Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Total 1-10 Agustus, Porter & Guide Tak Berdaya

Sanudi Ardi W - detikTravel
Minggu, 27 Jul 2025 05:05 WIB
Gunung Rinjani (Ahmad Viqi/detikBali)
Jakarta -

Pendakian Gunung Rinajni ditutup total mulai 1-10 Agustus 2025. Pengumuman yang mepet dengan pelaksanaan itu membuat para penyedia jasa wisata, termasuk porter dan guide kelimpungan.

Selain itu, sopir pengangkut wisatawan juga mengalami penurunan pendapatan yang signifikan. Salah satu pekerja wisata terdampak adalah Lukmanul Hakim (40), warga Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia bekerja sebagai pemandu wisata di Gunung Rinjani.

Dia bingung setelah mendengar kabar penutupan pendakian Gunung Rinjani. Selama ini, dia menggantungkan hidup dari pekerjaan sebagai pramuwisata untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Biasanya kan Gunung Rinjani tutup tiga bulan dalam setahun, dari penutupan ini kami sudah mengantisipasi, kami nabung dulu untuk biaya hidup selama tiga bulan, yang membuat kami pening itu penutupan secara tiba-tiba seperti sekarang ini," ujar Lukman dikutip dari detikbali.

Saat penutupan rutin, guide dan porter biasanya bekerja sebagai kuli panggul hasil pertanian seperti sayuran demi mencukupi kebutuhan hidup.

"Apapun kami lakukan dan kerjakan supaya dapur di rumah tetap ngebul, atau ada juga sebagai buruh tani, tapi sekarang ini kan sedang tidak musimnya karena sedang musim kemarau," kata Lukman.

Dia mengatakan masyarakat setempat memang sangat bergantung pada aktivitas pendakian Gunung Rinjani. Karena tidak memiliki lahan pertanian, Lukman merasa kesulitan mencari pekerjaan alternatif. Sebelum sektor wisata berkembang, masyarakat Sembalun banyak yang merantau ke luar daerah.

Senada, Lalu Naswan (39), yang telah menjadi porter di Gunung Rinjani sejak duduk di bangku kelas 6 SD, terkejut dengan informasi penutupan total Gunung Rinjani selama 10 hari.

"Kalau kami dalam sehari di Gunung Rinjani dapetnya Rp 250 ribu. Dalam seminggu rata-rata naik tiga kali," kata Lalu Naswan.

Penghasilan tersebut digunakan untuk menghidupi lima anaknya yang masih sekolah serta kedua orang tuanya.

"Untuk orang tua, anak saya ada lima, mereka masih sekolah semua. Biasanya kalau balik dari gunung langsung saya kasih anak-anak untuk jajan, kalau ditutup begini ya mau gimana lagi," kata dia.

Sejatinya, para porter asal Sembalun tidak mempersoalkan penutupan gunung selama tujuannya jelas, seperti perbaikan jalur.

"Yang membuat kami ketar-ketir hari ini penutupan mendadak dan penutupan total ini, padahal kan yang diperbaiki hanya ke jalur Danau Segara Anak saja," kata dia.

Zohri (41), sopir pikap asal Sembalun yang setiap hari mengangkut wisatawan dan barang ke dan dari Gunung Rinjani, juga mempertanyakan penutupan total pendakian itu.

"Kami murni secara profesional sebagai sopir yang mengantar wisatawan Gunung Rinjani, kalau sambil-sambilan tidak bisa karena kami harus siap jam berapapun ketika ada pesanan yang masuk harus siap," ujar Zohri.

Saat ini, ada 23 mobil pikap yang aktif beroperasi di kawasan Gunung Rinjani. Tarif angkut bervariasi mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu per sekali perjalanan, tergantung rute dan jenis layanan.

"Ramainya pengunjung biasanya pada musim-musim sekarang ini mendekati Bulan Agustus, musim libur lebaran, dan ketika tahun baru, kadang-kadang kalau musim libur di luar negeri ramai juga," kata dia.

***

Selengkapnya klik di sini.



Simak Video "Video: Pendakian Rinjani Dibuka Kembali, Warganet Brasil Protes!"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork