Tahukah kamu, di kawasan Menteng, ada patung Pangeran Diponegoro yang gagah berdiri naik kuda. Berikut 5 fakta menarik di balik patung itu:
Berada di kawasan ternama Jakarta, tepatnya di seberang Taman Suropati, Taman Diponegoro merupakan taman tematik cantik berwarna-warni yang memiliki kolam biru dengan jalur pejalan kaki di bagian tengahnya.
Taman ini memang tidak dirancang sebagai tempat untuk bersantai. Pasalnya tidak ada tempat duduk yang disediakan untuk pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun karena ikoniknya taman warna-warni yang dilengkapi gagahnya Patung Diponegoro ini, tak sedikit warga masyarakat yang mengeluarkan ponselnya untuk memotret beberapa gambar di sana saat kami mengikuti kegiatan Walking Tour bersama @jktgoodguide, Rabu (13/3/2024).
Berikut 5 Fakta Menarik di Balik Patung Pangeran Diponegoro Menteng:
1. Pemberian Duta Besar Italia
Cindy selaku guide mengatakan patung tembaga karya Edhi Sunarso ini merupakan pemberian dari Duta Besar Italia sebelum ia meninggalkan Indonesia dan kembali ke Italia sekitar tahun 1960-an.
2. Awalnya Patung Kartini
Usut punya usut sebelum berdirinya Patung Diponegoro, patung dengan sosok Kartini telah lebih dahulu menempati lokasi tersebut. Namun karena ketidaksinkronan antara nama Jalan Diponegoro dengan Patung Kartini, akhirnya patung tersebut diganti dengan sosok Pangeran Diponegoro.
3. Pose Ikonik Kuda Jingkrak, Mirip Logo Ferrari
Patung Diponegoro dengan kudanya yang mengangkat kedua kaki depannya sering membuat warga teringat akan salah satu logo mobil ternama. Pose kuda ikonik itu membuat kita teringat akan logo Ferrari yang juga bergambar kuda jingkrak.
![]() |
4. Pose Kuda yang Tidak Selaras dengan Kisah Diponegoro
Menurut penjelasan Cindy sebagai guide, patung pahlawan dengan kuda yang kedua kakinya terangkat memiliki makna bahwa pahlawan tersebut gugur ketika peperangan terjadi.
Namun faktanya, menurut sejarah, Pangeran Diponegoro berhasil ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Makassar hingga akhirnya meninggal di tempat pengasingannya di Benteng Rotterdam pada tahun 1855.
Fakta sejarah tersebut menunjukkan bahwa Diponegoro tidak meninggal karena peperangan melawan Belanda.
"Sebenernya ada yang salah sama patung ini. Biasanya patung ini digambarkan untuk seorang pahlawan yang meninggal di medan perang. Jadi kudanya keangkat itu biasanya simbol pahlawan meninggal di medan perang," tutur Cindy.
Maka filosofi kuda jingkrak yang bermakna pahlawan tersebut gugur di medan perang tidak berlaku pada Patung Diponegoro di Menteng.
5. Menggambarkan Sosok di Balik Perang Termahal
Perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1835 merupakan perang termahal sepanjang masa penjajahan Belanda. Perang tersebut berhasil membuat Belanda menghabiskan 800 juta Gulden.
Meskipun hanya bersenjatakan tombak, Pangeran Diponegoro berhasil membuat Belanda kewalahan dengan strategi serangan sembunyi-sembunyi dan mendadak atau disebut dengan Gerilya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!