Pemerintah Efisiensi Anggaran, Wisata Jogja Cari Celah biar Tetap Cuan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pemerintah Efisiensi Anggaran, Wisata Jogja Cari Celah biar Tetap Cuan

Antara - detikTravel
Jumat, 14 Feb 2025 10:05 WIB
Wisatawan menggunakan wahana motor ATV Kampoeng Mahoni di Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (9/11/2024). Wahana wisata motor ATV yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Hargobinangun tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata tersendiri di kawasan wisata lereng Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmko/agr/foc.
Ilustrasi wisata Yogyakarta (Andreas Fitri Atmko/Antara)
Yogyakarta -

Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan manuver sebagai respons efisiensi anggaran pemerintah. Salah satunya, membidik potensi wisata insentif.

Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto menilai wisata insentif dari perusahaan swasta berpeluang menggantikan kontribusi besar kegiatan pemerintah yang selama ini menopang industri pariwisata DIY.

"Kita merumuskan pasar wisata insentif ini baik itu di nasional ataupun internasional. Ini yang perlu kita petakan karena selama ini market ini tidak serius kita kerjakan," ujar Bobby seperti dikutip dari Antara, Kamis (13/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wisata insentif adalah program apresiasi perusahaan terhadap karyawan atau mitra bisnis yang biasanya diwujudkan melalui fasilitas perjalanan wisata. Selama ini banyak perusahaan yang lebih memilih destinasi luar negeri, padahal potensi di dalam negeri sangat besar.

Dia meyakini wisata insentif memiliki daya beli tinggi sehingga diharapkan mampu menggerakkan berbagai sektor pariwisata di tengah pengetatan anggaran pemerintah.

ADVERTISEMENT

Bobby mengakui selama ini kegiatan pemerintah menyumbang sekitar 55 persen dari total pendapatan industri pariwisata, terutama untuk mengisi masa "low season" pada awal tahun.

Namun, dengan kebijakan efisiensi anggaran, banyak agenda pemerintah yang dibatalkan, utamanya kegiatan "meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE)" sehingga memicu penurunan okupansi hotel, restoran, dan jasa travel di DIY.

"Apapun itu, inilah yang kita harus hadapi, tentunya mencari jalan keluar akan jauh lebih produktif dibanding kita ribut dengan hal ini," ucap dia.

Untuk mengoptimalkan wisata insentif, Bobby meminta dukungan pemerintah pusat dalam bentuk regulasi untuk mewajibkan perusahaan lebih memilih destinasi wisata domestik ketimbang luar negeri.

Dia juga berharap Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengajak perusahaan-perusahaan besar di Yogyakarta memprioritaskan program insentif mereka di dalam daerah.

"Jepang pernah melakukan strategi ini pascapandemi, dimana pemerintahnya mengimbau agar seluruh kegiatan wisata insentif dilakukan di dalam negeri," ujar dia.

Sejumlah strategi lain juga mulai dipersiapkan GIPI DIY, termasuk mengembangkan "sport tourism" dan "wellness tourism" yang bisa menggaet pasar wisata insentif.

"Kita akan coba garap potensi di luar 'existing market', terutama di periode 'low season' yang selama ini sangat bergantung pada kegiatan pemerintah," ujar Bobby.




(fem/fem)

Hide Ads