Jadi Jaringan Akomodasi Terkemuka, Airbnb Dihantui Deretan Masalah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jadi Jaringan Akomodasi Terkemuka, Airbnb Dihantui Deretan Masalah

Weka Kanaka - detikTravel
Sabtu, 13 Jul 2024 06:01 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 03:  The Airbnb app logo is displayed on an iPhone on August 3, 2016 in London, England.  (Photo by Carl Court/Getty Images)
Ilustrasi logo Airbnb. (Getty Images)
Jakarta -

Airbnb merupakan jaringan akomodasi terkemuka atau bahkan terbesar di dunia. Namun, di balik kesuksesannya menyimpan deretan masalah yang menghantui.

Adapun Airbnb berbeda dari hotel umumnya. Mereka tidak mengontrol atas properti yang diiklankan di platformnya dan juga tidak mempekerjakan staf keamanan, resepsionis, petugas kebersihan, atau staf lainnya di suatu hunian.

Perusahaan itu justru menyerahkan biaya pemeliharaan dan perlindungan persewaan jangka pendek kepada sang pemilik properti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan hotel yang dianggap bertanggung jawab secara hukum terhadap tamu yang merasa dirugikan, Airbnb kerap lepas tangan terkait itu. Mengutip CNN, Sabtu (13/7/2024), bahkan Airbnb telah memenangkan gugatan itu lewat pengadilan. Dalihnya adalah bahwa mereka tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi di hunian yang diiklankan.

Kendati demikian, Airbnb mengumpulkan sekitar 17 persen dari setiap pemesanan di segala properti yang mereka pasarkan.

ADVERTISEMENT

Dibalik kesuksesannya yang telah menyediakan sekitar 2 juta properti di 191 negara, terdapat permasalahan yang masih menghantui. Praktik kejahatan seperti kekerasan dan prostitusi, kematian wisatawan, disebut telah memaksa Airbnb menjadi pusat perhatian masyarakat global. Selain itu, yang paling menarik perhatian adalah adanya kamera tersembunyi.

Minim kontrol dan skandal kamera tersembunyi

Belakangan terkuak masalah skandal banyak oknum pemilik properti yang menaruh kamera tersembunyi di tempat-tempat privat, seperti di kamar hingga kamar mandi.

Itu tentunya karena kontrol yang begitu minim dan menjadikannya sebagai ancaman keberlanjutan bisnis hunian jangka pendek itu.


Kamera pengintai jadi masalah satu dekade

Dalam laporan CNN, Airbnb telah mengetahui masalah kamera pengintai wisatawan selama setidaknya satu dekade. Mereka bahkan telah memberikan informasi kepada pemegang saham terkait adanya masalah itu sejak awal perusahaan go public.

"Kami menyadari hal itu, ada banyak kasus yang masuk," ungkap seorang mantan karyawan Airbnb yang menolak disebutkan namanya.

Kendati masalah itu telah ada bertahun-tahun, Airbnb sejatinya mengizinkan pemilik properti meletakkan kamera pengawas di area umum dan jika kamera tersebut diungkapkan kepada tamu.

Pada 30 April lalu, perusahaan itu menegaskan telah melarang semua kamera dalam ruangan. Namun, mereka tidak memberikan informasi terkait bagaimana cara mereka mengatur para pemilik properti.

"Anda bisa saja memiliki semua aturan hebat ini, tetapi jika tidak ada yang memeriksa apakah aturan tersebut dipatuhi. Maka situasinya masih seperti di Wild West," ucap pengacara Bianca Zuniga-Goldwater, yang mewakili beberapa korban kamera tersembunyi.

Trauma pelancong

Skandal itu tentunya mengkhawatirkan bagi para pelancong yang sempat menempati hunian jangka pendek.

Terlebih, ribuan gambar pun telah ditemukan dari seorang pemilik properti. Kamera tersembunyi itu dipasang di kamar tidur hingga kamar mandi. Banyak pelancong yang tak sadar bahwa mereka telah direkam saat berganti pakaian, tidur, ataupun saat berhubungan intim dengan pasangan.

Sontak para korban pun mengatakan bahwa mereka hidup di bawah bayang-bayang ketakutan.

"Ini bukan nomor Jaminan Sosial atau alamat email saya. Ini tubuh telanjang saya," kata seorang wanita.

Penyebab lonjakan harga hunian lokal

Selain masalah kamera pengintai yang tengah berkembang, Airbnb pun sejatinya telah dihantui oleh masalah lainnya. Yakni platform hunian jangka pendek semacan Airbnb dan platform lainnya dinilai menjadi biang keladi atas meningkatnya harga hunian lokal.

Perburuan rente dari para pemilik modal membuat banyak rumah atau hunian dibeli untuk disewakan. Kendati itu akan mendorong praktik pariwisata, namun para warga lokal menjadi kewalahan untuk mengikuti harga beli properti di spot-spot wisata terkenal.

Misalnya saja Barcelona, yang baru-baru ini mengumumkan akan melarang persewaan apartemen untuk turis. Mengutip The Guardian, Sabtu (13/7), kebijakan itu sebagai upaya mengatasi lonjakan biaya perumahan dan membuat kota tersebut lebih layak huni.




(wkn/wkn)

Hide Ads