Sultan Hamengkubuwono X menjamin keamanan di Jogja meski ada demo di mana-mana. Hal itu membuat tingkat okupansi hotel di Jogja mengalami kenaikan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut banyak orang kabur ke Jogja karena aksi demonstrasi di kota asalnya.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan momen Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendatangi Mapolda DIY saat kerusuhan pada Jumat (29/8) malam lalu menjadi acuan bahwa situasi Jogja tidak semencekam daerah lainnya.
"Ngarsa Dalem (Sultan) bisa ke Mapolda itu menjadi daya tarik yang luar biasa untuk orang datang ke Jogja. Itu sudah menandakan bahwa, oh Jogja itu aman karena Ngarsa Dalem," paparnya saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).
"Ini jujur ya, sangat berdampak bagi kita, dan kita berterima kasih pada Ngarsa Dalem yang sudah bersusah payah kersa ke sana. Kami dari PHRI merasakan betul dampaknya," sambung Deddy.
Selain itu, lanjut Deddy, aksi demonstrasi tanpa kerusuhan yang terjadi di Jogja pada Senin (1/9) lalu juga turut menegaskan jika Jogja aman dikunjungi. Menurutnya, okupansi hotel kini menyentuh angka 40%.
"Mereka malah ingin datang karena yang tadi saya sampaikan, di daerah mereka itu masih bergejolak, gitu. Mana itu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Bandung, seperti itu, itu potensi pasar kita. Jawa Timur, itu Surabaya," papar Deddy.
PHRI DIY pun berharap okunpasi semakin meningkat sejalan dengan adanya long weekend akhir pekan ini.
"Sekarang, saat ini ya, dari tanggal kemarin, (okupansi) 30 sampai dengan 40%. Ini dimungkinkan akan meningkat. Mulai Jumat, Sabtu, ini reservasinya sedikit agak meningkat," imbuhnya.
Deddy menambahkan, mayoritas wisatawan yang datang ke Jogja sekarang ini memang berasal dari daerah yang saat ini tengah bergejolak akibat gelombang demonstrasi.
"Ada juga yang sekarang stay di Jogja untuk, katanya sih, untuk mengamankan diri dengan keluarganya. Mengajak keluarga-keluarganya untuk datang ke Jogja. Lebih aman, katanya seperti itu," terangnya.
Simak Video "Video: BPS Catat Okupansi Hotel Nasional di Februari Turun 2,24 Persen"
(wsw/wsw)