Seorang penumpang perempuan mengaku diancam dikeluarkan dari penerbangan Delta Airlines karena dia tidak mengenakan bra. Dia pun marah dan minta bertemu langsung dengan bos maskapai.
Dikutip dari AFP, Sabtu (30/3/2024), penumpang itu bernama Lisa Archbold. Dia mengatakan pada Kamis (28/3) bahwa pada saat kejadian itu, pada 22 Januari itu, dia mengenakan celana jins longgar dan kaos putih longgar, tanpa bra saat berada di bandara. Dia berangkat dari Salt Lake City menuju San Franscisco.
Dia menyebut dikeluarkan dari penerbangan oleh salah satu petugas di gate. Dia diminta untuk memakai jaketnya kembali, meskipun dia bersikukuh payudaranya tidak terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, saat check in hingga boarding, Archbold mengenakan jaket. Setelah masuk pesawat dan duduk, ia melepas jaket itu.
"Rasanya seperti ada stempel merah yang ditempelkan pada saya," Archbold, 38, kepada wartawan di Los Angeles tentang insiden itu.
"Saya merasa itu menjadi tontonan yang bertujuan untuk menghukum saya karena tidak menjadi perempuan seperti yang seharusnya dia pikirkan saat dia memarahi saya di luar pesawat," dia menambahkan.
Archbold, seorang DJ, terbang dari Salt Lake City di Utah yang konservatif ke San Francisco yang terkenal liberal, mengklaim bahwa staf Delta mengatakan pakaiannya terlalu terbuka dan menonjol. Menirukan staf Delta, Archold mengatakan, kebijakan maskapai penerbangan tidak mengizinkan penumpang berpakaian seperti itu untuk bepergian.
Namun, kata staf tersebut, jika dia mengenakan jaket di atas kausnya, dia akan diperbolehkan melanjutkan perjalanan.
Pengacara Gloria Allred mengatakan dia telah menulis surat kepada Delta atas nama Archbold untuk meminta pertemuan dengan presiden maskapai untuk membahas kebijakan diskriminatif tersebut.
"Penumpang laki-laki tidak diwajibkan menutup kaosnya dengan kemeja atau jaket," ujarnya.
"Mereka juga tidak harus memakai bra saat naik pesawat atau tetap berada di pesawat dan perempuan juga tidak harus memakai bra. Terakhir saya periksa, Taliban tidak menguasai Delta," ujar dia lagi.
Allred mengatakan peraturan federal AS mengizinkan maskapai penerbangan untuk memindahkan penumpang yang menimbulkan risiko keselamatan atau keamanan pada pesawat atau penumpangnya, namun hal tersebut jelas tidak terjadi pada Archbold.
"Baik payudaranya maupun payudara wanita lain tidak pernah mencoba mengambil alih pesawat," ujarnya.
"Payudara bukanlah senjata perang, dan memilikinya bukanlah sebuah kejahatan bagi seorang perempuan atau anak perempuan," dia menambahkan.
Allred mengatakan saat ini tidak ada rencana untuk mengajukan tuntutan hukum kepada maskapai. Dia dan Archbold hanya ingin bertemu dengan presiden Delta untuk mendapatkan jaminan bahwa kebijakan Delta bisa diperbarui.
"Awal tahun ini, perwakilan Delta menghubungi pelanggan itu untuk meminta maaf," begitulah keterangan maskapai.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak