Ni Luh Djelantik: Sanur Tak Cocok untuk Beach Club dan Mal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ni Luh Djelantik: Sanur Tak Cocok untuk Beach Club dan Mal

Aryo Mahendro - detikTravel
Sabtu, 20 Jul 2024 16:15 WIB
Ni Luh Djelantik saat berbincang Story-Nomics di Toya Devasya, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat (20/7/2024).
Ni Luh Djelantik berkomentanr tentang pembangunan mal dan beach club di Sanur, Bali (Aryo Mahendro/detikBali)
Jakarta -

Pembangunan mal dan beach club (kelab malam) di Sanur, Denpasar, dinilai tak cocok. Ni Luh Djelantik mengkritisi pembangunan mal dan kelab yang berpotensi mengganggu ketenangan.

"Jadi, mereka sekarang mau bikin beach club. Nggak bisa di Sanur bikin beach club," kata Ni Luh Djelantik saat berbincang dengan tema Story-Nomics di Toya Devasya, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat (20/7/2024).

Menurut anggota DPD RI terpilih itu, setiap kabupaten di Bali punya destinasi atau tempat wisatanya masing-masing. Setiap tempat wisata itu punya keunikan tersendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ni Luh Djelantik mencontohkan kawasan Sanur. Jalanan dan pantai di Sanur menawarkan lingkungan wisata dengan suasana tenang dan kalem. Sehingga, jadi wisata favorit para turis orang tua atau lansia.

ADVERTISEMENT

Karenanya, lanjut Ni Luh, suasana wisata di Sanur tidak dapat disamakan dengan Seminyak atau Canggu yang identik dengan ingar bingar. "Anaknya dugem di Seminyak. Neneknya itu nginap di Sanur. Sekarang, (di Sanur) dibikinkan tempat dugem juga. Nggak bisa," kata Ni Luh.

Ni Luh menyarankan pemerintah perlu membuat kebijakan yang mengatur pendirian jenis usaha yang sesuai dengan karakteristik destinasi wisatanya. Jika tidak, dia khawatir Bali akan dipenuhi dengan turis yang kurang peduli dengan adat dan budaya setempat.

"Kebijakan itu menjadi penting. Karena kalau tidak, Bali akan habis. Orang yang datang akan nggak nyaman lagi," tuturnya.

Selain beach club di Sanur, Ni Luh Djelantik juga menyinggung soal banyak bermunculan tempat usaha yang dimiliki. Menjamurnya perusahaan asing itu terus menggerus tempat usaha milik warga setempat.

Senator terpilih itu menyinggung salah faktor menjamurnya tempat usaha yang dimiliki orang asing karena peraturan dari pemerintah pusat. Yakni, Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

Adapun satu beach club kini tengah dibangun di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, tepatnya di kawasan Jalan Danau Tamblingan. Beach Club Sanur dibangun seusai kehadiran Icon Bali Mall yang kerap membuat macet. Lokasi Sanur Beach Club sangat berdekatan dengan Icon Bali Mall.

Bendesa Adat Intaran I Gusti Agung Alit Kencana mengatakan pembangunan Sanur Beach Club bukan kewenangan Desa Adat Intaran. Pemrakarsa Sanur Beach Club tentunya langsung berurusan dengan OSS.

Baca artikelnya di detikbali,




(sym/sym)

Hide Ads