Cuaca Ekstrem Bikin Banyak Wisatawan Atur Ulang Liburan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cuaca Ekstrem Bikin Banyak Wisatawan Atur Ulang Liburan

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Senin, 11 Nov 2024 05:01 WIB
Penampakan barang-barang yang rusak dari sebuah pabrik furnitur berserakan di jalanan La Alcudia, wilayah Valencia, Spanyol, Rabu (30/10/2024).
Hujan badai menerjang Spanyol. (Eva Manez/Reuters)
Jakarta -

Cuaca ekstrem telah mendorong banyak wisatawan untuk mempertimbangkan kembali rencana liburan mereka. Turis-turis itu memperhitungkan keselamatan.

Kawasan wisata tidak luput dari terjangan cuaca ekstrem. Salah satu yang porak-poranda adalah Valencia di Spanyol yang dihajar banjir bandang, kemudian Florida diterjang angin kencang akibat badai Milton. Infrastruktur di kota-kota itu hancur, ratusan nyawa melayang.

Melansir The Independent, Senin (11/11/2024) World Travel Market merilis laporan baru-baru ini yang mengungkapkan bahwa 29% wisatawan menghindari destinasi tertentu dalam 12 bulan terakhir karena kekhawatiran terhadap cuaca ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wisatawan berusia 18 hingga 34 tahun lebih cenderung untuk menghindari tempat-tempat yang terkena dampak cuaca buruk, dengan lebih dari 40% di antaranya mengaku telah mempertimbangkan kembali tujuan perjalanan mereka.

Kemudian, beberapa wisatawan juga memilih untuk berlibur ke destinasi yang lebih santai seperti Eropa Utara dan Alaska, yang dianggap lebih aman dari cuaca panas ekstrem.

ADVERTISEMENT

Kebakaran hutan, banjir, dan pemanasan global umumnya dianggap sebagai akibat dari perubahan iklim, dengan bukti yang menunjukkan bahwa peristiwa cuaca ekstrem akan semakin sering terjadi seiring berlanjutnya perubahan iklim.

Namun, meskipun banyak wisatawan yang sadar dan menghindari daerah yang rawan cuaca ekstrem, hanya sebagian kecil (sekitar 53%) yang berusaha meminimalkan jejak karbon mereka saat bepergian. Dan hampir dua pertiga (65%) wisatawan juga mengakui bahwa perjalanan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan seperti emisi bahan bakar dari pesawat dan kerumunan yang dapat merusak lingkungan.

World Travel Market juga mencatat bahwa hal tersebut bisa diatasi dengan melibatkan kelompok dan perusahaan perjalanan yang dapat membantu wisatawan memilih opsi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tetapi beberapa penyedia layanan wisata mengungkapkan kekhawatirannya tentang praktik greenwashing, beberapa organisasi mengklaim lebih peduli terhadap lingkungan daripada yang sebenarnya. Penelitian dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa 75% wisatawan skeptis terhadap klaim keberlanjutan dari perusahaan perjalanan.

Pariwisata massal juga memberikan dampak buruk pada pemandangan alam dan penduduk lokal di destinasi yang menerima lebih banyak pengunjung daripada kapasitas yang dapat ditampung seperti di Venesia, Amsterdam, dan Barcelona.

Meskipun beberapa tindakan telah dilakukan oleh beberapa pemerintah seperti mengenakan pajak turis dan memasang tanda peringatan mengenai pentingnya menjaga lingkungan, laporan tersebut menunjukkan bahwa dampak kepadatan penduduk masih sangat terasa.

Direktur Pameran World Travel Market, Juliette Losardo, menyatakan pariwisata sebagai sektor yang erat dengan perubahan cuaca sehingga diperlukan kesadaran yang lebih luas untuk keberlanjutan alam.

"Industri perjalanan mungkin adalah sektor yang paling terpengaruh oleh darurat iklim dan isu-isu keberlanjutan yang lebih luas. Ini adalah masalah yang terkait erat dengan keinginan wisatawan dan cara industri ini beroperasi, namun laporan ini menyoroti beberapa cara agar industri ini dapat terus berkembang sambil berkomitmen untuk mengurangi emisi," kata dia.




(upd/upd)

Hide Ads