Arkeolog menemukan "Kota Emas yang Hilang" yang terkubur selama 3.000 tahun di bawah Lembah Para Raja, Luxor, Mesir. Temuan tersebut mencakup sisa-sisa bangunan, pabrik pemrosesan emas, dan berbagai artefak berharga sehingga memberikan wawasan baru tentang kehidupan di Mesir Kuno.
Dikutip dari Daily Mail, Senin (3/3/2025), kota itu bernama Aten. Kota tersebut adalah pusat administrasi dan industri utama Mesir pada masa pemerintahan Firaun Amenhotep III (1391-1353 SM). Kemudian, ditinggalkan setelah pemerintahan Akhenaten dan ibu kota Mesir dipindahkan ke Amarna, yang terletak sekitar 250 mil jauhnya.
Aten dijuluki sebagai Kota Emas yang Hilang karena menjadi pusat pertambangan emas besar pada masanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota itu ditemukan di dekat lokasi penemuan Raja Tutankhamun pada tahun 2020. Temuan penggalian mencakup sisa-sisa rumah, bengkel, kuil, pabrik pemrosesan emas, serta berbagai artefak seperti koin, figurine, dan perhiasan. Kota tersebut didirikan sekitar 1386 hingga 1353 SM dan dinamai sesuai dengan dewa matahari Mesir, Aten.
Penggalian itu memberikan wawasan baru tentang industri pertambangan kuno Mesir dan kehidupan sehari-hari para pekerja yang tinggal di kota tersebut. Para arkeolog menemukan permukiman tambang yang sangat terpelihara dengan baik, lengkap dengan fasilitas pemrosesan emas yang utuh, dan pabrik khusus untuk mengekstraksi emas dari urat kuarsa.
Sisa-sisa pabrik di sana mengungkapkan proses penyulingan emas yang canggih, mulai dari penggilingan kuarsa, penyaringan sedimen, hingga peleburan bijih menggunakan tungku tanah liat untuk menghasilkan emas murni.
Selain itu, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak, seperti koin tembaga dari dinasti Ptolemaic yang memerintah Mesir pada 305 SM hingga 30 SM.
Mereka juga menemukan lima meja persembahan, yang merupakan slab batu tempat makanan dan minuman diletakkan sebagai hadiah untuk para dewa atau roh orang yang telah meninggal.
Figur terakota manusia dan hewan, patung batu dewa-dewi, serta bejana keramik untuk menyimpan parfum, obat-obatan, dan dupa juga ditemukan, memberikan gambaran tentang kehidupan sosial dan spiritual di kota ini.
Pencarian Selama 5 Tahun
Penemuan Aten merupakan hasil dari penelitian bertahun-tahun yang dimulai lima tahun lalu. Para arkeolog menemukan kota tersebut saat menggali di Luxor, dekat Lembah Para Raja, sekitar 300 mil selatan ibu kota Kairo. Mereka awalnya mencari kuil Raja Tutankhamun dan memilih lokasi itu karena kuil dua firaun Mesir lainnya, Horemheb dan Ay, lebih dulu ditemukan di sana.
"Beberapa minggu setelah kami mulai menggali, kami sangat terkejut ketika formasi bata lumpur mulai muncul di segala arah," kata Zahi Hawass, pemimpin tim penelitian dan mantan Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir.
"Yang kami temukan adalah situs kota besar yang terpelihara dengan baik, dengan hampir seluruh dindingnya masih utuh, dan ruangan-ruangan penuh dengan peralatan kehidupan sehari-hari," dia menambahkan.
Temuan itu sekaligus membuka babak baru dalam pemahaman tentang Mesir Kuno. Khususnya, mengenai bagaimana kota Aten memainkan peran penting dalam ekonomi dan budaya pada masa pemerintahan Amenhotep III.
Dengan rincian baru yang ditemukan, para ahli kini dapat lebih mendalam mempelajari sejarah kota ini dan bagaimana kehidupan di Aten berlangsung lebih dari tiga milenium yang lalu.
Kota Emas yang Hilang ini kini menjadi saksi bisu dari kejayaan Mesir Kuno dan menjadi salah satu penemuan arkeologi paling penting di abad ini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia