Lagi Bersih-bersih, Artefak Berharga Ditemukan di Jepara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lagi Bersih-bersih, Artefak Berharga Ditemukan di Jepara

Dian Utoro Aji - detikTravel
Jumat, 07 Jun 2024 19:10 WIB
Penemuan artefak terakota di sekitar Candi Bubrah, Dukuh Duplak, Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara. Foto diunggah Senin (3/6/2024).
Foto: Artefak berharga ditemukan di candi Bubrah Jepara (dok. Kominfo Jepara)
Jepara -

Artefak berharga berupa sebuah terakota ditemukan saat sedang dilakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar situs Candi Bubrah, Jepara.

Penemuan artefak tersebut langsung dilaporkan ke Balai Pelestari Cagar dan Budaya (BPCB) Wilayah X Provinsi Jawa Tengah.

Subkord Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Lia Supardianik mengatakan, artefak ini ditemukan saat dilakukan kegiatan bersih-bersih situs Candi Bubrah oleh Forum Komunikasi Peduli Cagar Budaya Muria (FKPCBM).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin kita melaksanakan bersih-bersih di Candi Bubrah dan menemukan sebuah artefak yang diduga sebagai terakota," ungkap Lia.

Lia menjelaskan artefak yang diduga sebagai terakota ini ditemukan pada Sabtu (1/6/2024), sekitar pukul 11.50 WIB. Artefak tersebut ditemukan oleh salah satu peserta kegiatan bersih-bersih.

ADVERTISEMENT

Temuan itu kemudian dilaporkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara. Terakota itu berupa tembikar berbahan tanah liat.

Terakota ini ditemukan sekitar satu meter dari Candi Bubrah yang berada di Dukuh Duplak, Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Lokasi penemuannya agak sulit, karena berada di sebuah tebing yang cukup curam.

"Hasil temuan ini selanjutnya kami bersihkan dan dilaporkan kepada Balai Pelestari Cagar dan Budaya Wilayah X Provinsi Jawa Tengah (Jateng)," kata dia.

Penemuan artefak terakota di sekitar Candi Bubrah, Dukuh Duplak, Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara. Foto diunggah Senin (3/6/2024).Penemuan artefak terakota di sekitar Candi Bubrah, Jepara Foto: dok. Kominfo Jepara

Saat ditemukan, kondisi artefak terakota memang sudah tidak utuh. Kondisinya sebagian sudah pecah dan menyisakan beberapa kepingan. Namun demikian, temuan terakota itu tetap menjadi bagian dari artefak sejarah yang harus dilestarikan.

Lia pun menghimbau kepada masyarakat atau para pecinta alam yang mendaki di wilayah pegunungan Muria, jika mereka menemukan sebuah benda yang diduga bagian sebagai cagar budaya, maka temuan itu harus dilaporkan.

"Kalau menemukan jangan diambil. Bisa didokumentasikan bersama titik koordinatnya. Kemudian laporkan kepada kami atau tim cagar budaya Muria," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Peduli Cagar Budaya Muria Andik Aristiawan, mengatakan temuan berawal dari pendakian yang dimulai pada Jumat (31/5/2024). Para peserta naik dari Dukuh Duplak, dan bermalam di Situs Candi Bubrah.

"Kemudian, keesokan harinya dilaksanakan pembersihan tegakan serta tanaman di sekitar situs Candi Bubrah," jelasnya.

Kegiatan bersih situs oleh komunitas peduli cagar budaya ini, akan dijadikan kegiatan rutin untuk menjaga kelestarian situs di sekitar Pegunungan Muria.

"Perlu adanya kajian lebih mendalam termasuk penataan ulang dan ekskavasi (penggalian arkeologi), untuk menggali lebih jauh keberadaan situs Candi Bubrah, dan sekitarnya," tambah dia.

------

Artikel ini telah naik di detikJateng.




(wsw/wsw)

Hide Ads