Pocari Run di Bandung Dibanjiri Kritik Warga dan Peserta, Ini Evaluasi dari Sandiaga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pocari Run di Bandung Dibanjiri Kritik Warga dan Peserta, Ini Evaluasi dari Sandiaga

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 23 Jul 2024 09:05 WIB
Pocari Sweat Run Indonesia 2024
Pocari Sweat Run Indonesia 2024 meriah, tetapi banyak catatan (dok. Humas Kemenparekraf)
Jakarta -

Pocari Sweat Run Indonesia 2024 di Bandung dibanjiri kritik, salah satunya karena dinilai tidak aman bagi peserta. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan sejumlah evaluasi.

Pocari, dengan start dan finish di Gedung Sate, Bandung, diklaim diikuti 42 ribu peserta. Race dilaksanakan selama dua hari, Sabtu (20/7/2024) untuk kategori 5 km dan Minggu (21/7) untuk kategori 10 km, half marathon, dan marathon.

Dari pengalaman peserta, race itu unggul dari aspek cuaca. Bagi para pelari suhu udara yang sejuk dinilai mendukung performa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, cuaca itu tidak didukung dengan aspek penting yang seharusnya didapatkan peserta, yakni keamanan dan kenyamanan.

Para peserta, terutama bagi para pelari di nomor half marathon dan marathon harus bertarung dengan pengendara motor dan mobil. Baik, dengan laju kendaraan atau pun klakson yang bersaut-sautan. Terutama, pada titik pertigaan atau perempatan jalan, atau pun saat peserta harus menyeberang jalan untuk berpindah jalur.

ADVERTISEMENT

Dari pengamatan detikcom, di sejumlah titik, peserta juga dipaksa berhenti lebih dulu untuk memberikan jalan kepada pengendara. Video-video saat para peserta dan kendaraan bercampur viral di media sosial.

Sandiaga menjadi salahs atu peserta race itu. Dia menilai selain cuaca, ajang itu juga sip mendukung pergerakan UMKM di Bandung.

"Ini luar biasa menggerakkan seluruh masyarakat untuk hidup sehat, tapi juga menggerakkan ekonomi. Karena, tentunya ini bagian daripada sport tourism pariwisata berbasis olahraga. Selamat mudah-mudahan ini bisa ditingkatkan ke depan," kata Sandi dalam postingan Instagram pada Senin (22/7/2024).

Tetapi, tampaknya warga Bandung tidak sepakat dengan unggahan Sandiaga. Warganet justru menolak gelaran race itu. mereka terganggu oleh kemacetan yang diakibatkan perhelatan tersebut. Selain itu, panitia pelaksana Pocari Run disorot karena dinilai kurang melakukan sosialisasi ajang itu.

"Kalo mau jadiin world major event di kota lain aja pak wkwk, warga Bandung gak buruh event2 begituan bikin macet jalan aja," tulis salah satu netizen.

"Terima kasih sudah bikin Bandung Macet dan kotor pak. Terima Kasih sudah mengundang orang kasar dan arogan dan sombongnya bukan main untuk datang ke bandung," yang lain menimpali.

"Jadikan marathon internasional!!! Tinggal dievaluasi penyelenggaraannya, kalau bisa satu hari disterilkan semua jalan yang dipakai race, khusus untuk event di Bandung marathon. Sampah-sampah berserakan mohon dibersihkan, trotoar dipercantik, hindari rute seperti Cicadas, rangkul stakeholder yang terlibat seperti rt, rw, dan karang aturan yang dilalui race marathon," tulisa netizen lainnya.

"2x posting ttg @pocarisportid tapi isi komen nya berantem antara warga Bandung dan pelari. Sedih sih.. saya sebagai pelari ngerasain emang ga nyaman di beberapa titik, bahkan sempet dikatain anj*** Ama pengendara. Semoga bisa jadi bahan evaluasi ya..," ujar yang lain.

Sandiaga menambahkan penjelasan dalam konferensi pers kepada media pada Senin (22/7). Sandiaga mengatakan merujuk komentar pada postingannya itu, panpel tidak bisa mengabaikan keterlibatan masyarakat, justru warga lokal itulah sebagai kunci penting untuk bisa menjalankan kegiatan dengan nyaman dan tidak ada yang merasa dirugikan.

Kemudian, dia membandingkan degan race lari di Jakarta. Dalam race sebelumnya, warga Jakarta juga tidak menerima penutupan jalan, namun panpel dengan dukungan pemerintah DKI Jakarta melakukan sosialisasi masif hingga tingkat RT dan perhelatan dinilai sukses.

"Nah, ini sama sekitar lima tahun lalu kita membuat marathon berskala besar di Jakarta, perlu waktu untuk mengedukasi masyarakat. Sekarang waktu Jakarta International Marathon kemarin kita steril tapi masyarakat bisa menerima karena sudah ada rekayasa lalu lintas dan juga sudah ada kerja sama dengan masyarakat," kata Sandiaga.

Sebagai kota yang memiliki potensi sebagai sport tourism, Sandi mengatakan harus meningkatkan sosialisasi dan edukasi untuk bisa menghelat aktivitas dengan skala internasional.

"Oleh karena itu kita harus terus sosialisasikan dan edukasi masyarakat Bandung dan Jawa Barat karena ini salah satu syarat dari sebuah kota yang akan menyediakan marathon berkelas dunia," kata dia.




(fem/fem)

Hide Ads