Ridwan Kamil: IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ridwan Kamil: IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi

Antara - detikTravel
Jumat, 15 Mar 2024 10:11 WIB
Kurator Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Ridwan Kamil (Kurniawan F/detikcom)
Kurator Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Ridwan Kamil (Kurniawan F/detikcom)
Jakarta -

Kurator Ibu Kota Nusantara (IKN) Ridwan Kamil menegaskan bahwa IKN harus menjadi kota yang layak huni dan manusiawi. Itu sebagai langkah untuk menghindari terulangnya kegagalan yang terjadi pada beberapa ibu kota di negara lain.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional IKN di Jakarta, Kamis (14/3), pria yang akrab disapa Emil itu menyebut pernah mengingatkan Presiden RI Joko Widodo tentang kompleksitas dalam membangun ibu kota negara baru.

Ia mencontohkan Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, Naypyidaw sepi karena tidak didesain sebagai kota yang utuh. Kota itu hanya difungsikan sebagai pusat pemerintahan tanpa mempertimbangkan aspek kehidupan masyarakat yang beragam.

"Hanya memindahkan kantor maka tidak ada namanya kota formal-informal, kaya-miskin bercampur. Kota itu semua golongan harus hadir," katanya.

ADVERTISEMENT

Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyinggung Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, yang menurutnya memiliki desain kota yang indah. Namun, kota ini menjadi sepi pada malam hari karena mayoritas penduduknya masih tinggal di Kuala Lumpur.

"Paginya berkantor di Putrajaya, sorenya pulang ke Kuala Lumpur, malam sepi," tutur Emil.

Kemudian, dia juga menyebut ibu kota Brasil, Brasilia, yang dinilai terlalu luas sehingga kurang manusiawi dan sulit diakses oleh masyarakatnya.

Dia juga menyebut Canberra, Ibu Kota Australia, sebagai kota yang sepi, berbeda dengan Sydney dan Melbourne yang ramai.

Menurutnya, sebuah kota yang ideal harus ramai, baik pada siang maupun malam hari.

Ia mencontohkan Washington DC, Ibu Kota Amerika Serikat, yang dirancang dari nol dan membutuhkan waktu 100 tahun untuk berkembang menjadi kota yang ramai dan layak huni seperti sekarang.

Emil menekankan pentingnya IKN sebagai kota yang layak huni dan manusiawi, jangan sampai IKN bernasib sama seperti beberapa ibu kota lain yang gagal.

"Maka saya katakan IKN harus layak huni, cirinya ada orang berjalan kaki. Kalau di IKN tidak ada orang berjalan kaki, kita gagal menciptakan kota yang manusiawi, ke mana-mana harus naik kendaraan, naik mobil," kata dia.

Sementara itu di sektor pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merencanakan konsep pariwisata berbasis green tourism dan berkelanjutan di IKN.

"Kajian awal baru-baru ini kita sudah lakukan ternyata IKN ini, parekrafnya mengarah kepada sustainable tourism, sustainable seamless travel, dimana pariwisatanya itu bukan model resor besar tapi lebih ke arah ecotourism, glamping. Kami melihat juga tren berwisata dan Ekraf akan mengacu kepada konsep quality dan sustainability," kata Sandiaga dalam Konferensi Pers Ibu Kota Nusantara Terkini, secara daring, Kamis (14/3).




(fem/fem)

Hide Ads