Aturan impor yang di dalamnya terdapat aturan pembatasan barang dari luar negeri diterapkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno setuju tetapi masih akan mengkoordinasikan masukan masyarakat.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor ini menuai banyak polemik dari masyarakat. Itu karena terdapat aturan terkait pembatasan barang bawaan dari luar negeri yang dinilai sangat menyulitkan pelancong.
"Komoditas yang dibatasi jumlah bawaannya terdiri dari alas kaki maksimal dua pasang per penumpang, kemudian tas 2 buah per penumpang dan barang tekstil jadi lainnya maksimal 5 buah per penumpang. Selanjutnya ada alat elektronik yang setiap penumpang hanya diizinkan membawa maksimal 5 unit dengan total seharga 1.500 USD, lalu telepon seluler, headset, komputer tablet, maksimal 2 unit per penumpang," ujar Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo
Menanggapi hal itu dan keluhan masyarakat, Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan pihaknya telah menerima banyak masukan. Khususnya, bagi pelancong yang berasal dari luar negeri dalam konteks bukan wisata.
"Ya kami menerima banyak sekali masukan, apalagi berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang menetap di luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk kembali pulang setelah study, setelah berkarya sebagai profesional. Itu kan bawa pulang banyak banget barang-barang," terangnya kepada awak media, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Ia menyebut, masukan tersebut akan pihaknya koordinasikan ke pihak terkait. Hal ini untuk melindungi pelancong yang pulang ke tanah air pasca bekerja ataupun menimba ilmu.
"Jadi tentunya masukan ini kita akan koordinasikan,sehingga bentuk regulasinya bisa diterapkan. Dan memberikan kemudahan bagi warga Indonesia yang bawa bukan barang-barang belanjaan, tapi barang-barang mereka sendiri," jelasnya.
"Revisinya nanti akan disampaikan teman-teman dari Bea Cukai. Ini masih ditampung, keputusan revisi atau tidak ada di Kementerian Keuangan, saya akan memberikan masukan," sambungnya.
Namun, secara umum Sandiaga sepakat terkait kebijakan ini. Lantaran ia melihat adanya defisit devisa dari dampak perbelanjaan turis di luar negeri.
"Tapi pada intinya saya sepakat karena untuk wisatawan Indonesia yang sekarang banyak berwisata di luar negeri, ada beberapa negara yang kita defisit. Misal dengan Arab Saudi kita defisit, Jepang kita defisit, Singapura kita defisit. Ini harus segera kita tindaklanjuti karena kalau tidak kita lanjuti segera, devisa pariwisata kita akan tergerus," imbaunya.
Ia mengajak para masyarakat untuk banyak melakukan aktivitas wisata dan membeli produk dari Indonesia. Hal itu ia sampaikan untuk menggenjot ekonomi lokal yang umumnya digerakkan oleh konsumsi lokal.
"Kalau kita lihat barang belanjaan , itu kan outflow dari devisa kita ke luar negeri, sementara barang-barang tersebut juga tersedia di indonesia, jadi saya menyampaikan keinginan agar masyarakat indonesia untuk bangga buatan indonesia dan berwisata di indonesia aja dan seandainya harus ke luar negeri untuk kegiatan studi banding atau kegiatan kerjaan lainnya," ajaknya.
"Atau kegiatan berwisata pun, saya mengajak untuk berbelanjanya di indonesia aja, karena ekonomi kita tu digerakkan oleh konsumsi lokal dan konsumsi rumah tangga. Jadi kita harapkan untuk pergerakan konsumsi rumah tangga dan konsumsi lokal, maka masyarakat kita belanja di indonesia aja," pungkasnya.
Simak Video "Video RK Bertemu Sandiaga saat Pameran Seni Bahas soal Pariwisata"
(wkn/wsw)