MH370 menghilang satu dekade yang lalu. Inilah fakta-fakta tentang salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan itu.
Menyitir ABC News, Kamis (7/3/2024), penerbangan Malaysia Airlines menghilang tanpa jejak pada 8 Maret 2014. Para penyelidik masih belum mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada pesawat dan 239 penumpangnya.
Dikabarkan bahwa pemerintah Malaysia pada hari Minggu mengatakan kemungkinan akan memperbarui perburuan MH370. Itu setelah sebuah perusahaan robotika kelautan Amerika Serikat mencoba menemukannya pada tahun 2018 telah mengusulkan proposal pencarian yang baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencarian besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai negara di Samudra Hindia bagian selatan, tempat pesawat itu diyakini jatuh, tidak menemukan apa-apa. Selain beberapa serpihan kecil yang kemudian terdampar di pantai, tidak ada mayat atau puing-puing yang ditemukan.
Pesawat Boeing 777 itu menghilang dari radar pengawas udara 39 menit setelah meninggalkan Kuala Lumpur dalam perjalanan menuju Beijing pada 8 Maret 2014.
Pilot mengirimkan panggilan radio terakhir ke Kuala Lumpur sebelum meninggalkan Malaysia, "Selamat Malam Malaysia Tiga Tujuh Nol", namun gagal untuk melakukan check-in dengan pengawas lalu lintas udara di Ho Chi Minh City ketika pesawat melintasi wilayah udara Vietnam.
Beberapa menit kemudian, transponder pesawat yakni sistem komunikasi yang mentransmisikan lokasi pesawat ke pengendali lalu lintas udara diketahui mati.
Radar militer melihat pesawat berbalik arah dan melintas di atas Laut Andaman sebelum menghilang. Lalu, data satelit menunjukkan bahwa pesawat terus terbang selama berjam-jam, mungkin sampai kehabisan bahan bakar.
Pencarian termahal
Pesawat tersebut diyakini jatuh di bagian terpencil di Samudra Hindia bagian selatan.
Teori tentang apa yang terjadi di dalam pesawat berkisar dari pembajakan, hilangnya oksigen di kabin, hingga mati listrik. Namun, tidak ada panggilan darurat, tidak ada permintaan tebusan, cuaca buruk, atau bukti kegagalan teknis.
Penyelidik keselamatan Malaysia menyatakan semua penumpang bersih dalam laporan tahun 2018, tetapi tidak mengesampingkan gangguan yang melanggar hukum.
Karena, pemerintah Malaysia mengatakan bahwa seseorang dengan sengaja memutuskan komunikasi dengan darat dan mengalihkan pesawat.
![]() |
Pesawat tersebut mengangkut 227 penumpang, termasuk lima anak kecil, serta 12 awak pesawat. Sebagian besar penumpang berasal dari China, namun ada juga yang berasal dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, Indonesia, Prancis, dan Rusia.
Puluhan kapal dan pesawat dari berbagai negara memulai pencarian di antara Malaysia dan Vietnam di Laut Cina Selatan, sebelum bergerak ke Laut Andaman dan Samudra Hindia.
Australia, bersama Malaysia dan China, kemudian memimpin pencarian bawah laut terbesar dan termahal yang pernah dilakukan, mencakup sekitar 120.000 kilometer persegi hingga ke dasar laut di lepas pantai barat Australia, menggunakan pesawat terbang, kapal yang dilengkapi dengan sinyal sonar, dan kapal selam robot.
Kapal-kapal pencari mendeteksi sinyal ultrasonik yang mungkin berasal dari kotak hitam pesawat dan bangkai kapal yang diyakini sebagai kapal dagang abad ke-19, tetapi tidak pernah menemukan pesawat tersebut.
Pada bulan Juli 2015, sebuah potongan yang kemudian dikonfirmasi sebagai flaperon dari penerbangan MH370 ditemukan di Pulau Reunion Prancis di Samudra Hindia bagian barat, bukti kuat pertama bahwa MH370 mengakhiri penerbangannya di Samudra Hindia.
Beberapa puing lainnya kemudian ditemukan terdampar di pantai timur Afrika. Pencarian dihentikan pada Januari 2017.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional