Kondisi Monumen Gesang di Solo sangat memprihatinkan. Padahal monumen itu merupakan sumbangan orang Jepang yang kagum dengan karya-karya Gesang.
Monumen yang dibangun oleh para pengagum Gesang dari Jepang itu nampak terbengkalai dan tak terawat di dalam Kawasan Solo Safari.
Monumen yang berada di sisi timur Solo Safari itu kondisinya sangat memprihatinkan. Monumen itu tertutupi rumput ilalang yang tumbuh subur di sekelilingnya.
Pantauan di lokasi, Monumen Gesang itu berada di pojok jalan akses keluar. Pengunjung Solo Safari yang ingin melihat Monumen Gesang harus memutar.
Monumen Gesang berada di dekat kantor Perumda Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dan Bengawan Solo Park milik Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS). Saat ini di Monumen Gesang hanya menyisakan patung setengah badan.
Pihak Keluarga Gesang Sayangkan Monumen Tak Dirawat
Terkait dengan kondisi monumen yang memprihatinkan itu, pihak keluarga maestro keroncong Gesang Martohartono sangat menyayangkannya.
Keponakan Gesang, Yani Effendi mengatakan, saat peresmian monumen tersebut tidak hanya patung Gesang saja. Namun lengkap dengan tribune untuk bermain keroncong dan ada ucapan selamat datang dengan tulisan bahasa Indonesia dan Jepang.
Baca juga: Duh, Monumen Gesang Tertutup Ilalang |
"Menyayangkan sekali sebenarnya, kan banyak ilalang ya, cuman patung sendiri sudah nggak ada apa-apa kan. Dulu tribune untuk penonton terus panggung untuk main keroncong sama gazebo, ada tulisan selamat datang juga bahasa Indonesia dan Jepang," terang Yani ditemui di kediamannya di Kampung Kemlayan, Selasa (23/9).
Kondisi ini jelas membuat pihak keluarga kecewa. Ia merasa seperti Gesang sebagai maestro keroncong tak dihargai.
"Ya kita menyayangkan dari pihak keluarga, kok seolah-olah Pak Gesang nggak ada harganya," ungkapnya.
Simak Video "Video: AS-Jepang Teken Kesepakatan Mineral Tanah Jarang, Atasi Dominasi China"
(wsw/wsw)