Satu dari dua kotak hitam pada pesawat Jeju Air yang jatuh di Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) ditemukan rusak. Kondisi itu membuat penelusuran tentang kecelakaan pesawat tersebut semakin lama.
Melansir Yonhap, Senin (30/12), pejabat Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Kementerian mengatakan kotak hitam atau perekam data penerbangan (FDR) dari pesawat Boeing 737-800 yang jatuh di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, telah rusak saat dikumpulkan.
Pejabat itu menambahkan perekam suara kokpit (CVR) pesawat masih utuh dalam kecelakaan yang menewaskan 179 dari 181 orang dalam penerbangan tersebut.
Pesawat itu mendarat pada Minggu (29/12) pukul 09.00 setelah mendapatkan peringatan adanya serangan burung dari menara pengawas. Pesawat itu tergelincir, kemudian menghantam tembok beton dan meledak seketika. Sebanyak 179 orang di dalamnya tewas dan dua selamat.
Menurut pejabat itu, dalam menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut biasanya dibutuhkan waktu berbulan-bulan. Terlebih kerusakan pada FDR dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut.
"Penguraian kode FDR saja bisa memakan waktu sekitar satu bulan," tambah pejabat tersebut.
Jika kedua perangkat tanpa kerusakan, penguraian kode sejatinya bisa memakan waktu paling cepat satu minggu.
Sementara pejabat lain dari badan investigasi mengatakan bahwa jika mereka kesulitan menganalisis, maka FDR harus dikirim ke Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat (AS). Namun, proses itu disebut bisa memakan waktu sekitar enam bulan.
"Jika kami mengalami kesulitan untuk menguraikannya di sini, kami mungkin harus mengirimkannya ke NTSB," ujar pejabat kedua tersebut.
"Mereka memiliki kasus-kasus dari seluruh dunia untuk dianalisis, jadi itu bisa memakan waktu yang cukup lama," tambahnya.
Adapun FDR dapat memonitor ketinggian, kecepatan udara, dan arah, sedangkan CVR merekam transmisi radio dan suara-suara di dalam kokpit seperti suara pilot dan suara mesin.
Kedua barang itu dibuat dengan kemampuan menahan benturan 3.400 kali gaya gravitasi bumi dan temperatur lebih dari 1.000 derajat Celcius. Kedua alat itu dipasang pada bagian ekor pesawat untuk meminimalkan kerusakan pada saat terjadi kecelakaan.
Sementara, dua orang penumpang pesawat yang ditemukan selamat juga duduk di bagian ekor pesawat.
Simak Video "Video: 68 Ribu Reservasi Penerbangan Dibatalkan Imbas Kecelakaan Jeju Air"
(wkn/fem)