Sebuah menara baja raksasa membuat dua negara, China dan Korea Utara, tegang. Menara itu ramai oleh turis yang mau melihat langsung kehidupan Korea Utara.
Dilansir dari Radio Free Asia pada Minggu (7/4/2024), menara itu berada di dekat Sungai Yalu di Chiangbai Millennium Cliff City, Chiangbai, Provinsi Jilin. Area itu menjadi perbatasan antara China dan Korut.
Menghadap langsung ke Kota Hyesan, Korea Utara, menara tersebut popular sebagai tempat wisata. Kebanyakan adalah turis China yang penasaran dengan kehidupan warga Korut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menara itu memiliki tinggi 50 meter dan panjang 70 meter. Di bagian puncak menara, ada sebuah teropong yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk melihat keadaan Korut.
Tak hanya menara baja, fasilitas kincir ria dan wahana ayunan juga bisa dinikmati oleh turis. Mereka akan diayun ke area perbatasan. Benar-benar menegangkan!
Menara itu menawarkan harga murah meriah, hanya 7 yuan atau sekitar Rp 15 ribu per orang. Namun, menara itu berhenti beroperasi pada tanggal 15 Maret, dengan alasan keamanan.
"Pihak berwenang Korea Utara menganggap menara baja itu sebagai bangunan ilegal yang melanggar perjanjian pengelolaan perbatasan dan bersikeras untuk menghancurkannya," ujar warga Chiangbai yang tak ingin disebutkan namanya.
Menara itu dibangun oleh seorang pengusaha kaya dari Kota Yanji di Prefektur Otonomi Korea Yanbian. Ia membangun menara ini dengan uang pribadinya.
"Jika Anda naik ke sana, Anda dapat mengamati kondisi kehidupan di Kota Hyesan, Provinsi Ryanggang, Korea Utara, dengan jelas seolah-olah melihatnya di depan mata Anda," kata dia.
Selain masalah pelanggaran perjanjian, menara itu juga dinilai mulai tak aman. Belakangan, serangkaian pertikaian terjadi antara pengunjung dan tentara Korut.
"Pada bulan September lalu, tiga penjaga perbatasan Korut mengarahkan senapan otomatis mereka ke arah wisatawan di menara baja," dia menjelaskan.
Dalam insiden lain, seorang mahasiswa Korea Utara melemparkan batu ke arah menara saat turis mengambil foto. Turis itu tak mau kalah, ia membalasnya dengan botol air minum dan kulit pisang.
Situasi mulai panas, Korea Utara mulai mengeluarkan peringatan kepada badan keamanan China jika hal ini terulang kembali maka akan ada konflik antara dua negara.
Untuk meredam situasi itu, pengelola sempat memasang tanda dilarang berteriak atau melemparkan benda ke arah warga Korut. Pejabat dari kedua negara pun saling bertemu dan tak mencapai kesepakatan soal menara ini.
Kata pejabat Korut, warga Hyesan merasa seperti satwa di kebun binatang.
"Karena kondisi kehidupan kami sangat buruk di Korut, mereka mengambil gambar dari menara baja seolah-olah sedang mengamati sekelompok hewan tak beradab," kata pejabat itu.
Pihak Korut berpendapat bahwa menara tersebut melanggar perjanjian pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa baik Korut maupun Tiongkok tidak boleh memasang materi propaganda yang memfitnah satu sama lain atau mengancam rezim di perbatasan. Kedua negara juga tidak boleh menempatkan fasilitas yang menghina atau membenci pihak lain di perbatasan.
Korut meminta China untuk menghancurkan menara itu sepenuhnya. Sementara itu, menara baja ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!