Ngawur! Pendaki Gunung Andong Nyalakan Flare, Pengelola Sebut Kecolongan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ngawur! Pendaki Gunung Andong Nyalakan Flare, Pengelola Sebut Kecolongan

Eko Susanto - detikTravel
Sabtu, 04 Mei 2024 05:30 WIB
Video viral flare di Gunung Andong Magelang
Flare di Gunung Andong. (dok. IG infoandong)
Kabupaten Magelang - Aksi tak pantas dilakukan oknum pendaki. Ia dengan pede menyalakan flare di Puncak Alap-Alap Gunung Andong, Kabupaten Magelang.

Kejadian itu terekam dalam video yang viral di media sosial dan salah satunya diunggah akun Instagram @infoandong. Pengelola Gunung Andong pun angkat bicara soal itu.

Dalam video tersebut, terlihat sekelompok pendaki muda yang menyalakan asap berwarna oranye di sekitar lokasi. Sedangkan beberapa pendaki perempuan tampak menutup wajahnya sambil melihat ke kamera.

"Yg tau akunnya laporan kan sini... Yg nyalain flare di andong," tulis keterangan dalam @infoandong tersebut seperti dilihat detikJateng, Jumat (3/5/2024).

Ulah pendaki yang menyalakan flare itu diduga terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024 kemarin. Pihak pengelola hari ini telah meminta klarifikasi terhadap pengelola basecamp Gunung Andong via Sawit dan Pendem.

Kegiatan klarifikasi tersebut dihadiri Kapolsek Ngablak AKP Suhartoyo, Danramil Ngablak, LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) dan pengelola basecamp. Adapun hasil klarifikasi, salah satunya pendaki tersebut telah diingatkan penjaga warung mengenai bahayanya menyalakan flare.

"Informasi dari pengelola Basecamp Pendem yang disampaikan penjaga warung di puncak Gunung Andong, pengunjung atau pendaki sudah diingatkan, dan dilarang menyalakan flare apapun maksud serta tujuannya karena membahayakan dan mengganggu pengunjung lainnya," kata Administratur (Adm) Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kedu Utara, Maria Endah Ambarwati dalam keterangannya, Jumat (3/5).

Ambar sapaan karibnya, mengatakan pengunjung yang menyalakan flare di Puncak Alap-Alap terdeteksi dari Basecamp Andong via Pendem.

"Pengunjung yang melakukan atau menyalakan flare yang terlihat di medsos rata-rata anak-anak masih remaja. Dari pengelola basecamp pendakian Gunung Andong merasa sangat kecolongan dengan adanya kejadian tersebut dan menjadikan ketidaknyamanan semua pihak," sambung Ambar.

Langkah awal yang dilakukan, kata dia, melakukan tracing pendaki yang teregister di loket. Kemudian pihaknya melakukan pencarian nomor handphone dan alamat pengunjung di masing-masing loket.

"Membuat imbauan banner berkaitan dengan larangan barang bawaan yang tidak diperbolehkan. Razia dan selektif kepada pengunjung pendakian. Jalin komunikasi dengan instansi terkait dan pengelola pendakian serta utamakan keselamatan pengunjung," ujarnya.

Sedangkan langkah-langkah ke depannya, katanya, memeriksa seluruh barang bawaan pendaki. Kemudian melakukan pendataan barang bawaan yang tidak boleh dibawa, dan dititipkan di basecamp, barang boleh diambil lagi setelah pengunjung turun dari puncak Gunung Andong.

"Meningkatkan pengawasan kepada para pengunjung dan melakukan patroli bersama," pungkasnya.

_____________

Artikel ini telah tayang di detikJateng




(wkn/wkn)

Hide Ads