Taman bermain di seluruh Taiwan memberikan kejutan besar bagi anak-anak di sana berupa perosotan berbentuk gajah yang berwarna-warni. Hal tersebut membangkitkan memori nostalgia bagi generasi yang lebih tua.
Melansir South China Morning Post, Senin (2/12/2024) perosotan yang biasa terbuat dari beton itu dulunya merupakan fitur umum di halaman sekolah selama medio tahun 1960 dan 1970-an yang dikenal dengan sebutan 'kakek gajah'.
Namun fasilitas bermain itu lambat laun menghilang akibat aturan terkait keselamatan taman bermain. Salah satu warga yang senang mendokumentasikan perosotan gajah yang tersisa, Yu Chiu-ling, menyebut perosotan gajah itu membersamai generasinya, kini ia berusia 58 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perosotan gajah ini seperti teman yang tumbuh bersama kami," ungkapnya.
Berprofesi juga sebagai penulis, Yu mengatakan proyek mendokumentasikan perosotan itu muncul setelah ia mengunjungi sekolah dasarnya dulu di wilayah Lukang, di mana perosotan gajah membangkitkan rasa nostalgia yang kuat dalam dirinya.
"Banyak hal yang telah berubah kecuali gajah itu. Gajah itu masih bulat dan gemuk, belum menua, gajah itu terpelihara dengan baik. Sangat mengharukan melihatnya lagi, rasanya seperti gajah itu telah menunggu saya," kata Yu.
Ia pun berpendapat jika seseorang seusianya akan memiliki perasaan yang sama sehingga ia mulai mengunjungi sekolah-sekolah di seluruh Taiwan untuk mendokumentasikan perosotan gajah yang tersisa dan membagikan foto, cerita, dan lokasi perosotan gajah itu di akun grup media sosial Facebook miliknya.
"Perosotan gajah adalah kenangan yang dibagikan secara lintas generasi di Taiwan," ujarnya.
Grup Facebook yang dibuatnya 'Find our Elephant Friends' telah menjadi ruang berkumpul bagi mereka yang memiliki kenangan indah tentang perosotan masa kecil mereka. Para anggota di grup itu juga kerap berbagi lokasi dan cerita tentang perosotan yang mereka temukan sendiri.
Beberapa perosotan memiliki ubin warna-warni dan yang lainnya memiliki corak lukisan di atasnya, kemudian adapun beberapa yang langka menyerupai gajah sungguhan, meskipun semuanya memiliki belalai lebar yang berfungsi ganda sebagai perosotan anak-anak.
"Saya berharap mereka dapat dilestarikan dan terus menciptakan kenangan indah bagi anak-anak kami," harap Yu.
Asal usul perosotan gajah masih belum jelas, sebagian besar percaya bahwa perosotan itu dipilih sebagai perosotan utama di taman bermain karena belalai gajah sangat ideal untuk anak-anak meluncur.
Beberapa orang berpendapat bahwa nama tersebut terinspirasi dari gajah kesayangan warga Taiwan yakni Lin Wang yang merupakan seekor gajah Asia yang lahir pada tahun 1917. Lin Wang ditangkap oleh pasukan China dari pasukan Jepang di Myanmar selama Perang Dunia II.
Baca juga: Malaysia Destinasi Favorit Warga +62 |
Ia diangkut ke Taiwan kembali pada tahun 1947 dan meninggal pada tahun 2003 di Kebun Binatang Taipei pada usia 86 tahun.
Kebanyakan perosotan yang masih berdiri hingga saat ini mempunyai slogan-slogan mencerminkan era pembuatannya. Slogan tersebut memiliki ragam frasa seperti 'kuatkan tubuhmu untuk membangun negara' adapun 'cintai negara kita'.
Slogan ini sebagai rasa patriotisme yang ingin dipupuk oleh pemerintah kala itu, setelah lepas dari China. Berbeda dengan perosotan baru yang hanya bertuliskan 'keindahan' atau 'keaktifan'.
Seorang desainer yang ikut memotret perosotan gajah itu, Hsiu Pi-cheng, menyebut sekitar 400 hingga 450 perosotan masih tersisa, namun banyak juga yang memilih untuk menutup perosotan tersebut dan mengubahnya menjadi instalasi seni.
(upd/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?