Industri Kreatif Tak Hanya Produk, tapi Juga Inovasi dan Ide

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Industri Kreatif Tak Hanya Produk, tapi Juga Inovasi dan Ide

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 30 Sep 2025 15:10 WIB
Peserta mengenakan pakaian kreasi pada Gorontalo Karnaval Karawo (GKK) 2025 di Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (27/9/2025). Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar GKK 2025 yang merupakan bagian dari 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dalam upaya promosi kain sulaman Karawo serta pariwisata di daerah itu yang diikuti oleh 39 peserta dari berbagai daerah di Sulawesi. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/sgd
Pesona kain Karawo di Gorontalo (ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin)
Jakarta -

Industri ekonomi kreatif tak hanya seputar produk dan jasa saja, tapi juga ada kreativitas, ide dan inovasi dari para pelakunya.

Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa ekonomi kreatif bukan hanya berbicara tentang produk dan jasa, tetapi juga nilai tambah yang lahir dari ide, kreativitas, dan inovasi.

Pemerintah pun telah menyiapkan panduan berupa keputusan menteri tentang pengembangan desa kreatif sebagai acuan bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden Prabowo menekankan bahwa industri kreatif adalah mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Pembangunan harus dimulai dari desa, dari kabupaten, dan dari daerah, karena di situlah sumber kekuatan ekonomi Indonesia," kata Teuku Riefky, seperti dikutip Antara, Selasa (30/9/2025).

Menekraf pun menyebut Desa Kreatif Tanggilingo di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo sebagai percontohan. Desa kreatif itu merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat pembangunan ekonomi kreatif yang berbasiskan potensi lokal.

ADVERTISEMENT

"Gorontalo memiliki kekayaan budaya, kearifan lokal, dan kemampuan adaptasi masyarakat yang luar biasa. Inilah kekuatan utama yang perlu kita dukung agar desa dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kreatif," ujar Teuku Riefky.

Desa Tanggilingo dipilih jadi desa kreatif karena memiliki potensi di sektor kuliner dengan dukungan tradisi budaya yang kuat. Selain dikenal sebagai pusat sulaman Karawo, desa ini juga memiliki industri kue Karawo yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal.

Menjelang perayaan Idul Fitri, permintaan kue Karawo melonjak tajam, dengan produksi mencapai sekitar 13.000 toples yang dipasarkan tidak hanya di Gorontalo saja, tapi juga ke berbagai daerah di Indonesia.

Pemerintah pun menegaskan akan terus memberikan pendampingan, termasuk pelatihan, promosi, dan akses permodalan bagi pelaku usaha lokal di desa-desa kreatif yang tersebar di Indonesia.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads