Siapa yang tak senang ketika naik ke pesawat disambut oleh sosok pramugari yang cantik dan ramah. Tapi siapa yang sangka di balik parasnya yang cantik, pramugari seperti di Lion Group juga punya fisik yang kuat.
Hal ini diungkapkan oleh Head of Training and Development Lion Group Training Center Capt Taufik Hidayat yang menuturkan pramugari atau cabin crew Lion Group punya pelatihan pertolongan di air atau yang biasa disebut wet drill.
"Ada latihan pertolongan di air, namanya wet drill jadi simulasi pesawat dalam keadaan emergency terus harus landing di air. Itu kan pesawat masing-masing punya slide di pintu pesawat atau jendela darurat, nah itu cara masuknya berbeda-beda," kata Capt Taufik kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Menurut Capt Taufik, materi yang diberikan pada latihan tersebut bisa dikatakan cukup berat. Sebab, pramugari diharuskan untuk menyelamatkan diri sendiri serta berkoordinasi dengan kru kabin yang lain dan membantu penumpang untuk melakukan evakuasi dalam keadaan basah dan dengan menggunakan seragam lengkap.
Selain itu, pramugari juga diharuskan untuk dapat membuka pintu kabin pesawat seberat 100 Kg and pintu darurat pesawat yang beratnya kurang lebih 15 Kg dalam keadaan basah. Maka dari itu, wajar saja bila pramugari juga diharuskan memiliki fisik yang kuat untuk mengantisipasi keadaan emergency.
"Nah itu ada materinya buat pilot sama pramugari, nah itu berat banget, angkatin orang sampai ke atas itu berat banget. Buka pintu kalau sudah terendam air itu juga berat banget. Dan itu mereka harus bisa. Beratnya itu real thing. Dalam keadaan basah dan pakai seragam, jadi pakai sepatu lengkap benar-benar real situasi," imbuhnya.
Selain latihan fisik, pramugari juga dilatih untuk melakukan servis kepada penumpang di pesawat hingga latihan mengenai pesawat itu sendiri. Lion Group pun sudah memiliki silabus hingga instruktur untuk melatih pramugari.
"Trainingnya hampir sama semuanya dengan maskapai lain di Lion Group, ada pelatihan servisnya, pengetahuan tentang pesawat itu sendiri, terus ada pengecekan dari regulator agar lulusan pramugari itu sesuai dengan standar dari UU penerbangan." ungkap Capt Taufik.
"Pelatihan itu 6 bulan. Biasanya kalau sudah lulus dari ground training, langsung flight training. Kemudian nanti waktu awal-awal pramugari rilis itu didampingi oleh instruktur, dan kalau sudah sesuai standar itu baru boleh terbang tanpa instruktur," sambungnya.
Sama seperti latihan pilot, Lion Group pun berupaya melakukan training dengan standar internasional serta sesuai dengan ujian sertifikasi dari pemerintah atau regulator dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena nantinya, hasil dari training tersebut bisa dirasakan langsung oleh penumpang dan juga perusahaan.
"Perusahaan merasa, dengan membuat training yang lebih baik bisa memberikan kepada penumpang rasa nyaman dan aman. Kita serius, misal ada orang yang nggak bisa di simulator akan kita keluarin, jangankan nyentuh pesawat, di-training simulator saja nggak bisa, ya nggak akan kita kasih nyentuh pesawat," tutur Capt Taufik.
Simak Video "Video Cerita Unik Pramugari Bertugas saat Ramadan: Sahur di Surabaya, Buka di Arab"
(prf/ega)