Bukan Dicopet, Ini Kisah WNI yang Dirampok di Jerman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukan Dicopet, Ini Kisah WNI yang Dirampok di Jerman

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 05 Jun 2024 12:40 WIB
The german Reichstag with a dedication to the people in the German capital Berlin
Ilustrasi Jerman (Getty Images/iStockphoto/Achim Schneider / reisezielinfo)
Jakarta -

Viral video yang memperlihatkan WNI menangkap pencopet saat sedang liburan di Italia membuat wisatawan lain asal Indonesia berbagi cerita saat pelesiran di Eropa. WNI ini menceritakan dirampok tak lama setelah mendarat di Jerman.

Pengalaman buruk itu dialami oleh Rachmatunnisa, salah satu awak redaksi detikcom, yang tahun lalu bertandang ke Jerman. Mobil yang dinaiki bersama rombongan dirampok saat mereka sedang makan di restoran.

"Sekitar awal Juli 2023, tepat di momen Berlin Marathon, saya berdinas ke Berlin. Setelah mendarat, kami yang serombongan ada enam orang, dijemput oleh tour guide yang merupakan orang Indonesia yang tinggal di Berlin," kata Nisa, sapaan karib Rachmatunnisa, Rabu (5/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya, kami ingin langsung menuju hotel untuk check in, namun kami mengubah rencana untuk makan terlebih dahulu sebelum check in. Kami makan di restoran yang searah dengan lokasi hotel," dia menambahkan.

Nisa mengatakan bahwa dia dan rombongan makan di restoran Vietnam, namun lupa detail lokasinya. Mobil mereka pun diparkir tak jauh dari restoran, hanya berjarak beberapa kedai lain.

ADVERTISEMENT

"Mobil parkir nggak langsung di depan restorannya, tapi jarak dua atau tiga restoran, jadi mobilnya nggak terawasi. Sebelum turun, si tour guide tadinya mau nunggu di mobil, tapi ketua rombongan mengajak dia ikut makan biar gampang nanti komunikasi sama waitersnya. Kita makan di situ kurang lebih satu jam," kata dia.

Setelah makan, serombongan pun menuju mobil. Mereka kaget saat melihat beberapa barang bawaan hilang.

"Selesai makan, kita balik ke mobil. Nah, ketika pintu mobil dibuka, semua koper ukuran kecil, semua tas ransel isi uang tunai, gadget milik kita berenam hilang," kata Nisa.

"Tour guide memastikan kalo dia mengunci pintu sebelum pergi dan diiyakan oleh yang lain karena memang kita juga lihat mobil dikunci saat pergi. Ajaibnya, sama sekali tidak ada jejak kaca pecah atau pintu dicongkel. Namun, barang kita hilang," dia menjelaskan.

Barang -barang ditemukan berkat Airtag

Nisa melanjutkan bahwa mereka 'beruntung' karena salah satu koper yang hilang sebelumnya dipasang Airtag. Mereka pun melacaknya, dan ditemukan barang-barang tersebut baru bergerak enam menit yang lalu.

"Tour guide langsung lapor ke kantor polisi terdekat, membuat laporan kehilangan dan ngasih tahu live track dari Airtag ke polisi. Polisi pun meminta kita untuk balik dulu ke TKP dan tunggu di sana," kata Nisa.

Tour guide yang mendampingi Nisa dan rombongan pun berinisiatif menanyakan ke pemilik restoran yang ada di depan mobil mereka parkir. Namun, pemilik restoran mengaku tidak melihat ada yang mencurigakan. Saat ditanya rekaman CCTV, katanya CCTV mereka sedang rusak.

"Jawabannya membuat kita curiga sih, tapi nggak bisa berbuat apa-apa juga. Si tour guide cuma nambahin informasi ini untuk laporan ke polisi," kata Nisa.

Kurang lebih satu jam setelah laporan ke polisi, tour guide dihubungi kantor polisi. Mereka mereka diminta datang ke suatu tempat. Jarak dari TKP ke tempat itu kurang lebih 2-3 kilometer.

"Sampai di tempat itu, ada dua orang polisi cross check kembali terkait kita kehilangan barang, apa aja barang yang hilang. Rombongan pun disuruh mendekat.

"Apa ini barang-barang kalian?" tanya polisi tersebut.

"Jreng! Barang-barang kita berserakan di tempat semak-semak di pinggir jalan. Koper-koper kondisinya dirusak, ransel awutan-awutan, semua isinya dikeluarin. Barang-barang kita berenam yang diambil antara lain semua uang cash, iPhone 15 masih segel, Galaxy S23 Ultra, dua kamera beserta 3 jenis lensa, dll," kata Nisa.

Kemudian, dia dan rombongan diinformasikan oleh polisi jika beberapa bulan terakhir lagi marak modus ini. Si pencuri sudah mengincar targetnya sejak di bandara.

"Si pencuri mengincar kita sejak dari bandara, apalagi momennya pas Berlin Marathon dan banyak turis dari luar negeri yang datang untuk event ini. Si pencuri ini tampaknya 50:50 sama kita. Kalo kita tetap pada rencana awal, dari bandara langsung ke hotel, dia nggak akan jadi merampok. Tapi ketika kita mampir dulu, inilah kesempatan dia beraksi," kata dia.

Sinyal kunci mobil dihack

Terkait mobil yang baik-baik saja, tidak ada kaca pecah atau bekas pintu dibuka paksa, ternyata pencuri menghack sinyal pintu mobil. Karena itulah, mobil dalam kondisi baik-baik saja, dan tidak berbekas.

"Mereka ngehack sinyal kunci mobilnya. Jadi si maling nungguin pintu dikunci, entah gimana cara kerjanya, pokoknya memungkinkan mereka bisa ngebuka pintu mobil tanpa didobrak atau mecahin kaca. Mereka ini sekomplotan, ketika mobil ditinggal, mereka beraksi, semua barang langsung dipindahin ke mobil mereka," ujar dia.

"Terus mereka akan ambil apa saja yang bernilai. Sisanya mereka buang ke semak-semak dekat jalan besar kaya jalan tol gitu. Pemilihan lokasi ini memudahkan mereka kabur ke luar kota," kata dia.

Hati-hati bila datang ke Eropa

Belajar dari pengalamannya, Nisa mengimbau traveler yang akan berlibur ke Eropa untuk selalu berhati-hati.

"Sebelum berangkat memang kita diwanti-wanti supaya hati-hati di Eropa itu banyak copet. Sering dengar cerita juga dari teman-teman ada yang dijambret di Barcelona, dicopet di Paris, dan lainnya. Jadi harus hati-hati banget, cuma bawa tas kecil yang nempel badan isi hal-hal yang penting,"

"Tapi tetap enggak nyangka kejahatannya dengan cara dirampok, diambil sekoper-koper dan setas-tasnya dari mobil," kata Nisa.

Juga, Nisa menambahkan kalau bisa setelah mendarat di bandara langsung saja menuju hotel untuk menghindari modus ini. Jika pun harus singgah, pastikan ada yang tinggal di mobil untuk berjaga-jaga.




(sym/fem)

Hide Ads