Spot Ikonik Gunung Fuji Bukannya Tidak Ramah Turis, tapi....

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Spot Ikonik Gunung Fuji Bukannya Tidak Ramah Turis, tapi....

bonauli - detikTravel
Sabtu, 07 Des 2024 23:00 WIB
Visitors take a photo in front of a convenient store at Fujikawaguchiko town, Yamanashi prefecture, Japan, with a backdrop of Mr. Fuji on April 28, 2024. The town of Fujikawaguchiko, known for a number of popular photo spots for Japans trademark of Mt. Fuji, on Tuesday, April 30, 2024 began to set up a huge black screen on a stretch of sidewalk to block view of the mountain in a neighborhood hit by a latest case of overtourism in Japan. (Kyodo News via AP)
Gunung Fuji (Kyodo News via AP Photo)
Fujikawaguchiko -

Spot foto Gunung Fuji di Fujikawaguchiko tak henti-hentinya mencuri perhatian turis. Pejabat ingin turis tahu bahwa mereka sebenarnya tak benci turis.

Dilansir dari Asahi Shimbun pada Jumat (6/12), Wali kota Hideyuki Watanabe mengatakan turis yang berperilaku buruk harus belajar untuk menaati peraturan saat mengambil foto Gunung Fuji.

"Saya merasa bahwa aturan yang tidak tertulis mulai dipahami oleh para turis asing karena telah terjadi perbaikan dalam situasi membuang sampah sembarangan dan mereka telah mematuhi antrean yang dibuat untuk mengambil foto," kata Watanabe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada bulan Mei, pihak berwenang memasang layar hitam sepanjang 20 meter dan tinggi 2,5 meter, di seberang toko swalayan Lawson setelah penduduk mengeluh bahwa turis asing membuang sampah sembarangan dan menyeberang jalan dengan cara yang berbahaya untuk mendapatkan foto yang bagus dari gunung setinggi 3.776 meter tersebut.

Watanabe mengatakan bahwa layar plastik hitam tersebut akan tetap dipasang kecuali situasinya berubah.

ADVERTISEMENT

Layar itu akhirnya dibuka pada tanggal 15 Agustus saat topan mendekat. Wali kota telah mempertimbangkan apakah akan memasangnya lagi.

Ada kekhawatiran bahwa tindakan tersebut akan memberikan kesan yang keliru bahwa kota tersebut tidak menyambut wisatawan asing maupun domestik atau memanfaatkan sumber daya pariwisatanya dengan baik, menurut seorang pejabat tinggi pemerintah kota.

Menolak pernyataan itu, Watanabe mengatakan bahwa kotanya menyambut wisatawan.

"Kita seharusnya tidak mentransmisikan citra negatif dengan menghalangi (pemandangan dengan kain penutup jalan). Saya ingin wisatawan asing dapat mengambil gambar Gunung Fuji yang indah."

Masalahnya, tidak semua teratasi dengan baik. Turis asing masih cenderung mengabaikan penyeberangan di kedua sisi toserba saat menyeberang jalan sambil berfoto.

Apalagi, ada peningkatan turis yang terlihat sejak Gunung Fuji kembali tertutup salju.

Pemerintah kota telah memasang pagar besi setinggi 80 sentimeter yang membentang sejauh enam meter antara trotoar di depan toserba dan jalan prefektur. Pagar lain telah dipasang di sisi lain jalan untuk mencegah jaywalking.

Ada juga rencana untuk mengecat penyeberangan dengan warna hijau untuk menarik perhatian pejalan kaki dan mendorong mereka untuk menggunakan penyeberangan tersebut.

"Toko serba ada Gunung Fuji" adalah salah satu kandidat untuk "Kata Kunci Tahun Ini" tahun ini.

Merefleksikan perhatian nasional yang menyorot soal layar hitam Watanabe ingin mengambil peluang ini sebagai salah satu kegiatan wisata di Fujikawaguchiko.

"Daripada citra negatif, kami ingin terus mentransmisikan dan menonjolkan lokasi kami dengan cara yang akan mengarah pada promosi pariwisata."




(bnl/bnl)

Hide Ads