Menjadi awak kabin adalah pekerjaan yang penuh tantangan, dengan berbagai risiko yang harus dihadapi di ketinggian, di tengah para penumpang asing, dan dalam situasi yang sering kali tidak terduga. Dalam situasi yang menegangkan itu, bagaimana para pramugari dan pramugara bisa tetap tenang dan mengelola emosi?
Menghadapi penumpang dengan berbagai rentang usia dan latar belakang, juga yang nakal, bahkan ngeyel, ngotot, dan berteriak hingga memancing perkelahian adalah sebagian tugas yang harus dilakukan oleh awak kabin. Selain itu, mereka bisa saja bertugas dalam penerbangan dengan durasi panjang.
Segala macam potensi ancaman dan risiko itu ternyata sudah dipelajari oleh awak kabin, baik pilot atau pun pramugari. Sebelum bertugas, awak kabin akan terlebih dahulu mendapat pelatihan penerbangan. Termasuk, awak kabin Lion Group. Mereka mendapatkan pelatihan selama kurang lebih 4 bulan di Lion Training Center, Tangerang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, salah satu materi pelatihan yang didapatkan adalah manajemen emosi. Awak kabin akan diajarkan untuk mengolah emosi ketika berhadapan dengan penumpang. Pengendalian diri adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seorang awak kabin.
"Kami dibekali cara menahan emosi di pelatihan nanti," ujar Agus Suprapto, pramugara Lion Group yang bertugas di maskapai Batik Air. Agus berpengalaman selama dua tahun bersama maskapai itu.
Sindi Aulia Pratiwi, seorang pramugari dari maskapai Wings Air. Sebagai awak kabin dengan dengan jadwal terbang paling sering ke Indonesia wilayah timur, tak luput dari penumpang yang suka marah-marah.
"Agak takut awalnya, kebanyakan mereka enggak bisa bahasa Indonesia. Tapi saya jelaskan pelan-pelan dengan menggunakan bahasa tangan," katanya.
Materi pengendalian emosi yang diberikan oleh maskapai menjadi pegangannya untuk bisa memperlakukan penumpang dengan tetap tenang.
Christy Gladys, kepala Pelatihan Training Center untuk Flight Attendant Lion Group, membenarkannya. Salah satu materi yang harus dikuasai oleh awak kabin adalah berhadapan dengan penumpang di segala situasi.
Dia bercerita bahwa dimarahi penumpang adalah insiden yang pasti dilalui oleh awak kabin. Bahkan, untuk alasan yang tidak jelas.
"Bagaimana cara servis kepada penumpang, bagaimana nanti di pesawat bertemu dengan penumpang, itu semuanya ada pelatihannya," kata mantan pramugari tersebut.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?