Menghabiskan waktu di sore hari sambil menunggu waktu berbuka kurang lengkap rasanya jika tidak sembari berburu takjil. Di Kampung Kauman Jogja traveler bisa menemukan Pasar Sore Ramadhan, sekaligus bisa mengulik sejarah organisasi Islam Muhammadiyah.
Berada di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta, Kauman merupakan area strategis. Kawasan ini dekat dengan berbagai landmark Jogja.
Jika traveler dari luar kota dan naik kereta api ke Yogyakarta, kemudian turun di stasiun Tugu maka bisa menuju Kauman dengan berjalan kaki. Traveler hanya perlu menyusuri Jalan Malioboro sekitar 15 menit. Kauman berada di selatan Titik Nol Kilometer dan utara Kraton Ngayogyakarta.
Terdapat gerbang hijau bertuliskan Kauman terletak di sisi selatan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah atau di seberang Jalan KH Ahmad Dahlan. Dari situ traveler bisa memulai perjalanan meromantisasi gang kecil di Kauman.
Di sini akan banyak ditemukan rumah-rumah klasik bergaya Jawa dengan bentuk rumah yang rendah. Rumah-rumah ini telah menjadi cagar budaya yang menghiasi Kauman.
Traveler bisa dengan bebas dan gratis berfoto di setiap sudut estetik kampung ini. Karena luas gang tidak terlalu luas, traveler tidak akan bisa menempuhnya dengan kendaraan bermotor, sehingga Kauman sangat cocok menjadi referensi walking tour.
Kampung ini dulunya diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai salah satu kampung di area dalam benteng (njeron benteng) dekat dengan Kraton Ngayogyakarta. Wilayahnya kemudian menjadi kediaman para abdi dalem yang mengurus rumah tangga Keraton.
Disebut Kauman karena abdi dalem di dalamnya bertugas mengurusi urusan keagamaan. Dipercaya istri-istri dari abdi dalem tersebut dulunya menjadi pengrajin batik yang memasok kebutuhan batik untuk Keraton. Jika traveler berkunjung kemari akan mendapati rumah dengan tiga pintu depan. Masing-masing pintu berfungsi untuk tempat masuk pelanggan, pekerja, dan keluarga.
Sempat diklaim sebagai satu-satunya kampung wisata berbasis religi agama islam di Jogja, Kauman adalah kampung tempat kelahiran Kyai Haji Ahmad Dahlan, sang pendiri organisasi islam Muhammadiyah. Ahmad Dahlan bersama para pemuda desa mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912.
Nama pemuda tersebut sekarang terukir di Monumen Syuhada Fii Sabilillah sebagai pahlawan yang meninggal ketika melawan Belanda. Istrinya, Siti Walidah, kemudian ikut andil membentuk organisasi islam khusus perempuan yang disebut Aisyiyah.
"Iya masih terkait sama Kraton kami, jadi peraturan sama dana keistimewaan gitu masih dapet. Kami juga belum menerima musafir karena aturan dari Keraton juga belum 24 jam. Rencana Raker nanti mau kami usahakan biar masjid gede bisa terbuka untuk musafir yang datan," Kata Toni, sekretaris pengurus Masjid Gede Kauman.
Di Kauman traveler akan menemukan Musholla Aisyiyah tempat para ibu di desa ini berkumpul. Fakta menarik lainnya, di kampung inilah pertama kali cikal bakal Taman Kanak-kanak (TK) pertama di Indonesia terbentuk. Bermula dari kelompok bermain anak yang dirintis oleh Sangidu bernama TK ABA Kauman.
![]() |
Berkunjung ke Kauman wajib mampir ke Masjid Gede Kauman, atau yang disebut juga Masjid Raya Kesultanan. Masjid ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1773 dengan bergaya Jawa klasik. Arsitektur di dalamnya dengan dominan warna emas dan serambi yang luas menjadikan kesan masjid ini begitu luas dan mewah. Menariknya, di dalam masjid terdapat singgasana atau masyura sebagai tempat khusus sultan beribadah.
"Hari biasa di sini biasanya ramai orang datang mau liat bangunan masjid mbak. Dari tour-tour wisata gitu mau liat sejarahnya masjid gede ini kan ukirannya unik kalau dilihat. Dibangun langsung juga kan sama sultan pertama," kata Toni
Setiap tahun, Masjid Gede Kauman membagikan takjil gratis untuk berbuka puasa bagi jamaah. Sebanyak 1200 porsi per hari dikeluarkan dengan berbagai menu berbeda setiap harinya.
Puas berkeliling di area Kauman traveler bisa loh mampir ke Masjid Gede Kauman untuk berbuka puasa gratis. Terlebih menu signature dari Masjid Gede Kauman sejak dulu adalah gulai kambingnya yang khas setiap hari Kamis.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang