Pintar! Orangutan Mampu Obati Diri Sendiri dangan Tanaman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pintar! Orangutan Mampu Obati Diri Sendiri dangan Tanaman

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 03 Mei 2024 16:05 WIB
Rakus, orangutan
Rakus, orangutan yang terluka di wajah (Foto: CNN)
Jakarta -

Orangutan adalah primata yang sangat cerdas. Salah satu kemampuan mereka adalah bisa mengobati luka menggunakan tanaman obat.

Mengutip CNN, Jumat (3/5/2024), para ilmuwan yang bekerja di Indonesia telah mengamati seekor orangutan yang dengan sengaja mengobati luka di wajahnya dengan tanaman obat. Inilah momen pertama perilaku itu didokumentasikan.

Rakus, seekor orangutan sumatera jantan, mengobati luka di wajahnya dengan mengunyah daun dari tanaman merambat bernama Akar Kuning. Ia lalu mengoleskan air perasan daun tersebut berulang kali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata para ilmuwan, Rakus kemudian menutup lukanya dengan daun yang telah dikunyah, yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit seperti disentri, diabetes, dan malaria.

Penulis utama studi tersebut, Isabelle Laumer, seorang peneliti pascadoktoral di Max Planck Institute of Animal Behavior, mengatakan bahwa tim tersebut "sangat senang" dengan hasil pengamatannya. Mereka melakukannya pada bulan Juni 2022 di area penelitian Suaq Balimbing di Taman Nasional Gunung Leuser, Indonesia.

ADVERTISEMENT
Rakus, orangutanRakus, orangutan yang terluka di wajah sudah sembuh (Foto: CNN)

Meskipun spesies primata liar lainnya diketahui menelan, mengunyah, atau menggosokkan diri mereka dengan tanaman yang memiliki khasiat obat, para ilmuwan belum pernah melihat mereka menggunakan tanaman tersebut untuk mengobati luka.

Tim peneliti percaya bahwa Rakus sengaja menggunakan tanaman tersebut untuk mengobati lukanya karena ia mengoleskannya berulang kali dalam proses yang menurut para peneliti memakan waktu beberapa menit.

"Perilaku yang mungkin inovatif ini merupakan laporan pertama manajemen luka aktif dengan tanaman aktif biologis pada spesies kera besar," katanya.

Para peneliti meyakini bahwa Rakus kemungkinan besar mengalami luka akibat perkelahian dengan orangutan jantan lain.

"Itu jarang terjadi di daerah tersebut karena ketersediaan makanan yang tinggi, toleransi sosial yang tinggi antar orangutan, dan hirarki sosial yang relatif stabil," kata Laumer.

"Mengenai bagaimana Rakus bisa belajar cara mengobati luka, salah satu kemungkinannya adalah inovasi individu yang tidak disengaja," imbuh dia.

Orangutan itu mungkin telah menyentuh lukanya secara tidak sengaja ketika sedang makan tanaman dan merasakan pereda nyeri karena efek analgesik atau pereda nyeri yang membuatnya mengulangi perilaku tersebut.

Penjelasan lain yang mungkin adalah bahwa Rakus belajar cara mengobati luka dari orangutan lain di daerah tempat ia dilahirkan.

"Pengamatan ini memberikan wawasan baru tentang keberadaan pengobatan sendiri pada kerabat terdekat kita dan asal mula evolusi pengobatan luka secara lebih luas," Laumer menambahkan.

Juga, hasil penelitian itu dapat meningkatkan kemungkinan bahwa pengobatan luka mungkin berasal dari nenek moyang yang sama yang dimiliki oleh manusia dan orangutan.

Para peneliti berencana untuk mengamati lebih dekat orangutan lain yang terluka di daerah tersebut untuk melihat apakah perilaku tersebut berulang. Makalah penelitian diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada hari Kamis.




(msl/fem)

Hide Ads