Wow! Jakarta Gems Center Jadi Pasar Batu Akik Terbesar Kedua ASEAN

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wow! Jakarta Gems Center Jadi Pasar Batu Akik Terbesar Kedua ASEAN

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 16 Jul 2024 12:47 WIB
Pasar Akik Rawa Bening, Jakarta Timur
Pasar Akik Rawa Bening, Jakarta Timur (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
Jakarta -

Pasar Batu Akik Rawa Bening, Jakarta Timur menjadi pasar batu akik terbesar di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara. Pembelinya tidak hanya warga lokal.

Di Asia Tenggara, Pasar Akik Rawa Bening cuma kalah dari Bangkok, Thailand. Pasar itu berada berada di Jalan Bekasi Barat Nomor 4, Jatinegara, Jakarta Timur persis berada di seberang Stasiun Jatinegara.

Pasar Batu Akik Rawa Bening atau yang dikenal sebagai Jakarta Gems Center (JGC) ini diresmikan pada tahun 2007 sebagai pasar batu akik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menjadi pasar batu akik, bangunan ini memang difungsikan sebagai pasar tradisional yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Namun sudah banyak para pedagang batu akik yang berjualan di pasar tersebut.

"Sejarah Pasar Rawa Bening itu pada tahun 80-an memang dulu pasar tradisional ya yang memang menjual kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, sembako, terus ada juga Ramayana yang memang ada di lantai atas. Akhirnya Pasar Jaya ini merubah bentuk pasar ini yang memang identiknya di Pasar Rawa Bening ini lebih banyak pedagang batu akik, permata maupun berlian," kata Kepala Pasar Batu Akik Rawa Bening, Achmad Subhan, saat ditemui detikTravel, Senin (15/7/2024).

ADVERTISEMENT
Pasar Akik Rawa Bening, Jakarta TimurSubhan, kepala Pasar Akik Rawa Bening, Jakarta Timur (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

"Akhirnya Pasar Jaya merubah kesan pasar itu yang kumuh, becek, bau diubahlah menjadi Jakarta Gems Center, yang memang menjadi pusat batu pertama, batu akik maupun berlian itu terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di Asia Tenggara," dia menambahkan.

Menurut Subhan Pasar Batu Akik Rawa Bening menjadi destinasi wisata khusus batu akik dan pertama yang ada di Jakarta Timur. Kelengkapan pilihan di pasar itu juga bagi pecinta batu merupakan surga karena bervariasi mulai dari batu-batunya, aksesorisnya, hingga proses pembuatan dari bongkahan batu hingga menjadi sebuah batu yang melekat di cincin.

"Jadi memang Pasar Batu Akik Rawa Bening ini sudah dicanangkan sebagai pasar destinasi wisata di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur, nah ini sudah melalui Dinas Pariwisata Pemprov DKI," kata dia.

Subhan menyebut total pedagang yang berjualan di Pasar Batu Akik Rawa Bening itu berjumlah 700 pedagang. Walaupun tak semua pedagang di pasar ini adalah penjual batu akik tapi sekitar 600 pedagang merupakan penjual batu akik.

Pasar Akik Rawa Bening, Jakarta TimurPasar Akik Rawa Bening, Jakarta Timur (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Pedagang lain yang berjualan di pasar ini di antaranya pedagang obat-obatan, barang vintage seperti keris dan juga yang lainnya. Subhan juga menyebut pasar ini kerap didatangi oleh para pelancong dari luar negeri seperti Korea dan Jepang.

"Memang banyak turis-turis dari mancanegara itu termasuk dari Korea maupun Jepang dia lebih menyukai aksesoris (batu akik), karena di sana mungkin kalau dia belinya mahal. Tapi, kalau di ke sini itu dibuat oleh-oleh ke sana itu lebih murah," kata Subhan.

"Itu makanya aksesoris ini banyak diminati oleh para turis termasuk dia pengen melihat juga proses pembuatan (pengolahan) batu ada batu asah dari bongkahan menjadi batu (aksesoris) nah itu salah satu daya tarik juga," ujar Subhan di kantornya yang berada di rooftop Pasar Batu Akik Rawa Bening.

Sembari menjawab setiap pertanyaan, Subhan juga mengeluarkan koleksi-koleksi batu milik dirinya. Rata-rata koleksinya itu berasal dari pasar ini dan salah satu batu koleksinya ada yang mencapai hingga jutaan rupiah.

Dia juga merupakan pecinta batu akik, tak ayal ia sedikit banyaknya paham tentang perbatuan tersebut. Terdapat beberapa jenis yang ia miliki mulai dari batu bacan hingga batu kecubung, setelah usai memperlihatkan batu koleksinya, kemudian untuk harga batu aksesoris seperti akik, pertama hingga berlian itu menurutnya relatif dan abstrak serta tak menentu.

"Batu itu harganya abstrak kalau saya lagi pakai nih, hari ini ringnya saya beli delapan ratus ribu terus batunya di harga dua ratus ribu sampai satu juta. Terus saya pakai dan ada yang suka (minat) dua juta rupiah saya dapat untung sejuta kan kalau saya juga saya nggak akan dapat lagi (batu yang serupa) gitu," kata dia.

Subhan mengajak detikTravel untuk berkeliling pasar melihat pengolahan batu dari semula bongkahan menjadi batu-batu berukuran kecil. Katanya pengunjung yang memiliki koleksi batu bongkahan yang belum diolah bisa langsung datang ke sini untuk diproses menjadi batu aksesoris.

"Boleh bawa aja ke sini kalau punya bongkahan batu yang belum diolah," ujar dia sembari berjalan.




(fem/fem)

Hide Ads