Pramugari Ditahan Imigrasi, Tinggalkan Bandara Pakai Paspor Orang Lain

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pramugari Ditahan Imigrasi, Tinggalkan Bandara Pakai Paspor Orang Lain

Syanti Mustika - detikTravel
Kamis, 04 Apr 2024 19:35 WIB
Ilustrasi Pramugari
Ilustrasi pramugari (iStock)
Jakarta -

Tiga orang pramugari Pakistan ditahan di imigrasi Kanada. Alasannya, mereka membawa paspor yang tidak sesuai dengan identitas mereka.

Dilansir dari The Print, Kamis (4/4/2024) ketiga pramugari itu bekerja untuk Pakistan International Airlines (PIA). Karena menggunakan paspor yang berbeda dengan identitas masing-masing, mereka pun ditahan di Toronto.

Ya, membawa paspor yang tidak sesuai dengan identitas diri adalah kejahatan internasional. Pramugari bernama Hina Sani ditahan bersama dua awak lainnya yang juga bertugas bersamanya dalam penerbangan PK-789 dari Lahore ke Toronto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tertahan dan paspor disita imigrasi Kanada pada Jumat (29/3). Namun, mereka kembali dibebaskan dan diizinkan terbang ke Pakistan setelah melewati proses penyelidikan.

Maskapai menskors Sani dan dua temannya itu. Mereka juga akan melewati proses penyelidikan bersama manajemen maskapai.

ADVERTISEMENT

Juru bicara PIA, Abdullah Hafeez Khan, mengatakan manajemen maskapai penerbangan telah menghubungi pihak berwenang Kanada dan bekerja sama dengan mereka dalam kasus ini. Dia mengatakan anggota kru yang ditangguhkan akan menghadapi tindakan departemen dan hukum lebih lanjut sehubungan dengan laporan penyelidikan pihak berwenang Kanada.

Juru bicara itu mengatakan tiga awak perempuan yang dibebaskan oleh otoritas bea cukai Kanada setelah penyelidikan dan kembali ke Pakistan pada hari Sabtu (30/4).

Kasus pramugari yang bertugas keluar dari bandara juga terjadi sebelumnya. Bulan lalu, awak kapal PIA bernama Maryam Raza yang sedang bertugas, menyelinap pergi setelah mendarat di Kanada.

Menurut PIA, setidaknya delapan pramugari hilang selama satu setengah tahun terakhir. Mereka meninggalkan pekerjaan mereka dan diyakini mencari suaka di Kanada.

Ia mengatakan aksi serupa itu terjadi selama 10 tahun terakhir, namun kini semakin sering terjadi.




(sym/fem)

Hide Ads