Kementerian Perhubungan Korea Selatan memutuskan untuk menghancurkan tanggul beton yang dipasang di Bandara Internasional Muan dan bandara Korea lainnya. Mereka pun belajar dari kasus kecelakaan mematikan yang dialami Jeju Air.
Dikutip dari Reuters, Rabu (22/1/2025) para penyelidik masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 pada akhir tahun lalu. Sejauh ini salah satu penyebab kecelakaan adalah tabrakan dengan burung.
Namun para ahli mengatakan tembok besar yang menopang antena navigasi di ujung landasan paculah kemungkinan membuat bencana tersebut lebih mematikan daripada yang seharusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang mengatakan mereka akan membuat fondasi baru atau penyesuaian lain untuk antena serupa di tujuh bandara termasuk Muan dan Bandara Internasional Jeju. Apakah nantinya akan berada di bawah permukaan tanah atau tembok yang mudah hancur.
Keputusan tersebut diambil setelah meninjau struktur yang menampung antena yang memandu pendaratan di bandara di seluruh negeri yang dikenal sebagai Sistem Pendaratan Instrumen (ILS), atau "localiser".
"Bandara Internasional Muan berencana untuk menyingkirkan beton yang ada dan memasang kembali localiser pada struktur yang rapuh," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Kecelakaan pada 29 Desember itu menewaskan 179 orang. Dan hanya dua awak yang duduk di dekat bagian belakang pesawat Boeing 737-800 yang selamat.
Rekaman video menunjukkan pesawat jet penumpang itu menghantam struktur dan meledak setelah mendarat dengan kecepatan tinggi tanpa menurunkan roda pendaratan dan meluncur melewati ujung landasan pacu.
(sym/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol