Viral di X, Dieng dengan 22 Kawah: Ada yang Senyap Mematikan Bak Azab

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Viral di X, Dieng dengan 22 Kawah: Ada yang Senyap Mematikan Bak Azab

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 02 Apr 2024 16:31 WIB
Dieng
Kawasan wisata Dieng (Foto: Uje Hartono/detikcom)
Jakarta -

Mari mengenal gunung api di Dieng. Dataran tinggi itu memiliki 22 kawah dengan beberapa di antaranya telah memakan ratusan jiwa hingga dianggap sebagai azab.

Mengutip BPBD Jateng, Selasa (2/4/2024), dalam laporan berjudul 'RENCANA KONTIJENSI GAS BERACUN ERUPSI GUNUNG API DIENG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019', diketahui bahwa Gunung Api Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah yang memiliki potensi erupsi freatik.

Erupsi yang terjadi di sana ketika ada kontak magma dengan air dan sebagian besar terdiri dari gas atau upa air. Kawasan gunung api Dieng meliputi Kabupaten Banjarnegara, Batang, dan Wonosobo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan bahwa dari 22 kawah di kawasan Dieng yang paling mematikan adalah kawah Timbang. Selain itu terdapat 8 (delapan) kawah aktif di Kawasan Dieng meliputi Kawah Sileri, Candradimuka, Sibanteng, Siglagah, Sinila, Sikidang, Timbang dan Sikendang.

Tiga kawah yang berpotensi mengeluarkan gas beracun adalah Kawah Sinila, Timbang dan Sikendang. Sedangkan Kawah Sileri berdasarkan sejarah letusan tidak memiliki riwayat gas beracun.

ADVERTISEMENT

Sejarah letusan Gunung Api Dieng

Sejarah erupsi Gunung Api Dieng dari masa ke masa menunjukkan karakter letusan dan periode yang tidak bisa diprediksi. Gunung Api Dieng telah mengalami erupsi sejak abad 17.

Beberapa letusan yaitu pada tahun 1928, 1939, 1979, 2011 dan 2013 mengeluarkan gas CO2. Letusan paling bersejarah terjadi pada 20 Februari 1979 tengah
malam pukul 01.55 WIB.

Suara ledakan berasal dari Kawah Sinila disertai gempa bumi, sebelumnya temperatur kawah normal dan tidak ada tanda-tanda tremor atau getaran. Peristiwa letusan Kawah Sinila ini menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 149 orang dan 15.000 jiwa warga Dieng dari 6 Desa diungsikan.


Pada tahun 1786, Kawah Candradimuka meletus mengeluarkan gas dan menyebabkan 38 orang meninggal. Pada tanggal 13 Mei 1928 kawah Timbang meletus dan mengeluarkan gas beracun sehingga mengakibatkan 40 orang meninggal.

Pada 13 Oktober 1939 kawah Timbang kembali meletus dan menyebabkan korban jiwa sebanyak 10 orang. Kawah Sileri meletus pada 4 Desember 1944 menewaskan 117 orang dan melukai 250 orang.

Kawah Sileri kembali meletus tanggal 13 Desember 1964 dan menewaskan 114 orang dan 1 kampung Jawera hilang.

Sebaran kawah di Dieng

Terdapat 8 kawah Gunung Api Dieng di Kabupaten Banjarnegara yakni kawah yaitu Kawah Timbang, Kawah Sinila, Kawah Sigludug, Kawah Sileri, Kawah
Condrodimuko, Kawah Sikidang, Kawah Sibanteng, dan Kawah Bitingan.

Di Kabupaten Batang terdapat 5 kawah yaitu Kawah Sibanger, Kawah Wanapria, Kawah Wanasida, Kawah Siglagah dan Kawah Pegrkandang. Sedangkan di Kabupaten Wonosobo terdapat 4 kawah yaitu kawah Sikendang, Kawah Sikunang, Kawah Pulosari, dan Kawah Pakuwojo.

Letusan Freatik atau Hidrotermal merupakan jenis letusan yang diawali dari sistem yang terbentuk sebagai interaksi magma atau gas sebagai sumber panas dengan air permukaan atau fluida panas bumi.

Karakter letusan freatik memiliki ciri gejala permukaan yang sulit terdeteksi, sering diawali oleh sejumlah gempa hembusan dan gempa tektonik lokal dan semburan lumpur dan lontaran batu dari kawah berair seperti Kawah Sileri, Kawah Sikidang / Banteng, Kawah Batur, dan Kawah Dieng Kulon.

Viral di X

Ratusan orang tewas di kawasan Dieng akibat menghirup gas beracun CO2 beberapa dekade lalu. Kisah ini viral kembali di media sosial X.

Salah satu akun, bernama Georitmus, mengatakan bahwa ratusan orang juga hewan ternak tewas dalam waktu singkat setelah Kawah Sinila meletus.

Di akhir cerita tragedi itu, disebut bahwa warga desa percaya bahwa mereka yang tewas akibat perbuatan mereka sendiri. Yakni, warga di sana di waktu itu gemar berjudi.

"Tak jauh dari Desa Batur, terdapat kuburan masal dengan tugu berbentuk tangan yang memegang kartu, menyimbolkan "stop perjudian". Dibuat sebagai peringatan bagi warga desa atas petaka menjelang pagi tahun 1979," kata Georitmus.

"Masyarakat percaya, peristiwa alam yang mematikan itu akibat perbuatan warga Dieng yang bertentangan dengan norma, seperti berjudi, yang merajalela pada tahun 1979," imbuh dia.

Dalam unggahan ini, Georitmus juga menyertakan foto-foto orang tewas bergelimpangan dan pemakaman massal di slide berikutnya.




(msl/fem)

Hide Ads