Mengenal Kapal Pinisi, Kekayaan Warisan Budaya Bahari Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Kapal Pinisi, Kekayaan Warisan Budaya Bahari Indonesia

Nur Alifah Auliyah - detikTravel
Selasa, 10 Jun 2025 15:40 WIB
Pembuatan kapal pinisi
Kapal Pinisi (dok. Istimewa)
Makassar -

Kapal pinisi merupakan kapal tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Kapal legendaris ini digunakan oleh Suku Bugis untuk mengarungi lautan.

Suku Bugis sejak dulu memang dikenal sebagai suku yang memiliki kepiawaian dalam mengarungi lautan. Maka tidak heran jika masyarakat Suku Bugis punya keahlian dalam dunia pelayaran.

Meski termasuk kapal tradisional, kapal pinisi memiliki tampilan yang megah. Kemegahan kapal ini dapat terlihat dari ciri khas dua tiang utama serta tujuh buah layar, yang tiga layarnya terletak di bagian depan, dua di bagian tengah, dan dua di bagian belakang. Di balik kemegahan dan keestetikannya, kapal pinisi menyimpan sejarah dan keunikan tersendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kapal Pinisi

Dilansir dari laman resmi Kemendikbudristek, kapal pinisi pertama kali dibuat oleh putra mahkota Kerajaan Luwu yang bernama Sawerigading pada abad ke-14. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sebuah naskah La Galigo.

Kala itu Sawerigading membuat kapal pinisi dari pohon Welengreng (pohon dewata) yang dikenal memiliki karakteristik cukup kuat dan juga kokoh. Sawerigading membuat kapal pinisi untuk digunakan dalam perjalanan menuju China.

ADVERTISEMENT

Diceritakan bahwa tujuan dari perantauannya ke negeri China adalah untuk mempersunting seorang gadis yang bernama We Cudai. Setelah berhasil mempersunting gadis pujaan hatinya, ia memutuskan untuk menetap di sana untuk beberapa waktu.

Saat ingin berlayar kembali ke kampung halamannya, perahu yang ditumpangi oleh Sawerigading diterjang oleh badai besar. Peristiwa itu mengakibatkan kapalnya pecah menjadi tiga bagian dan terdampar di wilayah Ara, Tanah Beru, dan Lemo-lemo di Kabupaten Bulukumba.

Pecahan-pecahan kapal tersebut kemudian dirakit kembali oleh masyarakat setempat menjadi sebuah kapal yang megah. Kapal itulah yang sampai saat ini dikenal dengan sebutan kapal pinisi.

Kapal Pinisi Aruna

Pinisi bukan sekadar kapal. Ia adalah simbol budaya dan warisan teknologi leluhur yang hidup dari generasi ke generasi.

Aruna Marine Design pun mempersembahkan karya seni yang berlayar dengan kapal pesiar kayu yang memadukan kearifan tradisional Sulawesi dengan teknologi masa kini.

Aruna Marine Design telah menjadikan kapal Pinisi sebagai ikon kemewahan modern. Dari perairan tropis Indonesia kapal pinisi siap dibawa berlayar hingga panggung yachting dunia.

Warisan dari Tanah Bira

Di ujung selatan Sulawesi, tepatnya di Bira dan Bulukumba, seni membangun kapal kayu telah diwariskan lintas generasi. Di sinilah para pengrajin bekerja dengan tangan, hati, dan ketekunan. Mereka menciptakan struktur yang tak hanya kokoh tetapi juga indah dan bernyawa.

Sebagai karya anak bangsa, Aruna Marine Design lahir dari semangat pelestarian budaya ini. Dipimpin oleh Anndi Iswa, desainer visioner dengan pengalaman panjang di dunia yachting dan manajemen proyek kapal, Aruna membawa warisan ini ke tingkat baru menggabungkan bentuk klasik dengan fungsionalitas modern dan standar internasional.

Kembali ke Kayu: Tren Global, Sentuhan Lokal

Di tengah dominasi kapal berbahan komposit, dunia kembali merindukan sesuatu yang lebih personal, hangat, dan alami. Kayu pun kembali menjadi primadona yang dicari oleh banyak wisatawan dunia.

Aruna Marine Design pun menjawab tren ini dengan membuat lambung kapal dari kayu ulin atau kayu besi yang kokoh, tahan lama, dan tahan cuaca ekstrem.

Pembuatan kapal pinisiPembuatan kapal pinisi Foto: (dok. Istimewa)

Sedangkan bagian interiornya terbuat dari kayu jati lokal elegan, hangat, dan bernilai tinggi. Material kayu yang beradal dari berbagai pulau di Indonesia memperkuat identitas lokal dan mendukung keberlanjutan.

Setiap kapal dirancang secara fleksibel jumlah kabin, layout interior hingga detail finishing sepenuhnya dapat disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan si pemilik kapal.

Aruna Marine Design telah menciptakan berbagai kapal ikonik yang kini menjelajahi perairan eksotis Indonesia dan dunia. Beberapa di antaranya yaitu Prana, O2, El Aleph, Magia 2, Ocean Pure I & II, Shaba, All In, Malayeka hingga Salila yang kini telah dikonversi menjadi Trans Luxury Liveaboard.

Kapal-kapal tersebut menampilkan siluet Pinisi yang elegan, dipadukan dengan interior modern dan artistik menjadikannya rumah terapung bagi pengalaman yang tak terlupakan.

Kini, Aruna Marine Design siap hadir di berbagai ajang internasional, memperkenalkan keindahan Pinisi dan keahlian maritim Indonesia ke mata dunia. Traveler bisa melihat karya Aruna di Instagram @arunamarinedesign.


--------

Artikel ini telah naik di detikSulsel.




(wsw/wsw)

Hide Ads