Airbnb merupakan jaringan akomodasi terkemuka atau bahkan terbesar di dunia. Namun, di balik kesuksesannya menyimpan deretan masalah yang menghantui.
Adapun Airbnb berbeda dari hotel umumnya. Mereka tidak mengontrol atas properti yang diiklankan di platformnya dan juga tidak mempekerjakan staf keamanan, resepsionis, petugas kebersihan, atau staf lainnya di suatu hunian.
Perusahaan itu justru menyerahkan biaya pemeliharaan dan perlindungan persewaan jangka pendek kepada sang pemilik properti.
Berbeda dengan hotel yang dianggap bertanggung jawab secara hukum terhadap tamu yang merasa dirugikan, Airbnb kerap lepas tangan terkait itu. Mengutip CNN, Sabtu (13/7/2024), bahkan Airbnb telah memenangkan gugatan itu lewat pengadilan. Dalihnya adalah bahwa mereka tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi di hunian yang diiklankan.
Kendati demikian, Airbnb mengumpulkan sekitar 17 persen dari setiap pemesanan di segala properti yang mereka pasarkan.
Dibalik kesuksesannya yang telah menyediakan sekitar 2 juta properti di 191 negara, terdapat permasalahan yang masih menghantui. Praktik kejahatan seperti kekerasan dan prostitusi, kematian wisatawan, disebut telah memaksa Airbnb menjadi pusat perhatian masyarakat global. Selain itu, yang paling menarik perhatian adalah adanya kamera tersembunyi.
Minim kontrol dan skandal kamera tersembunyi
Belakangan terkuak masalah skandal banyak oknum pemilik properti yang menaruh kamera tersembunyi di tempat-tempat privat, seperti di kamar hingga kamar mandi.
Itu tentunya karena kontrol yang begitu minim dan menjadikannya sebagai ancaman keberlanjutan bisnis hunian jangka pendek itu.
Kamera pengintai jadi masalah satu dekade
Dalam laporan CNN, Airbnb telah mengetahui masalah kamera pengintai wisatawan selama setidaknya satu dekade. Mereka bahkan telah memberikan informasi kepada pemegang saham terkait adanya masalah itu sejak awal perusahaan go public.
"Kami menyadari hal itu, ada banyak kasus yang masuk," ungkap seorang mantan karyawan Airbnb yang menolak disebutkan namanya.
Kendati masalah itu telah ada bertahun-tahun, Airbnb sejatinya mengizinkan pemilik properti meletakkan kamera pengawas di area umum dan jika kamera tersebut diungkapkan kepada tamu.
Pada 30 April lalu, perusahaan itu menegaskan telah melarang semua kamera dalam ruangan. Namun, mereka tidak memberikan informasi terkait bagaimana cara mereka mengatur para pemilik properti.
"Anda bisa saja memiliki semua aturan hebat ini, tetapi jika tidak ada yang memeriksa apakah aturan tersebut dipatuhi. Maka situasinya masih seperti di Wild West," ucap pengacara Bianca Zuniga-Goldwater, yang mewakili beberapa korban kamera tersembunyi.
Baca juga: Airbnb Diguncang Skandal Kamera Tersembunyi |
Trauma pelancong
Skandal itu tentunya mengkhawatirkan bagi para pelancong yang sempat menempati hunian jangka pendek.
Terlebih, ribuan gambar pun telah ditemukan dari seorang pemilik properti. Kamera tersembunyi itu dipasang di kamar tidur hingga kamar mandi. Banyak pelancong yang tak sadar bahwa mereka telah direkam saat berganti pakaian, tidur, ataupun saat berhubungan intim dengan pasangan.
Sontak para korban pun mengatakan bahwa mereka hidup di bawah bayang-bayang ketakutan.
"Ini bukan nomor Jaminan Sosial atau alamat email saya. Ini tubuh telanjang saya," kata seorang wanita.
Penyebab lonjakan harga hunian lokal
Selain masalah kamera pengintai yang tengah berkembang, Airbnb pun sejatinya telah dihantui oleh masalah lainnya. Yakni platform hunian jangka pendek semacan Airbnb dan platform lainnya dinilai menjadi biang keladi atas meningkatnya harga hunian lokal.
Perburuan rente dari para pemilik modal membuat banyak rumah atau hunian dibeli untuk disewakan. Kendati itu akan mendorong praktik pariwisata, namun para warga lokal menjadi kewalahan untuk mengikuti harga beli properti di spot-spot wisata terkenal.
Misalnya saja Barcelona, yang baru-baru ini mengumumkan akan melarang persewaan apartemen untuk turis. Mengutip The Guardian, Sabtu (13/7), kebijakan itu sebagai upaya mengatasi lonjakan biaya perumahan dan membuat kota tersebut lebih layak huni.
Simak Video "Berusaha dan Sukses Mengamen di Pinggir Pantai Makassar"
(wkn/wkn)