Pro dan Kontra: Saat Gajah Asia Kuburkan Bangkai Anaknya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pro dan Kontra: Saat Gajah Asia Kuburkan Bangkai Anaknya

Syanti Mustika - detikTravel
Senin, 18 Mar 2024 20:05 WIB
Ilustrasi Gajah Asia
Ilustrasi gajah Asia (iStock)
New Delhi -

Para peneliti gajah di India mengabadikan bagaimana gajah Asia menguburkan anaknya yang mati. Fenomena tidak biasanya ini untuk pertama kalinya terekam.

Diberitakan CNN, Senin (18/3/2024) lima ekor anak gajah ditemukan terkubur dengan posisi terlentang di saluran drainase di kebun teh di Benggala utara. Biasanya 'tabiat' menguburkan ini dilakukan oleh gajah Afrika, dan untuk pertama kalinya prilaku tersebut terekam pada gajah Asia.

Akashdeep Roy, peneliti di Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India (IISER) mengatakan bahwa penguburan tersebut didokumentasikan di kawasan yang memiliki hutan terfragmentasi dan lahan pertanian seperti kebun teh. Gajah-gajah menggunakan jalan setapak di kebun teh untuk melintasi perdesaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu, gajah lebih banyak tinggal dl hutan. Namun dalam beberapa dekade terakhir, mereka mulai nyaman hidup di kawasan yang banyak manusia.

Walaupun dekat dengan populasi manusia, namun mereka tidak menguburkan jasad di dekat desa-desa, melainkan di kebun. Mungkin, karena takut gangguan manusia, mereka (gajah) menganggap saluran drainase kebun teh sebagai tempat sempurna untuk penguburan anak gajah.

ADVERTISEMENT

Bagaimana cara gajah menguburkan bangkai?

Untuk bisa menguburkan bangkai, gajah akan menggunakan kaki atau belalainya.

"Mereka memegang bangkai dengan kaki atau belalainya, itu satu-satunya cara mereka bisa memegang bangkai tersebut," kata Roy.

Dia menambahkan, bahwa gajah meletakkan bangkai di dalam parit lalu menutupnya dengan lumpur. Ini merupakan cara yang paling mudah bagi gajah untuk melakukan penguburan.

Para peneliti juga mengamati apakah gajah Asia akan mengunjungi kembali situs pemakaman, seperti yang diketahui dilakukan gajah Afrika. Namun mereka menemukan bahwa mereka cenderung menghindari area tersebut.

Hal ini tetap terjadi, walau Dinas Kehutanan India telah memindahkan bangkai tersebut. Roy yakin, gajah dari kelompok berbeda yang melakukan penguburan pun dapat merasakan lokasi pemakaman.

Roy mengatakan, bahwa dia bermaksud untuk terus mencari lebih banyak kasus penguburan anak gajah di Benggala utara dan Assam, yang merupakan rumah bagi banyak kebun teh. Tim akan menggunakan drone, serta meminta pengelola kebun teh dan warga sekitar untuk melaporkan lokasi pemakaman.

Pendapat berbeda datang dari Joshua Plotnik, asisten profesor psikologi di Hunter College di New York. Walau dia tidak terlibat dalam penelitian ini, namun dia yakin ada penjelasan sederhana dari penguburan ini.

"Meskipun ada beberapa contoh gajah yang membawa bangkai anaknya, sepengetahuan saya, tidak ada satupun rekan saya, termasuk banyak orang yang telah mengamati gajah selama beberapa dekade, pernah mengamati gajah mengubur jenazahnya," kata Plotnik, yang mempelajari kognisi pada gajah dan hewan lainnya.

Penjelasan alternatifnya adalah anak-anak gajah tersebut terjatuh ke dalam parit, tidak bisa keluar dan kemudian mati di sana. Dan kotoran yang jatuh secara alami setelah mereka mati atau bukti adanya upaya penyelamatan oleh anggota kawanan lainnya.

"Hal penting di sini adalah diperlukan lebih banyak bukti, pengamatan langsung terhadap penguburan dan perilaku gajah, misalnya, sebelum kesimpulan apa pun tentang apa yang terjadi di sini dapat diambil," kata Plotnik.

Roy membantah teori ini dan menjelaskan bahwa luka memar di punggung anak gajah yang mati menunjukkan bahwa mereka diseret ke tempat peristirahatannya oleh anggota kawanan lainnya.

Studi ini dipublikasikan di Journal of Threatened Taxa pada 26 Februari.




(sym/wsw)

Hide Ads