Polandia Minta Warga Tak Pergi ke Lebanon, Iran, dan Israel

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Polandia Minta Warga Tak Pergi ke Lebanon, Iran, dan Israel

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Senin, 05 Agu 2024 09:05 WIB
Palestinians inspect the site of Israeli strikes on a school sheltering displaced people, amid Israel-Hamas conflict, in Gaza City, August 3, 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Suasana di Israel (Mahmoud Issa/Reuters)
Jakarta -

Pemerintah Polandia memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke wilayah Lebanon, Iran, dan Israel. Imbas situasi yang tengah memanas di Timur Tengah.

Mengutip dari Reuters, Senin (5/8/2024) Kementerian Luar Negeri Polandia menyampaikan imbauan itu lewat platform X. Peringatan itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di tengah situasi panas saat ini.

Dalam cuitan itu disampaikan jumlah wisatawan Polandia yang berkunjung ke Lebanon, Iran serta Israel mengalami peningkatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehubungan dengan meningkatnya jumlah wisatawan Polandia yang mengunjungi Lebanon, Iran, dan Israel, kami mengingatkan kembali dan telah lama kami menyarankan untuk tidak melakukan dahulu perjalanan apapun ke wilayah tersebut," tulis Kementerian Luar Negeri Polandia, Jumat (2/8).

Selanjutnya, di tengah kondisi panas negara-negara tersebut dikhawatirkan tidak bisa melakukan penerbangan kembali. Hingga pada akhirnya harus memutar otak untuk pulang, bahkan harus menetap di tengah kondisi yang panas.

ADVERTISEMENT

"Situasi keamanan yang tidak stabil memungkinkan untuk percaya bahwa akan semakin sulit untuk meninggalkan ketiga negara tersebut," imbauan ditambahkan.

Sebelumnya, maskapai penerbangan Polandia, LOT membatalkan delapan penerbangan mereka ke Lebanon dan Israel karena situasi keamanan. Pihak LOT menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon.

Pembatalan penerbangan ke Lebanon dan Israel akibat meningkatnya kekhawatiran terkait kemungkinan konflik regional, setelah terbunuhnya anggota senior Hamas dan Hizbullah.

Situasi panas itu terjadi setelah Teheran (Iran) bersama dengan Hamas dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh pada hari Rabu. Haniyeh tewas sehari setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hizbullah Fouad Chokr di dekat Beirut.

Hizbullah mengatakan mereka telah meluncurkan puluhan roket Katyusha ke Israel, dengan mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Lebanon. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berada pada 'tingkat kesiapan yang sangat tinggi' untuk skenario apa pun 'defensif dan ofensif'.




(iah/fem)

Hide Ads