Pemerintah Malaysia masih terus berupaya untuk menemukan pesawat MH370 Malaysia Airlines. Terbaru, mereka akan bekerja sama dengan perusahaan robotika dari Amerika Serikat.
Menyitir ABC News, Kamis (7/3/2024), pemerintah Malaysia pada hari Minggu lalu mengatakan bahwa mereka mungkin akan memperbarui perburuan MH370 yang membawa 239 penumpang.
Itu setelah sebuah perusahaan robotika kelautan Amerika Serikat yang mencoba menemukan pesawat tersebut pada tahun 2018 mengusulkan pencarian baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan robotika kelautan AS, Ocean Infinity, mengambilalih pencarian pada Januari 2018 di bawah kontrak yang menyatakan bahwa jika tidak ada temuan, maka tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh Malaysia.
Mereka berfokus pada area di sebelah utara pencarian sebelumnya yang diidentifikasi oleh studi hanyutnya puing-puing. Namun, pencarian itu berakhir beberapa bulan kemudian tanpa hasil.
Salah satu alasan mengapa pencarian ekstensif seperti itu gagal menghasilkan petunjuk adalah karena tidak ada yang tahu persis di mana mencarinya.
Samudra Hindia adalah samudra terbesar ketiga di dunia, dan pencarian dilakukan di area yang sulit, di mana para pencari menghadapi cuaca buruk dan kedalaman rata-rata sekitar 4 kilometer.
Tidak umum bagi pesawat untuk menghilang di laut dalam, tetapi ketika terjadi, jenazahnya sangat sulit ditemukan. Selama 50 tahun terakhir, puluhan pesawat telah hilang, menurut Aviation Safety Network.
Pemerintah Malaysia secara konsisten mengatakan bahwa mereka hanya akan melanjutkan pencarian jika ada bukti baru yang kredibel.
Saat ini mereka sedang mempertimbangkan proposal Ocean Infinity untuk melakukan pencarian baru dengan teknologi baru, meskipun tidak jelas apakah perusahaan tersebut memiliki bukti baru tentang lokasi pesawat.
Banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarganya dalam peristiwa hilangnya pesawat tersebut tetap gigih mencari jawaban. Mereka berpendapat bahwa misteri ini harus dipecahkan, tidak hanya untuk penyelesaian pribadi tetapi juga untuk mencegah bencana di masa depan.
Bencana ini juga telah membantu meningkatkan keselamatan penerbangan. Mulai tahun 2025, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional akan mengamanatkan bahwa pesawat jet harus membawa perangkat yang akan menyiarkan posisinya setiap menit jika mengalami masalah.
Sehingga, pihak berwenang dapat menemukan lokasi pesawat jika terjadi bencana. Perangkat ini akan aktif secara otomatis dan tidak dapat dimatikan secara manual.
Namun, aturan ini hanya berlaku untuk pesawat-pesawat jet baru, bukan untuk ribuan pesawat lama yang masih beroperasi.
Satu dekade yang lalu pada tanggal 8 Maret, sebuah penerbangan Malaysia Airlines menghilang tanpa jejak. Ini menjadi salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour