameran artefak dan edukasi, ada pula sajian kuliner. Lokasinya berada di sisi Utara bangunan Hoo Hap Hwee.
___________
Artikel ini telah tayang di detikJogja
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk