Jakarta -
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu besar. Dia menyayangkan bahwa kekayaan itu justru sering diganggu bahkan diinvasi asing.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam pidato upacara HUT TNI ke-80 pada Minggu (5/10/2025). Prabowo mengatakan pihak asing seringkali datang ke Indonesia hanya untuk merenggut kekayaan yang ada di bumi Nusantara.
"Saudara-saudara tak perlu ditutup-tutupi kekayaan alam kita besar, ratusan tahun Nusantara diganggu dan diinvasi oleh kekuatan asing, mereka datang ke kita untuk ambil kekayaan kita," kata Prabowo dalam pidato yang disiarkan virtual, Minggu (5/10/2025), dilansir detikfinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menekankan sampai saat ini masih banyak sekali kekayaan alam yang dicuri, diselundupkan, hingga diambil oleh kekuatan-kekuatan yang tidak bertanggungjawab.
"Sampai detik ini sampai hari ini banyak kekayaan kita yang dicuri, diselundupkan dan diambil oleh kekuatan yang tidak bertanggungjawab," ujar Prabowo.
Prabowo menyatakan kekayaan alam itu seharusnya bisa diselamatkan untuk bisa dikelola bagi kemakmuran rakyat dan pada akhirnya memberantas kemiskinan di Indonesia karena semua orang mendapat berkah kekayaan negara.
"Kekayaan itu sangat penting agar bangsa Indonesia jadi bangsa yang maju, negara modern, dan adil makmur sesuai cita-cita bangsa Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo mengingatkan TNI sebagai pelindung bangsa Indonesia harus tanggap melihat persoalan itu. Dia meminta TNI lebih banyak membantu penegakan hukum dalam rangka menjaga pengelolaan kekayaan negara.
"TNI harus intropeksi diri dengan semua organisasi yang dimiliki TNI harus tanggap, TNI harus bantu penegak hukum, bantu pemerintah daerah dan pusat untuk menjaga kekayaan kita sumber daya alam kita," kata Prabowo.
Betulkah Indonesia begitu kaya? detiktravel merangkum dari berbagai sumber tentang kekayaan Indonesia, termasuk pariwisata dengan keberagamannya.
Saksikan Live DetikPagi:
Produksi Timah RI Peringkat 3 Dunia
Hutan mangrove di Banga Belitung rusak akibat tambang timah ilegal. (detikcom)
|
Belum lama ini Prabowo mencontohkan timah sebagai salah satu kasus kekayaan negara yang diincar asing. Menurutnya, banyak tambang timah ilegal ditemukan di Bangka Belitung yang menyimpan pasokan timah besar dan terkemuka di dunia. Dia mengatakan hasil dari tambang ilegal itu juga hasilnya diselundupkan ke pihak asing di luar negeri.
"Bangka Belitung yang cukup lama menjadi pusat tambang timah terkemuka di dunia. Itu terdapat 1.000 tambang ilegal," ungkap Prabowo di acara Munas VI PKS, Senin (29/9).
Per 1 September 2025, dia memberikan perintah khusus kepada TNI, Polri, dan Bea Cukai untuk membuat operasi besar pemberantasan tambang ilegal di Bangka Belitung. Operasi ini menutup peluang bagi penyelundupan timah ilegal ke luar negeri.
"Menutup yang selama ini hampir 80% hasil timah tiap tahun diselundupkan tiap tahun, 80% timah kita. Kita tutup. Dan selundupnya macam-macam ada yang pakai kapal, pakai feri, sekarang tutup! Semua tidak bisa keluar. Sampan pun tak bisa keluar," kata Prabowo.Menurut Booklet Tambang Timah 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2019 Indonesia memproduksi 78.189 ton timah dengan total cadangan mencapai 800 ribu ton.
Mineral timah di Indonesia tersebar di beberapa daerah yang dinamai dengan The Indonesian Tin Belt. Di Indonesia, timah dapat ditemukan di sejumlah pulau di Bangka Belitung. Bangka Belitung merupakan merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia, bahkan mendominasi 90 persen dari produksi timah nasional. Penambangannya sudah dimulai sejak 1711.
Kemudian, Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat, kemudian Sulawesi Utara utamanya di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Minahasa Utara.
Merujuk U.S. Geological Survey (USGS) pada 2024 produsen timah terbesar dunia adalah China dengan produksi timah sebesar 69.000 metrik ton. Tambang-tambang timah utama China itu berada di provinsi Yunnan, Guangxi, dan Hunan.
Indonesia menempati peringkat kedua negara penghasil timah terbesar di dunia adalah Indonesia. Pada 2024, Indonesia berhasil menghasilkan sekitar 52.000 metrik ton timah. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan estimasi tahun 2023 yang mencapai 69.000 metrik ton.
Urutan ketiga produsen timah dunia adalah Myanmar. Negara itu menempati urutan kedua sebagai negara penghasil timah terbesar di dunia dengan 34.000 metrik ton timah per tahun 2024. Melengkapi lima besar adalah Peru dan Brasil.
Indonesia Raja Nikel
Bekas tambang nikel di Maluku Utara (Andri Saputra/Antara)
|
Berdasarkan laporan U.S. Geological Survey (USGS) 2024, sumber daya nikel di dunia diperkirakan mencapai lebih dari 350 juta ton. Sementara itu, cadangan nikel yang tersebar di seluruh dunia diperkirakan mencapai lebih dari 130 juta ton. Produksi tambang nikel diperkirakan meningkat secara global dari 3,27 juta ton pada 2022 menjadi 3,6 juta ton pada 2023.Berdasarkan Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2022-2027, cadangan dan produksi nikel Indonesia berada di peringkat pertama di dunia atau setara dengan 23% cadangan dunia dan produksi 29% dari cadangan dunia.
Indonesia memiliki total sumber daya nikel sebesar 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam. Indonesia juga masih menyimpan beberapa potensi nikel yang belum dieksplorasi (greenfield) yang dapat dikembangkan, seperti di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
USGS memperkirakan produksi nikel Indonesia pada 2023 mencapai 1,8 juta ton, hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia.
Sebagai runner-up adalah Filipina. Pertambangan nikel di Filipina berada di Palawan dan Mindanao. Berdasarkan data USGS, Filipina diperkirakan memiliki cadangan nikel 4,8 juta ton. Produksi nikel Filipina pada 2023 berada di peringkat kedua terbesar di dunia sebanyak 400.000 ton.
Melengkapi lima besar terdapat Kaledonia Baru yang memiliki nikel dengan volume 230.000 ton pada 2023. USGS mencatat cadangan nikel Kaledonia Baru diestimasi mencapai 7,1 juta ton.
Kemudian, Rusia yang memproduksi nikel 200.000 ton pada 2023. USGS mengestimasi cadangan nikel Rusia mencapai 8,3 juta ton.
Di urutan kelima ada Kanada dengan produksi mencapai 180.000 ton pada 2023. Produksi tersebut meningkat cukup signifikan dibandingkan produksi 2022 yang mencapai 143.000 ton. Sementara itu, potensi cadangan nikel Kanada diperkirakan mencapai 2,2 juta ton
Potensi Pariwisata Unggul dengan Keberagaman
Suasana Pelawangan Gunung Rinjani, Lombok, NTB. (Ahmad Viqi/detikBali).
|
Berdasarkan laporan Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2024 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia mencatatkan kemajuan signifikan dalam sektor pariwisata global.Dalam laporan itu, Indonesia menempati peringkat keβ22 dari 119 negara, naik 10 peringkat dari posisi sebelumnya di urutan keβ32. Capaian ini sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kinerja pariwisata terbaik kedua di kawasan ASEAN, hanya di bawah Singapura, dan mengungguli negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Indonesia unggul karena keberagaman jenis wisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dari berbagai latar belakang, baik yang mencari pengalaman alam, budaya, petualangan, maupun hiburan urban. Keanekaragaman ini menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung kenaikan peringkat Indonesia dalam TTDI 2024.
Beberapa keunggulan utama Indonesia yang diakui dalam laporan TTDI 2024 antara lain:
1. Kebijakan pariwisata yang mendukung dan kompetitif, termasuk kemudahan regulasi, keterbukaan terhadap wisatawan internasional, serta prioritas pemerintah dalam pengembangan sektor ini.
2. Daya saing harga (price competitiveness) yang tinggi, menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang relatif terjangkau, baik dari sisi akomodasi, transportasi, maupun layanan.
3. Kekayaan sumber daya alam, seperti keanekaragaman hayati, lanskap alam yang indah, taman nasional, laut, pegunungan, hingga warisan budaya yang kuat-semuanya menjadi daya tarik utama wisatawan dunia.
4. Komitmen terhadap keberlanjutan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan, di mana Indonesia dinilai memiliki pendekatan yang semakin inklusif terhadap pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
Meskipun demikian, laporan tersebut juga menyoroti beberapa aspek yang masih perlu diperkuat, seperti infrastruktur transportasi lokal, kualitas layanan kesehatan dan kebersihan di kawasan wisata, serta peningkatan kapasitas dan pelatihan sumber daya manusia di sektor pariwisata.
Produksi Batubara Indonesia Peringkat 3 Dunia
Ilustrasi tambang batubara (Iggoy el Fitra/Antara)
|
Merujuk International Energy Agency, produksi batubara dunia pada 2024 mengalami peningkatan sebesar 1,4% dibandingkan 2023, mencapai sekitar 9,15 miliar ton. Kenaikan itu terutama didorong oleh tiga negara produsen terbesar, yaitu China, India, dan Indonesia, yang secara kolektif menyumbang hampir tiga perempat dari total produksi global. China menjadi produsen utama dengan sekitar 4,78 miliar ton atau lebih dari 51% produksi dunia, diikuti oleh India dengan 1,08 miliar ton dan Indonesia yang mencatat produksi sekitar 836 juta ton.
Sementara itu, produksi di negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) justru menurun signifikan hingga 11% akibat turunnya permintaan domestik. Peningkatan produksi di Asia, khususnya di China dan India, sebagian besar disebabkan oleh tingginya permintaan listrik dari sektor industri, sedangkan di Indonesia, pertumbuhan dipacu oleh pasar ekspor.
Produksi Gas Alam Indonesia di Posisi ke-12 Dunia
Ilustrasi gas alam (dok. PGN)
|
Merujuk data Enerdata, produksi gas alam Indonesia ada di urutan ke-12 pada 2024. Yakni, mencapai 72 miliar meter kubik (bcm). Tepat di atas Indonesia adalah Malaysia dengan volume 80 bcm.Juara penghasil gas alam dunia adalah Amerikat Serikat (AS) dengan volume 1.092 bcm, Rusia 706 bcm, dan China 293 bcm.
Cadangan gas alam Indonesia masih cukup besar, terutama di wilayah Kalimantan, Papua, dan Natuna. Proyek besar seperti Tangguh Train 3 (Papua) dan pengembangan di Blok Masela (Maluku) diharapkan meningkatkan kapasitas produksi dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, tantangan struktural seperti infrastruktur pipa yang terbatas dan kebutuhan investasi jangka panjang masih menjadi perhatian utama.
Keanekaragaman Hayati RI Peringkat 3 Dunia
Hutan mangrove di Mentawai (Iggoy el Fitra/Antara)
|
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, menempati peringkat ketiga setelah Brasil dan Kolombia.Merujuk laporan WWF, dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh nusantara, Indonesia memiliki berbagai ekosistem mulai dari hutan hujan tropis, pegunungan, hingga terumbu karang yang kaya akan spesies flora dan fauna unik.
Indonesia menjadi rumah bagi sekitar 10% spesies tumbuhan berbunga dunia, 17% spesies burung, serta 25% spesies mamalia laut. Wilayah laut Indonesia juga termasuk dalam Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), yang merupakan pusat keanekaragaman terumbu karang dunia.
Matahari, Sumber Daya Alam Terbarukan Tersedia Sepanjang Tahun
Listrik dari Atas Air, PLTS Terapung Tambaklorok menghasilkan energi bersih. (Aprillio Akbar/Antara)
|
Matahari merupakan salah satu sumber daya alam terbesar dan terbarukan di Indonesia. Berada di sekitar khatulistiwa, Indonesia menerima intensitas sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, sehingga memiliki potensi besar untuk pengembangan energi surya.Salah satunya dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Saat ini, kapasitas PLTS di Indonesia mencapai sekitar 400-500 megawatt, meskipun kontribusinya terhadap bauran energi listrik nasional masih relatif kecil, yakni sekitar 0,2-0,3 persen.
Pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas PLTS hingga 3,6 gigawatt pada tahun 2030 sebagai bagian dari Rencana Umum Energi Nasional. Pemanfaatan energi surya tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan listrik secara berkelanjutan, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon dan diversifikasi sumber energi nasional.
Bahkan, di beberapa provinsi di Indonesia, energi matahari tersedia dalam jumlah yang lebih melimpah dibandingkan provinsi lainnya, menjadikannya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan. Di antaranya adalah provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, dan sebagian wilayah Papua, yang menerima rata-rata paparan sinar matahari lebih dari 5 kWh/mΒ² per hari sepanjang tahun.
Cadangan Air Tawar Nomor Lima Dunia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan air tawar terbesar di dunia, menempati peringkat keβ5 setelah Brasil, Rusia, Amerika Serikat, dan Kanada (Abdan Syakura/Antara)
|
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan air tawar terbesar di dunia, menempati peringkat keβ5 setelah Brasil, Rusia, Amerika Serikat, dan Kanada. Berdasarkan data dari Faq Aquastat dan World Bank, total volume potensi sumber daya air tawar di Indonesia mencapai sekitar 2.019 km kubik per tahun atau setara dengan 2.019 triliun liter air.Sumber daya air itu mencakup air hujan, aliran sungai, danau, rawa, air tanah, serta air lintas batas yang mengalir ke wilayah Indonesia. Potensi tersebut tersebar di ribuan sungai dan ratusan danau di seluruh nusantara, termasuk sungai besar seperti Kapuas, Mahakam, dan Musi, serta danau-danau besar seperti Danau Toba dan Danau Poso.
Kendati memiliki cadangan air yang sangat besar, tingkat pemanfaatan air tawar Indonesia masih relatif rendah, yakni hanya sekitar 17-20% dari total potensi yang tersedia, akibat tantangan dalam infrastruktur, pengelolaan sumber daya, dan distribusi yang belum merata. Potensi besar ini perlu dikelola dengan baik untuk menjamin ketahanan air nasional, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Indonesia Kaya Ikan Laut dan Ikan Budidya
Nelayan panen ikan di laut (Khalis Surry/Antara)
|
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perikanan terbesar di dunia, baik dari sektor perikanan tangkap di laut maupun perikanan budidaya (akuakultur). Letaknya yang strategis di antara dua samudra dan memiliki lebih dari 17.000 pulau membuat wilayah laut Indonesia sangat luas dan kaya akan sumber daya ikan.Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam produksi perikanan tangkap dan budidaya, berdasarkan laporan FAO (2022). Total produksi perikanan Indonesia (tangkap dan budidaya) melebihi 23 juta ton per tahun.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi lestari sumber daya ikan Indonesia di perairan laut mencapai sekitar 12 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, kapasitas pemanfaatannya dibatasi hingga 80% atau sekitar 9,6 juta ton per tahun untuk menjaga keberlanjutan.
Indonesia juga menjadi produsen perikanan budidaya terbesar kedua di dunia setelah China, dengan komoditas unggulan seperti udang, bandeng, nila, lele, dan rumput laut.
Adapun, komoditas unggulan ikan Indonesia adalah perikanan tangkap mulai dari tuna, cakalang, tongkol, ikan demersal, hingga pelagis kecil. Kemudianperikanan budidaya mulai dari udang vaname, bandeng, nila, lele, hingga rumput laut.
Volume Emas Indonesia Peringkat Keempat
Ilustrasi emas (Getty Images/urzine)
|
Merujuk World Gold Council juara produksi emas dunia adalah China. Negeri Panda itu memproduksi emas terbesar dengan 378 ton per 31 Desember 2023.Rusia menyusul di posisi kedua dengan produksi emas mencapai 321,8 ton. Pada posisi ketiga dan keempat, berturut-turut ada Australia dengan 293,8 ton, kemudian Kanada dengan 191,9 ton.
Di urutan kelima produksi emas terbesar di dunia ditempati Amerika Serikat (AS) dengan 166,7 ton. Kemudian terdapat Ghana di peringkat keenam dunia sekaligus menjadi satu-satunya perwakilan Afrika di daftar sepuluh besar produksi emas terbanyak di dunia per 2023.
Indonesia menempati posisi ke-7 dengan produksi emas mencapai 132,5 ton pada 2023. Peru, Meksiko, dan Uzbekistan melengkapi 10 besar.
Belum lama ini Prabowo mencontohkan timah sebagai salah satu kasus kekayaan negara yang diincar asing. Menurutnya, banyak tambang timah ilegal ditemukan di Bangka Belitung yang menyimpan pasokan timah besar dan terkemuka di dunia. Dia mengatakan hasil dari tambang ilegal itu juga hasilnya diselundupkan ke pihak asing di luar negeri."Bangka Belitung yang cukup lama menjadi pusat tambang timah terkemuka di dunia. Itu terdapat 1.000 tambang ilegal," ungkap Prabowo di acara Munas VI PKS, Senin (29/9).Per 1 September 2025, dia memberikan perintah khusus kepada TNI, Polri, dan Bea Cukai untuk membuat operasi besar pemberantasan tambang ilegal di Bangka Belitung. Operasi ini menutup peluang bagi penyelundupan timah ilegal ke luar negeri."Menutup yang selama ini hampir 80% hasil timah tiap tahun diselundupkan tiap tahun, 80% timah kita. Kita tutup. Dan selundupnya macam-macam ada yang pakai kapal, pakai feri, sekarang tutup! Semua tidak bisa keluar. Sampan pun tak bisa keluar," kata Prabowo.Menurut Booklet Tambang Timah 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2019 Indonesia memproduksi 78.189 ton timah dengan total cadangan mencapai 800 ribu ton.
Mineral timah di Indonesia tersebar di beberapa daerah yang dinamai dengan The Indonesian Tin Belt. Di Indonesia, timah dapat ditemukan di sejumlah pulau di Bangka Belitung. Bangka Belitung merupakan merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia, bahkan mendominasi 90 persen dari produksi timah nasional. Penambangannya sudah dimulai sejak 1711.
Kemudian, Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat, kemudian Sulawesi Utara utamanya di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Minahasa Utara.
Merujuk U.S. Geological Survey (USGS) pada 2024 produsen timah terbesar dunia adalah China dengan produksi timah sebesar 69.000 metrik ton. Tambang-tambang timah utama China itu berada di provinsi Yunnan, Guangxi, dan Hunan.
Indonesia menempati peringkat kedua negara penghasil timah terbesar di dunia adalah Indonesia. Pada 2024, Indonesia berhasil menghasilkan sekitar 52.000 metrik ton timah. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan estimasi tahun 2023 yang mencapai 69.000 metrik ton.
Urutan ketiga produsen timah dunia adalah Myanmar. Negara itu menempati urutan kedua sebagai negara penghasil timah terbesar di dunia dengan 34.000 metrik ton timah per tahun 2024. Melengkapi lima besar adalah Peru dan Brasil.
Berdasarkan laporan U.S. Geological Survey (USGS) 2024, sumber daya nikel di dunia diperkirakan mencapai lebih dari 350 juta ton. Sementara itu, cadangan nikel yang tersebar di seluruh dunia diperkirakan mencapai lebih dari 130 juta ton. Produksi tambang nikel diperkirakan meningkat secara global dari 3,27 juta ton pada 2022 menjadi 3,6 juta ton pada 2023.
Berdasarkan Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2022-2027, cadangan dan produksi nikel Indonesia berada di peringkat pertama di dunia atau setara dengan 23% cadangan dunia dan produksi 29% dari cadangan dunia.
Indonesia memiliki total sumber daya nikel sebesar 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam. Indonesia juga masih menyimpan beberapa potensi nikel yang belum dieksplorasi (greenfield) yang dapat dikembangkan, seperti di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
USGS memperkirakan produksi nikel Indonesia pada 2023 mencapai 1,8 juta ton, hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia.
Sebagai runner-up adalah Filipina. Pertambangan nikel di Filipina berada di Palawan dan Mindanao. Berdasarkan data USGS, Filipina diperkirakan memiliki cadangan nikel 4,8 juta ton. Produksi nikel Filipina pada 2023 berada di peringkat kedua terbesar di dunia sebanyak 400.000 ton.
Melengkapi lima besar terdapat Kaledonia Baru yang memiliki nikel dengan volume 230.000 ton pada 2023. USGS mencatat cadangan nikel Kaledonia Baru diestimasi mencapai 7,1 juta ton.
Kemudian, Rusia yang memproduksi nikel 200.000 ton pada 2023. USGS mengestimasi cadangan nikel Rusia mencapai 8,3 juta ton.
Di urutan kelima ada Kanada dengan produksi mencapai 180.000 ton pada 2023. Produksi tersebut meningkat cukup signifikan dibandingkan produksi 2022 yang mencapai 143.000 ton. Sementara itu, potensi cadangan nikel Kanada diperkirakan mencapai 2,2 juta ton
Berdasarkan laporan Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2024 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia mencatatkan kemajuan signifikan dalam sektor pariwisata global.
Dalam laporan itu, Indonesia menempati peringkat keβ22 dari 119 negara, naik 10 peringkat dari posisi sebelumnya di urutan keβ32. Capaian ini sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kinerja pariwisata terbaik kedua di kawasan ASEAN, hanya di bawah Singapura, dan mengungguli negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Indonesia unggul karena keberagaman jenis wisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dari berbagai latar belakang, baik yang mencari pengalaman alam, budaya, petualangan, maupun hiburan urban. Keanekaragaman ini menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung kenaikan peringkat Indonesia dalam TTDI 2024.
Beberapa keunggulan utama Indonesia yang diakui dalam laporan TTDI 2024 antara lain:
1. Kebijakan pariwisata yang mendukung dan kompetitif, termasuk kemudahan regulasi, keterbukaan terhadap wisatawan internasional, serta prioritas pemerintah dalam pengembangan sektor ini.
2. Daya saing harga (price competitiveness) yang tinggi, menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang relatif terjangkau, baik dari sisi akomodasi, transportasi, maupun layanan.
3. Kekayaan sumber daya alam, seperti keanekaragaman hayati, lanskap alam yang indah, taman nasional, laut, pegunungan, hingga warisan budaya yang kuat-semuanya menjadi daya tarik utama wisatawan dunia.
4. Komitmen terhadap keberlanjutan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan, di mana Indonesia dinilai memiliki pendekatan yang semakin inklusif terhadap pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
Meskipun demikian, laporan tersebut juga menyoroti beberapa aspek yang masih perlu diperkuat, seperti infrastruktur transportasi lokal, kualitas layanan kesehatan dan kebersihan di kawasan wisata, serta peningkatan kapasitas dan pelatihan sumber daya manusia di sektor pariwisata.
Merujuk International Energy Agency, produksi batubara dunia pada 2024 mengalami peningkatan sebesar 1,4% dibandingkan 2023, mencapai sekitar 9,15 miliar ton. Kenaikan itu terutama didorong oleh tiga negara produsen terbesar, yaitu China, India, dan Indonesia, yang secara kolektif menyumbang hampir tiga perempat dari total produksi global.
China menjadi produsen utama dengan sekitar 4,78 miliar ton atau lebih dari 51% produksi dunia, diikuti oleh India dengan 1,08 miliar ton dan Indonesia yang mencatat produksi sekitar 836 juta ton.
Sementara itu, produksi di negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) justru menurun signifikan hingga 11% akibat turunnya permintaan domestik. Peningkatan produksi di Asia, khususnya di China dan India, sebagian besar disebabkan oleh tingginya permintaan listrik dari sektor industri, sedangkan di Indonesia, pertumbuhan dipacu oleh pasar ekspor.
Merujuk data Enerdata, produksi gas alam Indonesia ada di urutan ke-12 pada 2024. Yakni, mencapai 72 miliar meter kubik (bcm). Tepat di atas Indonesia adalah Malaysia dengan volume 80 bcm.
Juara penghasil gas alam dunia adalah Amerikat Serikat (AS) dengan volume 1.092 bcm, Rusia 706 bcm, dan China 293 bcm.
Cadangan gas alam Indonesia masih cukup besar, terutama di wilayah Kalimantan, Papua, dan Natuna. Proyek besar seperti Tangguh Train 3 (Papua) dan pengembangan di Blok Masela (Maluku) diharapkan meningkatkan kapasitas produksi dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, tantangan struktural seperti infrastruktur pipa yang terbatas dan kebutuhan investasi jangka panjang masih menjadi perhatian utama.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, menempati peringkat ketiga setelah Brasil dan Kolombia.
Merujuk laporan WWF, dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh nusantara, Indonesia memiliki berbagai ekosistem mulai dari hutan hujan tropis, pegunungan, hingga terumbu karang yang kaya akan spesies flora dan fauna unik.
Indonesia menjadi rumah bagi sekitar 10% spesies tumbuhan berbunga dunia, 17% spesies burung, serta 25% spesies mamalia laut. Wilayah laut Indonesia juga termasuk dalam Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), yang merupakan pusat keanekaragaman terumbu karang dunia.
Matahari merupakan salah satu sumber daya alam terbesar dan terbarukan di Indonesia. Berada di sekitar khatulistiwa, Indonesia menerima intensitas sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, sehingga memiliki potensi besar untuk pengembangan energi surya.
Salah satunya dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Saat ini, kapasitas PLTS di Indonesia mencapai sekitar 400-500 megawatt, meskipun kontribusinya terhadap bauran energi listrik nasional masih relatif kecil, yakni sekitar 0,2-0,3 persen.
Pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas PLTS hingga 3,6 gigawatt pada tahun 2030 sebagai bagian dari Rencana Umum Energi Nasional. Pemanfaatan energi surya tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan listrik secara berkelanjutan, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon dan diversifikasi sumber energi nasional.
Bahkan, di beberapa provinsi di Indonesia, energi matahari tersedia dalam jumlah yang lebih melimpah dibandingkan provinsi lainnya, menjadikannya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan. Di antaranya adalah provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, dan sebagian wilayah Papua, yang menerima rata-rata paparan sinar matahari lebih dari 5 kWh/mΒ² per hari sepanjang tahun.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan air tawar terbesar di dunia, menempati peringkat keβ5 setelah Brasil, Rusia, Amerika Serikat, dan Kanada. Berdasarkan data dari Faq Aquastat dan World Bank, total volume potensi sumber daya air tawar di Indonesia mencapai sekitar 2.019 km kubik per tahun atau setara dengan 2.019 triliun liter air.
Sumber daya air itu mencakup air hujan, aliran sungai, danau, rawa, air tanah, serta air lintas batas yang mengalir ke wilayah Indonesia. Potensi tersebut tersebar di ribuan sungai dan ratusan danau di seluruh nusantara, termasuk sungai besar seperti Kapuas, Mahakam, dan Musi, serta danau-danau besar seperti Danau Toba dan Danau Poso.
Kendati memiliki cadangan air yang sangat besar, tingkat pemanfaatan air tawar Indonesia masih relatif rendah, yakni hanya sekitar 17-20% dari total potensi yang tersedia, akibat tantangan dalam infrastruktur, pengelolaan sumber daya, dan distribusi yang belum merata. Potensi besar ini perlu dikelola dengan baik untuk menjamin ketahanan air nasional, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perikanan terbesar di dunia, baik dari sektor perikanan tangkap di laut maupun perikanan budidaya (akuakultur). Letaknya yang strategis di antara dua samudra dan memiliki lebih dari 17.000 pulau membuat wilayah laut Indonesia sangat luas dan kaya akan sumber daya ikan.
Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam produksi perikanan tangkap dan budidaya, berdasarkan laporan FAO (2022). Total produksi perikanan Indonesia (tangkap dan budidaya) melebihi 23 juta ton per tahun.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi lestari sumber daya ikan Indonesia di perairan laut mencapai sekitar 12 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, kapasitas pemanfaatannya dibatasi hingga 80% atau sekitar 9,6 juta ton per tahun untuk menjaga keberlanjutan.
Indonesia juga menjadi produsen perikanan budidaya terbesar kedua di dunia setelah China, dengan komoditas unggulan seperti udang, bandeng, nila, lele, dan rumput laut.
Adapun, komoditas unggulan ikan Indonesia adalah perikanan tangkap mulai dari tuna, cakalang, tongkol, ikan demersal, hingga pelagis kecil. Kemudianperikanan budidaya mulai dari udang vaname, bandeng, nila, lele, hingga rumput laut.
Merujuk World Gold Council juara produksi emas dunia adalah China. Negeri Panda itu memproduksi emas terbesar dengan 378 ton per 31 Desember 2023.
Rusia menyusul di posisi kedua dengan produksi emas mencapai 321,8 ton. Pada posisi ketiga dan keempat, berturut-turut ada Australia dengan 293,8 ton, kemudian Kanada dengan 191,9 ton.
Di urutan kelima produksi emas terbesar di dunia ditempati Amerika Serikat (AS) dengan 166,7 ton. Kemudian terdapat Ghana di peringkat keenam dunia sekaligus menjadi satu-satunya perwakilan Afrika di daftar sepuluh besar produksi emas terbanyak di dunia per 2023.
Indonesia menempati posisi ke-7 dengan produksi emas mencapai 132,5 ton pada 2023. Peru, Meksiko, dan Uzbekistan melengkapi 10 besar.
(fem/fem)
Simak Video "Video Prabowo: TNI Harus Intropeksi Diri, Bantu Penegak Hukum"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Polisi Mediasi