Sinyal 'SOS' dan Tanda Bahaya dari Great Barrier Reef Australia!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sinyal 'SOS' dan Tanda Bahaya dari Great Barrier Reef Australia!

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 08 Agu 2025 22:15 WIB
Great Barrier Reef
Great Barrier Reef (iStock)
Cairns -

Great Barrier Reef Australia telah mengalami penurunan terumbu karang terbesar, di mana dua dari tiga wilayahnya mengalami pemutihan karang dalam setahun terakhir. Kerusakan ini yang terburuk yang pernah tercatat.

Dilansir dari CNN, Jumat (8/8/2025) terumbu karang ini mengalami musim panas terburuk yang pernah tercatat pada tahun 2024 ketika dunia mengalami peristiwa pemutihan karang massal global yang langka yang berdampak pada puluhan negara. Lonjakan suhu air yang dikombinasikan dengan pola cuaca El NiΓ±o menyebabkan karang yang stres mengeluarkan alga dan kehilangan warnanya.

Sebuah analisis resmi yang dirilis Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS) pada hari Rabu, menunjukkan bahwa terumbu karang tersebut kehilangan antara seperempat dan sepertiga tutupan karang kerasnya di tiga wilayah utama. Di beberapa wilayah, terumbu karang yang sangat terdampak kehilangan hingga 70% karang hidup mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilmuwan pun menggambarkan kondisi buruk ini dengan kalimat 'kebakaran hutan di bawah air'.

Kehilangan besar-besaran di ekosistem sepanjang 2.300 kilometer ini sangat menyedihkan setelah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa karang tumbuh cepat dan membantu terumbu karang pulih dari pemutihan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Namun, karang-karang ini diketahui sangat rentan dan hanya perlu satu musim panas yang buruk untuk kehilangan keuntungan tersebut.

Dengan luas hampir 133.000 mil persegi (345.000 kilometer persegi), Great Barrier Reef adalah terumbu karang terbesar di dunia. Terumbu karang ini rumah bagi lebih dari 1.500 spesies ikan dan 411 spesies karang keras.

Serta, terumbu karang ini menyumbang miliaran dolar bagi perekonomian Australia setiap tahun, terutama melalui pariwisata. Ikon ini dipromosikan secara besar-besaran kepada wisatawan asing sebagai salah satu keajaiban alam terbesar di dunia.

Namun, setelah rusak apa gunanya? Para ilmuwan dan aktivis telah berjibaku mengingatkan selama dekade terakhir mengenai masa depan terumbu karang yang terancam.

Pemutihan massal yang parah di Great Barrier Reef sebelumnya telah diamati pada tahun 1998, 2002, 2016, 2017, 2020, dan 2022. Karang dapat pulih dari pemutihan jika suhu kembali normal, tetapi akan musnah jika air tetap lebih hangat dari biasanya.

Buruknya, suhu air kembali melonjak awal tahun ini selama musim panas Australia dan mencapai puncaknya pada bulan Maret, menyebabkan pemutihan karang yang lebih parah. Lautan kini menyimpan 90% kelebihan panas dari pemanasan global dan setiap delapan tahun terakhir telah mencatat rekor baru untuk jumlah panas yang tersimpan di lautan.

Terumbu karang sangat penting bagi laut

Para ilmuwan mengingatkan, kehancuran ekosistem laut akan memberikan 'hukuman mati' bagi sekitar seperempat dari semua spesies yang bergantung pada terumbu karang untuk bertahan hidup. Terumbu karang juga memberikan perlindungan vital bagi garis pantai, mengurangi dampak banjir, siklon, dan kenaikan permukaan laut.

"Pemutihan karang ini merupakan seruan untuk bertindak," kata Dewan Konservasi Queensland nirlaba pada hari Rabu setelah laporan tersebut dirilis.

Dewan tersebut, badan puncak bagi puluhan kelompok lingkungan Queensland, menyerukan kepada para pemimpin negara bagian dan nasional untuk mengurangi emisi dan menutup pembangkit listrik tenaga batu bara. Australia sedang bertransisi ke energi terbarukan, seperti negara-negara maju lainnya, tetapi para kritikus mengatakan hal itu tidak terjadi cukup cepat.

"Terumbu karang di masa depan kemungkinan besar tidak akan sama seperti di masa lalu. Hilangnya keanekaragaman hayati tampaknya tak terelakkan," demikian bunyi laporan AIMS.

Laporan AIMS ini juga mendesak lebih banyak penelitian tentang adaptasi dan perlindungan terumbu karang sementara dunia berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Stasiun Luar Angkasa Versi Kutub Utara"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads