Hati-hati Ya! Ini Fakta Ojek Bromo Getok Wisatawan hingga Rp 400 Ribu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hati-hati Ya! Ini Fakta Ojek Bromo Getok Wisatawan hingga Rp 400 Ribu

Irma Budiarti - detikTravel
Rabu, 29 Mei 2024 11:31 WIB
Foto udara kondisi lahan di Kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (16/10/2023). Kawasan tersebut mulai ditumbuhi vegetasi sehingga tampak hijau setelah terbakar pada Rabu (6/9) dan padam pada Kamis (14/9).
Berwisata di kawasan Bromo (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada)
Jakarta -

Getok harga terjadi di libur panjang akhir pekan lalu di kawasan Gunung Bromo. Traveler dikenai harga hingga Rp 400 ribu untuk layanan ojek.

Ojek Bromo getok tarif hingga Rp 400 ribu viral di media sosial. Belum diketahui secara pasti di mana lokasi kejadian persisnya, dan oknum ojek masih dalam pencarian.

Berikut fakta-fakta ojek Bromo viral getok wisatawan:

1. Ojek Bromo Getok Harga Viral di Media Sosial

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini berawal dari video yang diunggah wisatawan ke media sosial. Wisatawan tersebut mengaku merasa dirugikan pelaku jasa ojek menembak tarif.

"Kalau naik ojek ke sini, jangan sampai ketipu ya gays. Tadi perjanjian cepek (seratus ribu). Sampai sini kita ditembak empat ratus (ribu)," kata wisatawan tersebut dalam video viral yang dilihat detikJatim, Minggu (26/5).

ADVERTISEMENT

Namun, wisatawan itu tidak menjelaskan secara detail soal di mana lokasi pasti kejadian. Juga tidak menyebutkan apakah tarif Rp 400 ribu yang dimaksud untuk satu orang atau empat orang.

Pasalnya, dalam video memperlihatkan ada empat wisatawan.

2. Oknum Ojek Sedang Dicari

Camat Tosari Hendi Candra Wijaya mengaku telah mengetahui video viral itu, dan sedang proses pencarian. Menurutnya, mencari oknum pelaku jasa ojek ini lebih susah dibanding jasa wisata lain.

Sehingga pihaknya juga meminta bantuan Forum Komunikasi Pariwisata di Tosari.

3. Belum Ada Paguyuban Ojek Bromo

Hendi mengungkapkan saat ini belum ada paguyuban yang menaungi jasa ojek wisata Bromo. Hal ini tak jarang menimbulkan masalah-masalah yang merugikan wisatawan dan membuat citra buruk pariwisata.

"Beda dengan hardtop, PKL, asongan dan pelaku wisata lainnya yang sudah ada paguyubannya, ojek wisata itu belum ada paguyuban," kata Hendi.

4. Tarif Ojek Belum Ada Aturan Baku

Tidak adanya paguyuban ojek wisata Bromo juga mengakibatkan belum adanya aturan baru tentang tarif ojek. Tak hanya itu, ojek Bromo juga tidak memiliki aturan resmi tentang operasionalnya.

5. Paguyuban Ojek Mendesak Didirikan

Hendi menegaskan pembentukan paguyuban jasa ojek wisata sangat mendesak. Pihaknya pun berkomunikasi dengan TNBTS untuk mewujudkannya.

Saat ini, untuk sementara waktu hingga terbentuknya paguyuban ojek, pengelola wisata Bromo mengupayakan membuat papan pengaduan di beberapa titik.

Baca artikel selengkapnya di detikJatim




(msl/msl)

Hide Ads