Wajah Terharu dan Senyum Lega Warga Lihat Tembok Pembatas GWK Dibongkar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Round Up

Wajah Terharu dan Senyum Lega Warga Lihat Tembok Pembatas GWK Dibongkar

Tim detikBali - detikTravel
Kamis, 02 Okt 2025 15:40 WIB
Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)
Tembok GWK yang bikin warga Ungasan terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Wajah terharu dan senyum lega nampak terlihat dari raut muka warga Ungasan setelah tembok pembatas GWK yang membatasi akses mereka akhirnya dibongkar juga.

Suara palu bertalu-talu yang menghantam dinding beton memecah kesunyian di Banjar Adat Giri Dharma, Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung pada Rabu (1/10) pagi.

Tembok pembatas yang selama setahun terakhir menjadi 'penjara' dan membatasi pergerakan warga Ungasan, kini perlahan mulai dibongkar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para petugas dari manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK), tampak membongkar dinding beton dan tiang-tiang yang menghalangi akses warga.

Wajah haru dan senyum lega pun bercampur aduk saat warga Ungasan keluar dari rumah dan menyaksikan proses pembongkaran itu.

ADVERTISEMENT

Salah satu warga yang terdampak, I Nyoman Tirtayasa, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Selama satu tahun, ia dan ratusan warga lainnya hidup terisolasi akibat akses jalan yang ditutup oleh tembok perimeter GWK.

"Selama setahun kami sangat-sangat merasakan kesengsaraan itu, sangat-sangat menyedihkan," tutur Tirtayasa di sela-sela melihat pembongkaran.

Pria berusia 53 tahun itu bercerita, ada banyak momen sulit yang mereka hadapi. Mulai dari urusan keluarga yang sakit, warga yang meninggal, hingga upacara pernikahan anaknya.

"Jadi, harus keliling lewat semak-semak karena kami tidak punya akses dan tidak punya jalan keluar masuk menuju rumah," ujarnya.

Pembongkaran tembok pagar sejak Rabu pagi tadi merupakan respons dari rekomendasi DPRD Provinsi Bali pada 22 September 2025 dan pertemuan perwakilan manajemen GWK dengan Gubernur Wayan Koster dan Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, Selasa (30/9/2025).

Rekomendasi DPRD Bali tersebut jelas menyatakan, semua tembok yang memblokir akses warga harus dibongkar. Namun, keputusan itu ternyata masih menjadi keraguan bagi sebagian warga.

Tirtayasa menyebut tembok yang dibongkar hanyalah sebatas yang menutup pintu keluar masuk rumah dan beberapa gang, bukan keseluruhan tembok perimeter.

"Kalau senang 100 persen, belum. Ini karena kejelasan ke depannya saya kan belum tahu juga bagaimana untuk ke depannya," ucap warga lainnya yang terdampak, Wayan Suardika (48).

Setali tiga uang dengan pengalaman Tirtayasa, warga lainnya bernama Suardika sampai harus meminjam lahan kosong milik orang lain sebagai akses keluar masuk rumah.

"Aktivitas sangat terganggu," tegasnya.

Kekhawatiran Itu Masih Ada

Baik Tirtayasa maupun Suardika sama-sama memiliki harapan besar. Mereka ingin agar tembok-tembok ini dibongkar secara total sesuai dengan rekomendasi DPRD.

Tembok-tembok itu diharapkan bisa digeser ke area manajemen GWK, bukan menghalangi jalan umum yang selama ini menjadi akses vital bagi warga.

"Konsepnya, awalnya berdiri GWK itu, akan bersinergi dengan masyarakat lokal di sekitar atau lingkungannya untuk sama-sama bisa memajukan taraf hidup perekonomian masyarakat itu sendiri," kata Tirtayasa, mengingatkan kembali janji GWK saat pertama kali dibangun.

Warga Ungasan berharap pemerintah baik dari tingkat desa hingga pusat, dapat menjembatani permasalahan ini dan mengembalikan rasa aman-nyaman kepada mereka. Terutama bagi ratusan warga di sekitar GWK yang sangat terdampak.

--------

Artikel ini telah naik di detikBali.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: GWK di Tangan Swasta, Benarkah Melahirkan Polemik Baru?"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads