Helikopter bisa jadi moda transportasi alternatif untuk masa depan di Indonesia, melihat Indonesia secara geografis yang merupakan negara kepulauan.
Meski memang belum semasif pesawat penumpang konvensional, industri transportasi helikopter ini juga sudah memiliki pasarnya. Meski saat ini mengalami penurunan karena dampak ekonomi yang tidak stabil.
Chief Commercial Officer Whitesky Aviation, Ari Nurwanda, mengatakan di tahun ini pengguna moda transportasi helikopter itu mengalami penurunan sebesar 40%. Namun masih ada peminatnya, entah itu untuk kebutuhan bisnis ataupun pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tarif Helikopter Wisata di Bali Terbaru 2025 |
"Ya kita nggak bisa memungkiri kondisi gitu ya, permintaan tentu ada tapi nggak sebanyak yang sebelumnya itu. Terutama untuk antarkota itu memang tidak sesuai lah sama kondisi gitu, (perbedaannya) mungkin hampir 40 persen lah turunnya," ucap Ari usai menggelar konferensi pers Heli Expo Asia (HEXIA) 2025 di Cengkareng Heliport, Tangerang, Rabu (6/8/2025).
Ia menjelaskan permintaan helikopter sebagai alternatif transportasi itu banyaknya dilakukan di wilayah-wilayah pertambangan seperti di Kalimantan. Lalu itu di area-area seperti antarkota itu biasanya permintaan untuk pariwisata.
Lanjutnya, setiap wilayah punya karekteristknya karena menyesuaikan juga dengan kebutuhan untuk menggunakan helikopter.
"Kalau di sini mungkin lebih ke pariwisatanya-tourism, kalau di daerah-daerah Kalimantan, Sulawesi itu lebih ke bisnis. Ada kebutuhan masing-masing karena kalau di Kalimantan dan Sulawesi itu kan dia support untuk ke perusahaan tambang, perusahaan plantation, dan lain-lain," sebut Ari.
![]() |
"Tapi kalau di sini kan urban ya, maksudnya point to point dari kota ke kota. Coverage-nya dari Jakarta-Bandung, Jakarta-Cilegon, dan juga heli joyflight di sekitar Cengkareng ini," lengkapnya.
Untuk peminat moda transportasi alternatif seperti helikopter ini tak ada syarat khusus, alurnya cukup mudah. Namun Ari menekankan pihaknya sangat detail dalam mengutamakan keamanan dan keselamatan.
"Kalau syarat penyewaan itu sebenarnya nggak ini (sulit) ya, strict dalam security dan safety iya. Tapi kalau syarat bisa langsung telfon call center, request rute atau request joyfllight, nanti kita bikinkan rutenya dan perhitunganya lalu selesai, itu aja," jawabnya.
Untuk diketahui, menurut Ari sistem penyewaan helikopter ini dihitung per jam. Dan di agenda HEXIA 2025 ini pengunjung juga bisa merasakan joyflight secara gratis (bagi yang beruntung) maupun berbayar.
"Start dari 2.000 dolar AS per jam tergantung tipe helikopternya, itu tipe kecil. Tapi kalau joyflight itu kita publish itu di Rp 6 juta, kalau untuk di HEXIA itu Rp 5 juta setengah untuk satu flight," jelasnya.
Untuk rute joyflight selama di HEXIA 2025 ini melingkupi area sekitar Cengkareng, BSD, Alam Sutera hingga daerah Sungai Cisadane dengan durasi terbang selama kurang lebih 16 menit.
(upd/wsw)
Komentar Terbanyak
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti