Negara-negara di Asia Tenggara sedang bergulat melawan gelombang panas. Tak kaleng-kaleng, suhunya lebih dari 40 derajat Celcius.
Dilansir dari the Star, Jumat (3/5/2024) suhu tertinggi di Myanmar dan Filipina mencapai rekor tertinggi. Bahkan, pemerintah setempat sampai melarang siswa-siswa untuk datang ke sekolah dan mengimbau untuk tidak mengadakan kegiatan di luar ruangan atau bahkan perjalanan pendidikan.
Menurut data dari Departemen Meteorologi Thailand, lebih dari tiga lusin distrik di 77 provinsi di Thailand telah mengalami rekor suhu tertinggi pada bulan April. Umumnya, di bulan-bulan ini memang menjadi bulan terpanas sepanjang tahun. Tetapi, suhu tertinggi kali ini memecahkan rekor sejak tahun 1958.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan listrik dan pendingin melonjak
Di Filipina, suhu mencapai rekor 38,8 derajat Celcius di ibu kota Manila pada hari Sabtu dan bahkan lebih tinggi lagi di wilayah lain di pulau utama Luzon. Peringatan itu dikeluarkan pada Selasa (30/4) dengan siaga potensi gangguan pasokan listrik di tengah permintaan tambahan.
"Konsumsi listrik kita tiba-tiba meningkat karena cuaca sangat panas," kata Presiden Ferdinand Marcos Jr pada hari Senin.
Dia mengatakan bahwa permintaan pendingin membebani sistem listrik secara berlebihan.
Warga juga berbondong-bondong datang ke pusat perbelanjaan ber-AC di kota metropolitan Manila saking panasnya cuaca di luar.
Penggunaan listrik di Thailand melonjak ke rekor lain yaitu 36.699 megawatt pada Senin (29/4) di tengah melonjaknya suhu. Ini adalah ketiga kalinya permintaan mencapai puncak baru dalam waktu sekitar seminggu.
"Jika kita melihat kejadian tahun lalu terulang, kemungkinan besar pembangkit listrik tenaga air di Thailand akan anjlok ketika suhu mulai meningkat, sehingga menyebabkan negara tersebut membakar lebih banyak gas untuk pembangkit listrik serta meningkatkan impor dari Laos," kata analis Rystad Energy, Tristan Pheh.
Di Thailand bagian utara, suhu mencapai 44 derajat C di beberapa wilayah. Sementara itu, di Bangkok dan wilayah metropolitan mengalami suhu di atas 40 derajat C.
Prakiraan dari Departemen Meteorologi, musim panas tahun ini yang biasanya berlangsung dari akhir Februari hingga akhir Mei, diperkirakan akan lebih panas 1-2 derajat C dibandingkan tahun lalu, dan curah hujan akan lebih rendah dari rata-rata.
Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengatakan pekan lalu setidaknya 30 orang telah meninggal akibat serangan panas sepanjang tahun ini.
Gelombang panas di Vietnam kemungkinan besar akan menyebabkan kekurangan listrik, sehingga meningkatkan kebutuhan batu bara, menurut Rystad. Para pedagang mengatakan, PetroVietnam Gas juga sedang mencari pengiriman LNG pada akhir bulan Mei untuk menghindari kekurangan.
Di Myanmar, terjadi pemadaman listrik di kota-kota termasuk Yangon. Bahkan banyak kota yang hanya menerima aliran listrik selama beberapa jam dalam beberapa hari terakhir.
Departemen Meteorologi Myanmar mengatakan tujuh kota kecil di divisi Magway tengah, Mandalay, Sagaing, dan Bago mengalami suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut juru bicara Kementerian Sumber Daya Air dan Meteorologi Kamboja, Chan Yutha kepada kantor berita The Associated Press, tahun ini Kamboja menghadapi suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir. Kementerian memperkirakan suhu di sebagian besar wilayah negara itu bisa mencapai 43 derajat C pada minggu ini.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol