Banyak yang Ingin Jatuhkan Wisata Bali, PHRI Minta Pemda Serius Tangani Banjir
Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Banyak yang Ingin Jatuhkan Wisata Bali, PHRI Minta Pemda Serius Tangani Banjir

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 17 Sep 2025 09:19 WIB
Banjir merendam kawasan Gang Sri Kahyangan, Berawa, Tibubeneng, Badung, Bali, Senin (15/9/2025) (Fabiola Dianira)
Banjir merendam kawasan Gang Sri Kahyangan, Berawa, Tibubeneng, Badung, Bali, Senin (15/9/2025) (Fabiola Dianira)
Jakarta -

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengingatkan Pemerintah Daerah Bali agar serius menangani banjir demi menjaga citra Pulau Dewata sebagai destinasi wisata dunia. Ketua Umum PHRI, Hariyadi B. Sukamdani, menegaskan bahwa banyak kompetitor ingin menjatuhkan pariwisata Bali, sehingga isu seperti alih fungsi lahan yang menyebabkan banjir tak boleh dibiarkan berlarut.

Hariyadi sepakat dengan mereka yang berpendapat banjir Bali diakibatkan oleh alih fungsi lahan, dari lahan hijau menjadi bangunan beton. Dia mengemukakan perlunya pembenahan tata ruang di wilayah Bali menyusul bencana banjir yang terjadi di Kota Denpasar dan beberapa daerah di Pulau Dewata pada 10 September 2025.

"Kompetitor kita itu kan banyak, yang mau jatuhkan Bali banyak, begitu lho. Jadi harus diupayakan untuk masalah-masalah seperti itu," kata Hariyadi dilansir Antara, Rabu (17/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hariyadi menilai pemerintah daerah di wilayah Bali belum maksimal dalam menangani persoalan yang berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan pariwisata, termasuk masalah kriminalitas, sampah, dan banjir.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi SukamdaniKetua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani (Anisa Indraini/detikcom)

ADVERTISEMENT

Hariyadi meminta Pemda Bali segera bergerak untuk memeriksa kondisi drainase dan memperbaiki masalah tata ruang setelah banjir melanda beberapa bagian wilayah Bali pada Rabu (10/9).

Dia mengatakan bahwa hal-hal yang bisa berisiko memunculkan masalah dalam penyelenggaraan usaha pariwisata, seperti gangguan pasokan air bersih, semestinya segera diatasi.

"Jadi, jangan dilihat bahwa besok juga airnya surut. Enggak begitu, karena yang namanya curah hujan, kita enggak pernah bisa tahu," kata dia.

Dia menekankan pentingnya keseriusan pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkenaan dengan penyelenggaraan usaha pariwisata.

Hariyadi menyebut pengelola hotel dan restoran di Bali yang berada dalam naungan PHRI sudah memperhatikan pembangunan drainase serta fasilitas pendukung kegiatan usaha yang lain sesuai ketentuan.

Dia membenarkan bahwa masih ada wisatawan di Bali yang menghadapi kendala di hotel semasa banjir, tetapi masalah itu sudah bisa diatasi.

PHRI menyampaikan bahwa kejadian bencana seperti banjir bisa berdampak pada kegiatan usaha hotel maupun restoran.

Namun, menurut perhimpunan, banjir yang melanda beberapa bagian Bali tidak sampai berdampak signifikan terhadap kegiatan usaha hotel dan restoran di wilayah tersebut.

Banjir yang melanda Kota Denpasar dan beberapa bagian wilayah Bali pada 10 September 2025 menimbulkan korban jiwa dan kerusakan.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali, bencana itu hingga Senin (15/9) telah menyebabkan 17 orang meninggal dan lima orang hilang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan perlunya pembenahan penanganan sampah dan peningkatan daya dukung lingkungan untuk menekan risiko banjir di wilayah Bali.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads