Akibat Pemanasan Global, Yunani Mau Tak Mau Harus Ubah Model Pariwisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Akibat Pemanasan Global, Yunani Mau Tak Mau Harus Ubah Model Pariwisata

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Rabu, 02 Okt 2024 13:07 WIB
A couple poses for a photo as tourists line up to take a photo as they view Santorini’s famed sunset, at Santorini, Greece, July 25, 2024. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Wisata Yunani harus berbenah (Alkis Konstantinidis/Reuters)
Jakarta -

Yunani menghadapi tantangan pariwisata akibat pemanasan global. Pemerintah diminta untuk mengatur kembali model pariwisata demi keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.

Melansir The Independent, Rabu (2/10/2024) suguhan lautan biru dan sinar matahari yang menjadi andalan Yunani. Di tahun lalu, Yunani mampu menarik hampir 33 juta wisatawan dan menghasilkan pendapatan hingga 28,5 miliar euro.

Jumlah kunjungan pada 2024 diperkirakan meningkat karena pariwisata global yang mencetak rekor baru setelah sempat redup dihantam pandemi. Namun, lonjakan tersebut bisa juga menjadi perusak utama ekonomi dalam waktu dekat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan overtourism atau pariwisata berlebihan muncullah protes dalam beberapa tahun terakhir di pantai-pantai Cyclades, kumpulan pulau-pulau di Aegea. Ekonom asal London School of Economics, Dimitri Vayanos, mengatakan masyarakat setempat semakin khawatir tempatnya akan rusak beberapa waktu ke depan.

"Orang-orang di Yunani semakin khawatir bahwa (Kepulauan Cycladic) berubah sangat cepat dan dalam beberapa tahun ke depan apa yang menjadi istimewa akan hilang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bukan hanya Yunani yang seperti itu, warga-warga di belahan Eropa lainnya yang memiliki destinasi favorit juga mengkhawatirkan keresahan yang sama yakni kerusakan lingkungan dan juga ekonomi lokal. Utamanya, karena penyewaan properti jangka pendek dari situs web penginapan seperti Airbnb yang mengubah biaya perumahan dan membuat orang-orang jadi enggan untuk tinggal di kota mereka.

Nah, Yunani yang mengandalkan wisata pantai paling terdampak oleh pemanasan global. Meningkatnya permukaan air laut, gelombang panas yang menyengat, curah hujan yang tidak menentu, dan kebakaran hutan telah mengubah lanskap di negeri para dewa itu.

Pariwisata memberikan beban tambahan pada sumber daya air yang langka dan mengancam lingkungan pesisir yang rapuh. Sehingga, memicu seruan dari otoritas setempat dan ombudsman setempat untuk mengatur konstruksi, membatasi arus wisatawan, dan berinvestasi dalam pengelolaan serta infrastruktur air.

Menurut Asosiasi Bisnis Pariwisata Yunani (INSETE) pemerintah perlu melakukan penyeimbangan mitigasi ancaman terhadap perlindungan pendapatan pariwisata yang penting. Karena pariwisata menyumbang antara 62,8 miliar euro hingga 75,6 miliar euro bagi ekonomi Yunani, sekitar sepertiga dari produk domestik bruto setiap tahunnya.

Sebuah undang-undang pada bulan Juli telah diperbarui untuk agen pariwisata, pemandu wisata, dan persewaan. Menteri Pariwisata Yunani, Olga Kefalogianni, mengatakan perubahan itu akan menjadikan Yunani sebagai kekuatan pariwisata global dan merupakan bagian yang penting untuk melindungi industri, serta memberi manfaat bagi perekonomian.

Namun perubahan iklim menjadi persoalan yang nyata bagi industri ini, dari Juni hingga Juli gelombang panas melanda Yunani, menyebabkan tempat-tempat wisata tutup dan serangkaian kematian akibat panas. Kebakaran hutan juga semakin parah akibat pemanasan global itu. Ya, kebakaran besar terjadi pada September yang jaraknya tak jauh dari Athena.

Tahun lalu, lebih dari 8.000 kebakaran hutan yang terjadi di seluruh negeri dan ribuan wisatawan harus dievakuasi dari pulau-pulau, termasuk Rhodes.

Pariwisata Yunani Harus Berkelanjutan - Regeneratif

Sebuah studi percontohan yang dilakukan oleh peneliti Yunani bersama UNESCO menemukan bahwa pulau-pulau kecil di Laut Aegea membutuhkan air dua kali lipat dari jumlah yang dapat mereka produksi secara alami untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Angka kebutuhan diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030.

"Semakin berkembang pulau-pulau ini, semakin kurang menarik mereka bagi pengunjung," kata Vayanos.

Ia menekankan pentingnya penyesuaian pariwisata di Yunani agar lebih sesuai dengan standar lingkungan, termasuk penerapan zonasi dan fokus pembangunan di area tertentu. Kemudian, Direktur Program Manajemen Aset Pariwisata Berkelanjutan (STAMP) Universitas Cornel Amerika Serikat, Megan Epler Wood, mengatakan pariwisata Yunani harus berkelanjutan dan regeneratif.

"Yang ingin kami lihat adalah pariwisata yang berkelanjutan atau bahkan regeneratif. Pariwisata harus berinvestasi dalam konservasi ekosistem dan harus membantu biaya pengelolaan wisatawan di lapangan," kata dia.

Halaman berikutnya >>>

Investasi Energi Terbarukan Dukung Wisata

Mengan juga menyebut berinvestasi dalam energi terbarukan atau melindungi wilayah pesisir dan infrastruktur yang rentan juga akan memberikan manfaat jangka panjang bagi destinasi wisata.

"Hal ini dapat menjadi pengaruh positif yang dapat membantu negara-negara bertransisi menuju masa depan yang lebih tangguh dan berisiko lebih rendah," kata Megan.

Pemerintah setempat telah menindaklanjuti keluhan dari masyarakat dan menyebut dalam laporan bahwa negara harus mengurangi pembangunan dan melindungi sumber daya air di wilayah pesisir untuk mempertahankan pariwisata yang sehat. Megan memperingatkan terkait risiko lingkungan akibat pariwisata, khususnya tentang kebutuhan air.

Pengenalan pajak turis tahun ini yang disebut biaya ketahanan iklim, bertujuan untuk mendukung pemulihan dari kebakaran hutan dan banjir yang semakin parah. Pajak yang dikenakan kepada tamu yang menginap di hotel dan penyewaan jangka pendek ini diharapkan dapat menghasilkan tambahan pendapatan hingga 300 juta euro pada tahun 2024.

Namun, Megan mencatat bahwa pajak pariwisata seringkali lebih diarahkan untuk pemasaran destinasi ketimbang untuk kesejahteraan masyarakat lokal. Penelitian oleh STAMP menunjukkan bahwa layanan dasar seperti air, limbah, utilitas energi, dan perumahan terjangkau sering kali tidak mendapatkan manfaat dari pajak ini.

Persatuan Pusat Kota Yunani (KEDE) meminta agar pendapatan dari pajak tersebut dialokasikan kepada pemerintah daerah untuk membantu pengelolaan wisatawan. Terdapat juga sedikit bukti bahwa pajak pariwisata dapat mengurangi jumlah kedatangan, menurut laporan dari perusahaan strategi Group NAO.

Batasi Pengunjung Kapal Pesiar

Dalam laporan INSETE, Wali Kota Santorini, Nikos Zorzos, berencana membatasi jumlah pengunjung kapal pesiar harian menjadi 8.000 dari total 17.000 orang. Dampak perubahan iklim di Yunani juga mencakup masalah seperti erosi pantai dan penurunan padang lamun yang berkontribusi pada keindahan Laut Mediterania. Selain banjir, kekurangan air, suhu tinggi, dan kekeringan yang menjadi ancaman bagi pariwisata.

"Karena musim panas akan semakin panas, memperpanjang musim wisata harus menjadi prioritas dengan merancang penawaran berkualitas tinggi untuk menarik pengunjung sepanjang tahun. Hanya dengan cara ini kita dapat memastikan pariwisata yang berkelanjutan dan kompetitif bagi Yunani," kata juru bicara INSETE kepada Thomson Reuters Foundation.

INSETE juga merekomendasikan promosi pariwisata yang kaya akan keanekaragaman hayati untuk membantu mendanai konservasi dan mempromosikan alternatif liburan pantai, seperti agrowisata, gastrowisata, kebugaran dan kesehatan, serta wisata petualangan.

"Kami mulai melihat pergeseran menuju pengelolaan pariwisata, bukan hanya promosi semata," kata Ben Lynman dari Travel Foundation, sebuah LSM yang bekerja sama dengan pemerintah, bisnis, dan masyarakat untuk mengembangkan dan mengelola pariwisata.

Halaman 2 dari 2
(upd/fem)

Hide Ads