Selubung Prostitusi di Balik Penggusuran Kampung Wisata Citepus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Selubung Prostitusi di Balik Penggusuran Kampung Wisata Citepus

Syahdan Alamsyah - detikTravel
Minggu, 04 Agu 2024 13:10 WIB
Kampung Wisata Citepus Sukabumi
Foto: Kampung Wisata Citepus Sukabumi (Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Dugaan praktek prostitusi menjadi alasan Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk melakukan penataan di Kampung Wisata Citepus. Bagaimana faktanya di lapangan?

Penataan Kampung Wisata Katapang Condong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Sukabumi disebut untuk membasmi dugaan praktik prostitusi di kawasan itu.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi Prasetyo. Prasetyo juga mengungkap upaya penataan kawasan tidak hanya berfokus pada aspek fisik atau estetika, tetapi juga pada masalah sosial, khususnya persoalan prostitusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsep jelas mereka akan di akomodir usahanya, kios diberikan dengan cuma-cuma dan tidak ada lagi lokasi cafe remang-remang dan prostitusi. Dan ini dalam rangka penegakan syariat islam yang telah menjadi kebijakan Kabupaten Sukabumi dan para ulama," ujar Presetyo, Sabtu (3/8/2024) kemarin.

Di samping itu, kini muncul informasi seliweran terkait rencana tersebut yang bisa memancing gejolak. Prasetyo meminta agar masyarakat tak terpengaruh kabar bohong itu.

ADVERTISEMENT

Prasetyo juga berharap semua pihak mendukung rencana penataan tersebut. Diketahui, saat ini muncul gejolak penolakan terkait rencana tersebut berikut jumlah kerohiman yang kabarnya akan diberikan kepada para penghuni kawasan.

"Gejolak itu karena memang masih proses, jangan oleh oknum menyebar berita-berita yang belum pasti kebenarannya. Kalau proses selesai juga nanti akan terlihat terang benderang," kata Prasetyo.

Prasetyo juga menegaskan soal oknum yang dimaksud adalah yang menyebar hoax soal penggantian atau kerohiman sebesar Rp 10 Juta.

"Enggak tahu oknum siapa yang menyebar hoax 10 juta dan lain-lain, kan belum ada keputusan," tuturnya.

Sementara itu, Ukan Sunarya, ketua RT 04 RW 03 Kampung Wisata Katapang Condong mengaku pihaknya berdiri di tengah-tengah. Di satu sisi ia berharap adanya komunikasi dengan semua pihak, di sisi lain ia juga mendukung rencana penataan tersebut.

"Keinginan pemilik warung dan cafe semua sampai warung kopi, pertama ekonomi saat tahun-tahun ini bulan-bulan ini menurun, kedua kalau seandainya ada pembenahan terus ada pembongkaran dan penggusuran jelas kami mengeluh, kemudian resah, karena kalau kita dibongkar sekarang-sekarang mau bagaimana ada bangunan yang baru sebulan baru direhab, lalu digusur begitu saja, bagaimana bisa mengembalikan modal, makanya tolong diundur dulu waktunya," kata Ukan.

Ukan berharap bisa disambungkan ke pemerintah dan pengembang kawasan. Pihaknya memastikan mendukung pembenahan, namun tidak dalam waktu dekat ini.

"Kalau seandainya sekarang-sekarang kalau ini harus kosong, kita harus ada bekal, dibongkar diperenahkeun (ditempatkan) kamana, kita dibuang kemana untuk sementara, kata pemerintah katanya dibuang dulu selama 6 bulan dikosongkan kemudian dibangun, dipindahkan lagi ke tempat semula," ungkapnya.

Ukan menyebut rencana pengosongan lokasi sempat didengar sejak bulan Februari silam. Namun saat itu tidak ada upaya lebih dahulu soal pembahasan. Namun akhirnya pengosongan itu urung dilakukan.

"Permintaan dikosongkan itu bulan dua, 1,5 bulan sudah kosong, belum bahas apa-apa, hanya kata-kata pak kadis, saat itu semua Kasatpol PP, minta pengosongan. Katanya akan ditempatkan ke sini lagi, hanya soal lokasi masih belum tahu," pungkasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikJabar.




(wsw/wsw)

Hide Ads