Salah satu traveler yang sedang berlibur di Gunung Bromo mengalami kejadian tidak enak. Ia terkena getok harga saat memesan layanan ojek dari warga lokal hingga setinggi Rp 400 ribu.
Sontak kejadian itu viral di media sosial karena ada bukti video yang merekamnya. Kini, dalam satu video yang diunggah oleh akun base pendaki, si tukang ojek pun meminta maaf. Tak lupa, ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuataannya kembali.
Berikut pernyataan tukang ojek yang diunggah oleh akun @pendakilawas dengan video kiriman dari @bbtnbromotenggersemeru dikutip Rabu (29/5/2024):
Surat pernyataan, pada hari ini Selasa (28/5/2024), saya yang bertandatangan di bawah ini atas nama Purwanto, alamat Wonokitri (Pasuruan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehubungan video viral yang ada di media sosial atas kejadian kesalahpahaman dan ketidaknyamanan pelayanan jasa wisata ojek di Bromo, saya mohon maaf.
Dan mengikuti kesalahan kepada seluruh pihak terkait, khususnya kepada Pak Dira dan tim yang saya rugikan.
Dan saya berjanji tidak akan mengulanggi kejadian tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat sebagai bentuk penyesalan dan permohonan maaf tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
![]() |
Sebelumnya, getok harga terjadi di libur panjang akhir pekan lalu di kawasan Gunung Bromo. Traveler dikenai harga hingga Rp 400 ribu untuk layanan ojek.
Ojek Bromo getok tarif hingga Rp 400 ribu viral di media sosial. Belum diketahui secara pasti di mana lokasi kejadian persisnya, dan oknum ojek masih dalam pencarian.
Berikut fakta-fakta ojek Bromo viral getok wisatawan:
1. Ojek Bromo Getok Harga Viral di Media Sosial
Kasus ini berawal dari video yang diunggah wisatawan ke media sosial. Wisatawan tersebut mengaku merasa dirugikan pelaku jasa ojek menembak tarif.
Namun, wisatawan itu tidak menjelaskan secara detail soal di mana lokasi pasti kejadian. Juga tidak menyebutkan apakah tarif Rp 400 ribu yang dimaksud untuk satu orang atau empat orang. Pasalnya, dalam video memperlihatkan ada empat wisatawan.
2. Oknum Ojek Sedang Dicari
Camat Tosari Hendi Candra Wijaya mengaku telah mengetahui video viral itu, dan sedang proses pencarian. Menurutnya, mencari oknum pelaku jasa ojek ini lebih susah dibanding jasa wisata lain. Sehingga pihaknya juga meminta bantuan Forum Komunikasi Pariwisata di Tosari.
3. Belum Ada Paguyuban Ojek Bromo
Hendi mengungkapkan saat ini belum ada paguyuban yang menaungi jasa ojek wisata Bromo. Hal ini tak jarang menimbulkan masalah-masalah yang merugikan wisatawan dan membuat citra buruk pariwisata.
4. Tarif Ojek Belum Ada Aturan Baku
Tidak adanya paguyuban ojek wisata Bromo juga mengakibatkan belum adanya aturan baru tentang tarif ojek. Tak hanya itu, ojek Bromo juga tidak memiliki aturan resmi tentang operasionalnya.
5. Paguyuban Ojek Mendesak Didirikan
Hendi menegaskan pembentukan paguyuban jasa ojek wisata sangat mendesak. Pihaknya pun berkomunikasi dengan TNBTS untuk mewujudkannya.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?