Para arkeolog di Kamboja telah menemukan sejumlah patung batu pasir berusia ratusan tahun yang luar biasa di Situs Warisan Dunia UNESCO, Angkor.
Mengutip AP, Jumat (1/11/2024) Juru Bicara Otoritas Nasional Apsara, Long Kosal, patung-patung yang dianggap sebagai 'penjaga pintu' itu ditemukan pekan lalu di dekat gerbang utara menuju Istana Kerajaan abad ke-11 di Angkor Thom, ibu kota terakhir Kekaisaran Khmer.
Taman Nasional Apsara, yang bertanggung jawab untuk mengawasi taman arkeologi tersebut, menyatakan bahwa tim sedang menilai struktur gerbang kuno dan mencari batu-batu yang jatuh di sekitar portal saat penemuan itu terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para ahli percaya bahwa patung penjaga pintu ini merupakan contoh Khneang Style yang sesuai dengan periode pembangunan istana pada abad ke-11," kata Kosal.
Menurut salah satu tim arkeolog di sana, Sorn Chanthorn, patung-patung tersebut menunjukkan sosok penjaga yang berdiri tegak dengan ukuran bervariasi antara 1 meter hingga 1 meter lebih. Beberapa patung ditemukan terkubur hingga kedalaman 1,4 meter, dan dalam kondisi sangat baik, masing-masing memiliki hiasan rambut wajah yang khas, menambah keunikan mereka.
Angkor Thom adalah bagian dari Taman Arkeologi Angkor yang mencakup area sekitar 400 kilometer persegi dan ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1992. Tempat tersebut juga merupakan salah satu destinasi wisata paling terkenal di Asia Tenggara, menyimpan reruntuhan Ibu Kota Kekaisaran Khmer dari abad ke-9 hingga ke-15, termasuk kuil Angkor Wat.
Menurut Kementerian Pariwisata Kamboja, situs ini terletak sekitar 320 kilometer barat laut Phnom Penh, Ibu Kota Kamboja dan mampu menarik lebih dari 500.000 pengunjung internasional pada paruh pertama tahun 2024.
Sebagai informasi, penggalian arkeologi ini merupakan kolaborasi antara Apsara dan Tim Pemerintah China-Kamboja untuk menjaga kawasan situs Angkor. Setelah menemukan patung-patung tersebut, tim arkeologi mendokumentasikan posisi mereka dengan cermat sebelum memindahkannya untuk dibersihkan dan direstorasi, dengan rencana untuk mengembalikannya ke lokasi asal.
Selama periode perang saudara dan ketidakstabilan di bawah rezim Khmer Merah pada tahun 1970-an, banyak harta budaya Khmer telah dijarah. Namun, dalam beberapa dekade terakhir Kamboja telah mendapatkan kembali banyak artefak seni dan arkeologi yang diambil dari negara tersebut.
Pada bulan Agustus lalu, Kamboja merayakan pengembalian puluhan artefak dari museum dan koleksi pribadi di luar negeri. Pemerintah Kamboja juga mengkritik upaya pembersihan situs Angkor yang melibatkan pemindahan ribuan keluarga, yang dianggap oleh Amnesty International sebagai pelanggaran berat hukum hak asasi manusia internasional.
Dalam pertemuannya pada bulan Juli, Komite Warisan Dunia PBB merekomendasikan agar Kamboja mengundang tim ahli baru untuk memantau situasi saat ini.
(upd/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?