Jangan Lagi Ada Rasa Waswas di Antara Kita dan Bus AKAP

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Libur Nataru dengan Bus AKAP

Jangan Lagi Ada Rasa Waswas di Antara Kita dan Bus AKAP

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 20 Des 2024 12:05 WIB
Bus AKAP di Terminal Pondok Pinang Jakarta
Ilustrasi, bus AKAP (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Jakarta -

Hari apes tidak ada di kalender. Bus menabrak truk tronton, perjalanan molor kurang lebih enam jam.

Peristiwa itu belum pudar dari ingatan. Saat saya naik bus antarkota antarprovinsi (AKAP) pada awal 2023, ternyata perjalanan tidak mulus. Bus yang lazim disebut raja jalanan itu menabrak truk tronton boks di daerah Batang, Jawa Tengah. Perjalanan dari Jakarta, yang seharusnya tiba di Blora menjelang Magrib, molor hingga hampir tengah malam.

Nyaris celaka. Waktu terbuang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu risiko. Naik moda kendaraan apa pun bisa saja terjadi. Semua ada plus dan minusnya.

Tetapi kami yang tinggal di Kota Blora dan sekitarnya pilihan tidak banyak. Di antara yang sedikit itu, bus AKAP adalah pilihan terbaik untuk bolak-balik Jakarta.

ADVERTISEMENT

Moda transportasi lain, seperti kereta api, cukup jauh jaraknya dari pusat kota, yakni sekitar 30 kilometer. Andai memilih pesawat terbang pun harus menempuh jarak lebih jauh lagi, yakni sekitar 120-an kilometer di Semarang atau Solo.

Jalur kereta api hanya menyusuri sisi-sisi kecamatan di pinggiran kabupaten. Keberadaan jalur yang menyusuri perkotaan di eks Karesidenan Pati di Muria Raya sudah begitu lama mati dengan di atas jalur relnya menjadi warung-warung kopi, pun besinya sudah tiada berbekas.

Eks Karesidenan Pati hingga wilayah Mataraman masih tidak terjangkau aneka transportasi, terutama kereta api, apalagi pesawat udara. Hingga, bus AKAP-lah yang merajai transportasinya.

Kini, perjalanan menggunakan bus AKAP sudah berkembang begitu pesat. Apalagi sudah ada Tol Trans Jawa, yang membuat perusahaan-perusahaan otobus (PO) berlomba-lomba memperbaiki layanan dengan saat ini sudah banyak ditemui bus double decker, sleeper bus, hingga kelas yang lain.

Tentu kelas-kelas tersebut sangat memanjakan para penumpangnya. Sebab, kian tinggi kelas yang ditawarkan, semakin banyak kudapan yang didapat hingga harganya yang jauh lebih terjangkau dibanding moda kereta api, apalagi pesawat.

Memang laju bus AKAP di daerah-daerah tidak secepat kedua moda saingannya. Namun moda ini tidaklah ribet soal bagasi karena dapat membawa cukup banyak tanpa biaya tambahan.

Kerugian yang traveler jumpai pun tidak bisa diprediksi karena ia datang tiba-tiba, seperti terkena macet, kerusakan bus, dan satu lagi kecelakaan. Selain tiga faktor itu, bus masih menjadi andalan karena titik naiknya begitu dekat dengan rumah para traveler.

Dua hal buruk yang pernah saya rasakan adalah kemacetan arus balik mudik dan kecelakaan. Sekitar empat tahun yang lalu, ketika arus balik mudik, bus yang saya tumpangi terkena macet di Tol Cipali. Perjalanan dari Blora ke Jakarta dari siang hari biasanya tiba pada dini hari. Namun, akibat kemacetan, perjalanan jadi molor hingga saya tiba pada pukul 09.00 WIB.

Kedua, kecelakaan yang saya alami ketika naik bus adalah faktor manusia. Sebab, pengemudi bus yang saya tumpangi mengikuti emosinya di jalan Tol Trans Jawa. Ketika diejek pengemudi lain, si sopir terpancing emosinya. Dia menekan gas dalam-dalam tetapi tanpa kontrol yang baik saat hendak menyalip mobil si pengejek di depannya. Meski berupaya menghindar agar tak menabrak tapi kecelakaan tetap terjadi.

Merujuk data Korlantas Polri, Januari-September 2024, dari 866 kecelakaan sebanyak delapan persen di antaranya melibatkan bus AKAP. Ratusan orang meninggal dalam data tersebut.

Kejadian apes lain banyak dikisahkan penumpang di media sosial, di forum pengguna bus AKAP, serta wawancara dengan detikTravel. Peristiwa paling bikin gondok adalah pencurian laptop dan diganti dengan keramik atau buku tebal. Sungguh durjana pelakunya.

Semoga kecelakaan bus AKAP dapat berkurang signifikan dengan kedisiplinan para pengemudi. Semoga juga keamanan penumpang dan kru bus AKAP menjadi lebih terjamin. Tidak perlu lagi waswas dan khawatir. Juga, semakin yakin menomorsatukan bus AKAP saat memilih moda untuk mudik, liburan, ataupun perjalanan lain.

Dalam UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), dan UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mencantumkan hak-hak penumpang. Termasuk, mengisyaratkan kepada penyedia angkutan umum untuk tidak hanya menyediakan layanan yang nyaman dan aman berupa fasilitas yang layak bagi penumpang sebagai konsumen, tetapi juga harus memberikan edukasi terhadap para pengemudi agar berperilaku baik dalam menjalankan tugas, yaitu mengantar penumpang sampai ke tujuan dengan selamat.

Ya, kendati hari apes tidak ada dalam kalender, tetapi keselamatan dan keamanan bisa diupayakan. Keselamatan harus menjadi yang utama, keamanan harus menjadi prioritas, dengan menukil moto, 'Better late than never'.

* Penulis adalah wartawan detikTravel




(msl/fem)

Hide Ads