Pesawat LATAM Airlines tujuan Selandia Baru sempat terjun bebas dan membuat puluhan orang cedera. Investigasi dilakukan dan berfokus ke pergerakan kursi kokpit.
Melansir ABC, Kamis (14/2/2024), pergerakan kursi dek penerbangan dilaporkan menjadi fokus utama dalam penyelidikan atas menukiknya pesawat LATAM Airlines yang terjadi Senin (11/3/2024).
Perwakilan maskapai mengatakan bahwa pesawat tiba-tiba turun karena kesalahan teknis sebelum stabil. Insiden itu membuat 50 penumpang dan kru terlempar ke sekeliling kabin.
Kantor berita Reuters mempublikasikan dugaan rincian dalam investigasi yang bocor ke media Air Current.
Menurut seorang pejabat senior keselamatan penerbangan yang diberi pengarahan terkait insiden itu, laporan tersebut mengatakan bahwa pergerakan kursi kokpit disebabkan oleh pilot, bukan karena disengaja.
"Pergerakan kursi menyebabkan sudut hidung pesawat mengarah ke bawah," kata laporan Air Current, mengutip sumber anonim lain yang menambahkan kemungkinan korsleting listrik juga sedang ditinjau.
ABC telah memperoleh informasi yang sesuai dengan laporan ini, meskipun tidak dapat diverifikasi secara independen.
Artikel Air Current yang ditulis oleh jurnalis penerbangan Jon Ostrower, menjelaskan bagaimana kursi pilot di pesawat 787 bisa digerakkan, termasuk melalui sebuah tombol di bagian belakang kursi.
"Setiap kursi dapat digerakkan dengan dua cara yang berbeda. Salah satunya adalah melalui sakelar di sisi kursi yang dapat dimanipulasi untuk menggerakkan kursi di sepanjang lintasan saat pilot duduk," demikian bunyi berita tersebut.
"Rangkaian kontrol kedua di bagian belakang kursi di bawah sandaran kepala biasanya digunakan untuk menggerakkan kursi agar pilot dapat mengaksesnya saat kursi dalam posisi siap terbang dekat dengan kontrol. Sakelar-sakelar tersebut tertutup dan merupakan bagian dari pelindung belakang kursi," sambung berita itu.
Di sebuah video YoutTube, terlihat contoh dek penerbangan pesawat Boeing yang menunjukkan sakelar tersebut dapat digunakan untuk menggerakan kursi ke depan dan ke belakang.
Namun, LATAM Airlines belum menanggapi pertanyaan ABC mengenai bagaimana kemungkinan pergerakan kursi itu terjadi.
Maskapai ini mengatakan kepada Reuters bahwa mereka terus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mendukung penyelidikan. Mereka juga mengatakan bahwa tidak tepat untuk mengomentari spekulasi apa pun.
Sementara itu, penumpang Brian Joket mengatakan kepada ABC bahwa seorang pilot mengaku bahwa 'alat pengukurnya kosong'. Tetapi, sumber Air Current melaporkan bahwa hal itu bukanlah fokus utama penyelidikan.
Kepala penerbangan di Central Queensland University sekaligus mantan pilot berpengalaman 40 tahun, Profesor Doug Drury, mengatakan bahwa dia tidak menepis laporan terkait adanya kemungkinan kerusakan listrik. Namun ia menyebut ada bukti utama yang hilang.
"Ada terlalu banyak variabel di sini karena kokpit yang kosong dan mematikan autopilot adalah masalah utama dalam pikiran saya dan kursi yang bergerak maju tanpa pilot (yang berarti) menyebabkan peristiwa itu, ada sedikit informasi yang hilang di sana," katanya.
"Jika itu bukan kegagalan listrik, maka satu-satunya hal lain yang dapat menyebabkan hal itu adalah pelepasan sistem autopilot dan seseorang menabrak kontrol ke depan. Kotak hitam akan dapat membantu para penyelidik dalam hal ini," sambungnya.
Otoritas Selandia Baru menyita perekam suara dan data kokpit pesawat atas nama otoritas Chili pada Selasa (12/2/2024). Dr Drury menjelaskan bahwa mikrofon dek penerbangan dirancang untuk menangkap suara yang paling lembut sekalipun. Jadi, jika ada pengaturan di bagian belakang kursi yang telah diatur, maka suara itu akan tertangkap.
"Dalam sesuatu yang sederhana seperti mengangkat penutup itu, ada mikrofon di seluruh dek penerbangan untuk menangkap semua suara-suara ini dan itu akan muncul dalam penyelidikan," katanya.
Karena insiden ini terjadi di wilayah udara internasional dan LATAM adalah maskapai penerbangan Chili, maka pihak berwenang Chili yang memimpin penyelidikan.
Sorotan terhadap Boeing
Dirección General de Aeronáutica Civil mengatakan kepada Reuters bahwa penyelidikan baru saja dimulai dan para penyelidiknya telah tiba di Selandia Baru.
Di sisi lain, Boeing yang belakang tengah menjadi sorotan akan merilis pesan kepada operator 787 terkait insiden ini. Namun, mereka menolak untuk mengomentari laporan tersebut. Dalam sejumlah publikasi tentang 787 Dreamliner, Boeing kerap mengunggulkan kursi ini.
"Kenyamanan pilot yang akan mengoperasikan 787 selama beberapa dekade mendatang juga menjadi pertimbangan tim perancang. Kursi pilot dirancang untuk meningkatkan kenyamanan, dengan kemampuan penyesuaian tambahan," demikian tertulis dalam materi tersebut.
Simak Video "Video: Turki Bakal Denda Penumpang yang Berdiri Sebelum Pesawat Berhenti"
(wkn/fem)